Esposin, SOLO -- Perseteruan antara Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI), Joko Widodo atau Jokowi, dengan sejumlah elite DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP diprediksi masih mewarnai dan memanaskan suhu politik ada awal tahun 2025.

Perseteruan tersebut merupakan kelanjutan dari perseteruan yang terjadi dan meruncing sepanjang 2024 seiring tahun politik. Pendapat itu disampaikan Psikolog Politik UNS Solo, Moh Abdul Hakim, saat diwawancarai Espos, Rabu (1/1/2025).

Menurut dia, setidaknya konflik antara sejumlah elite PDIP dengan Jokowi akan berlangsung hingga Kongres PDIP. Apakah konflik tersebut akan terus berlangsung pascakongres atau tidak, sangat bergantung kepada hasil dari kongres itu sendiri.

"Saya membaca 2025 akan menjadi momen suksesi kepemimpinan partai-partai politik, terutama PDIP. Adanya ketegangan antara Mega [Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri] dan Jokowi, itu saya prediksi bakal cukup signifikan untuk mendorong adanya suksesi kepemimpinan di PDIP," ujar dia.

Abdul Hakim melihat PDIP telah merasakan pengalaman pahit sepanjang 2024 yang merupakan imbas dari perseteruan dengan Jokowi. Tiga kali kalah dalam pertarungan politik tahun lalu sangat merugikan PDIP. Padahal konflik dengan Jokowi tidak semua melibatkan elite.

"Elite PDIP yang berseteru dengan Jokowi kan tidak semua. Saya melihat tokoh-tokoh kunci yang ngotot seperti misalnya Hasto [Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto] juga Mega. Tapi di sisi lain ada faksi-faksi PDIP yang lebih memilih mencari rekonsiliasi seperti Puan, Bambang Pacul," ungkap dia.

Abdul Hakim memprediksi mereka akan bertarung dalam suksesi kepemimpinan PDIP saat Kongres nanti. Apalagi Hasto Kristiyanto sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap Harun Masiku. Ada angin segar bagi pihak yang menginginkan rekonsiliasi dengan Jokowi.

"Saya yakin dua faksi ini akan bertarung di internal PDIP. Dengan Hasto resmi tersangka itu akan memberikan angin segar bagi pihak-pihak yang menginginkan rekonsiliasi," tutur dia.