Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Senayan, Solo
Tokoh Terkait
![Sudibyo](/images/default-avatar.png)
Sudibyo
Jelang 21 Tahun Bertakhta, Begini Perjalanan PB XIII sebagai Raja Keraton Solo
Espos.id
Jenis Media: Solopos
![Jelang 21 Tahun Bertakhta, Begini Perjalanan PB XIII sebagai Raja Keraton Solo](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2023/02/TARI-BEDHAYA-KETAWANG-2.jpg?quality=60)
Esposin, SOLO -- Acara Tingalan Jumenengan Dalem atau peringatan kenaikan takhta Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono atau PB XIII, menjadi salah satu dari enam agenda utama Calendar Event Kota Solo pada Januari 2025.
Sesuai Calendar of Cultural Event Solo 2025 yang dirilis Pemkot Solo, acara tersebut bakal digelar pada 25 Januari 2025 di Kompleks Keraton Solo, Kelurahan Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo.
Belum ada informasi mendetail apa saja acara yang akan digelar Keraton Solo pada upacara tingalan jumenengan yang ke-21 tersebut. Dari catatan Espos pada Tingalan Jumenengan Raja Keraton Solo PB XIII tahun 2023 lalu, acara diawali ketika PB XIII duduk di dampar kencana atau singgasana raja.
Setelah itu dilanjutkan tarian Bedhaya Ketawang sebagai persembahan inti dalam prosesi jumenengan. Kerabat Keraton Solo, KP Edi Wirabhumi, saat itu, menjelaskan tarian Bedhaya Ketawang diperagakan selama kurang lebih satu jam.
Tarian ini menjadi salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Keraton Solo. "Tingalan Dalem Jumenengan, sajian utamanya tarian Bedhaya Ketawang, nanti selesai, juga ada kirab," ucap dia kala itu.
Perjalanan Naik Takhta PB XIII
PB XIII yang lahir pada 28 Juni 1948 bertakhta sebagai Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo sejak 10 September 2004. Ia meneruskan kepemimpinan ayahnya, PB XII, yang wafat pada 11 Juni 2004.
Perjalanan PB XIII naik takhta tidaklah mulus. Pangkal persoalannya, hingga tutup usia, PB XII tidak menunjuk putra mahkota yang bakal meneruskan takhtanya. PB XII juga diketahui tidak memiliki permaisuri.
Maka ketika PB XII wafat, dua putranya yang berbeda ibu yakni KGPH Hangabehi dan KGPH Tedjowulan saling mengklaim dan berebut takhta. Putra-putri PB XII yang berjumlah 35 orang dari enam orang istri terpecah.
Mengenai jumlah putra dan putri PB XII ini ada perbedaan informasi antara literatur satu dengan lainnya. Laman wikipedia menyebut 35 anak yang terdiri atas 15 putra dan 20 putri. Sedangkan situs https://www.royalark.net/Indonesia/solo menyebut ada 37 anak yang terdiri atas 16 putra dan 21 putri.
Sebagian putra-putri PB XII menobatkan Tedjowulan sebagai raja Keraton Solo bergelar Paku Buwono XIII pada 31 Agustus 2004 di Sasana Purnama, Badran, Kottabarat, Solo, rumah milik pengusaha BRAy Mooryati Sudibyo.
Hal itu bertentangan dengan keputusan rapat Forum Komunikasi Putra-Putri (FKPP) Paku Buwana XII pada 10 Juli 2004 yang menetapkan putra tertua PB XII, yakni KGPH Hangabehi sebagai raja selanjutnya. Rapat yang sama memutuskan upacara jumenengan atau penobatan pada 10 September 2004.
Pada awal September 2004, terjadi keributan saat Tedjowulan dan pendukungnya menyerbu dan mendobrak pintu Keraton Solo. Akibat penyerbuan itu beberapa orang kerabat Keraton dan abdi dalem mengalami luka-luka.
Tedjowulan dan pengikutnya dilaporkan ke polisi atas tudingan perusakan cagar budaya Keraton Solo. Pada akhirnya penobatan KGPH Hangabehi sebagai raja Keraton Solo bergelar Paku Buwono XIII berlangsung sesuai jadwal 10 September 2004.
Sementara dari luar tembok istana, Tedjowulan yang juga mengklaim gelar Paku Buwono XIII terus melakukan perlawanan. Hal itu berlangsung hampir delapan tahun sebelum akhirnya terjadi rekonsiliasi pada 25 Mei 2012.
Tedjowulan mengakui PB XIII Hangabehi sebagai raja yang sah di Keraton Solo. Pengakuan dan rekonsiliasi ini dituangkan hitam di atas putih dan ditandatangani pihak-pihak terkait di Gedung DPR Senayan, Jakarta, pada 4 Juni 2012.
Dalam rekonsiliasi itu KGPH Tedjowulan menyatakan bersedia melepas gelar PB XIII dan selanjutnya mendapat gelar Kanjeng Gusti Pangeran Harya Panembahan Agung (KGPHPA). Tedjowulan juga menghadiri upacara Tingalandalem Jumenengan ke-8 PB XIII pada 15 Juni 2012.
Dalam acara itu, Tedjowulan sungkem di hadapan Paku Buwana XIII sebagai bentuk permohonan maaf. Sejak itu, konflik dua raja kembar di Keraton Solo berakhir.
Mengangkat Putra Mahkota
Pada 27 Februari 2022, bersamaan dengan tingalan jumenengan dalem ke-18, PB XIII menobatkan putranya KGPH Puruboyo sebagai putra mahkota yang kelak akan menggantikan dirinya sebagai raja Keraton Solo.
Pangeran Puruboyo yang masih berusia 20-an tahun memiliki seorang kakak laki-laki yakni KGPH Mangkubumi. Lima saudara lainnya semua perempuan.
Pada momen yang sama, PB XIII juga menetapkan istrinya, Asih Winarni, yang juga ibu dari KGPH Puruboyo, sebagai permaisuri dengan gelar GKR Paku Buwono XIII.
Revitalisasi Keraton Solo
Situasi Keraton Solo sepanjang 2023-2024 relatif damai. Hal ini memberikan jalan untuk proses revitalisasi bangunan Keraton Solo yang sudah lama dinantikan. Revitalisasi dimulai dengan penataan Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan (Kidul).
Revitalisasi dua alun-alun itu sudah selesai dan dibuka untuk umum pada 3 November 2024 lalu yang ditandai dengan kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dari catatan Espos, proyek revitalisasi Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan Keraton Solo menelan anggaran senilai kurang lebih Rp35 miliar.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Tengah (BPPWJT), Kuswara, seusai rapat persiapan penataan kawasan Keraton Solo di Solo, Rabu (26/7/2023), mengatakan proyek tersebut dikerjakan dengan anggaran tahun jamak atau multiyears pada 2023 dan 2024.
“Anggaran yang digunakan untuk proyek revitalisasi alun-alun sekitar Rp35 miliar. Kurang lebih nilainya. Dana dari APBN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” kata dia.
Setelah penataan dua alun-alun, revitalisasi ditargetkan berlanjut ke area dalam Keraton Solo pada tahun ini, utamanya bangunan Panggung Sangga Buwana yang sudah rusak di beberapa bagian.
Sentimen: neutral (0%)