Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Boyolali, Dukuh, Magelang, Pasuruan, Solo
Sopir Bingung, Begini Kronologi Truk Tak Kuat Nanjak di Irung Petruk Boyolali
Espos.id
Jenis Media: Solopos
![Sopir Bingung, Begini Kronologi Truk Tak Kuat Nanjak di Irung Petruk Boyolali](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2025/01/20250101134808-whatsapp-image-2025-01-01-at-121747.jpeg?quality=60)
Esposin, BOYOLALI -- Sopir truk bermuatan air mineral seberat 27 ton yang berhenti melintang di jalan lantaran tak kuat menanjak di tikungan tajam tepat di atas Irung Petruk, Genting, Cepogo, Boyolali, Rabu (1/1/2025) pagi, disebut sempat bingung mengikuti petunjuk arah Google Maps.
Akibat kejadian itu, sempat terjadi kepadatan arus kendaraan menuju arah Selo dan baru sekitar pukul 12.00 WIB kepadatan berkurang karena kendaraan dialihkan lewat jalur alternatif.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Boyolali, Iptu Budi Purnomo, menyampaikan truk membawa muatan air mineral dan susu kemasan itu melintas dan tak kuat menanjak di atas tikungan Irung Petruk sekitar pukul 04.30 WIB.
Budi mengatakan kendaraan yang membawa muatan dari Jawa Timur itu berjalan dari arah Solo menuju ke Magelang. “Dia lewat Selo itu ikut Google Maps karena jaraknya lebih dekat. Tapi sopir tidak tahu medan sama sekali, belum pernah lewat sini,” jelas dia kepada Espos di lokasi kejadian.
Setelah masuk wilayah Cepogo dan jalurnya naik, sopir sempat bingung setiba di bawah tikungan Irung Petruk, Boyolali. Sopir sempat bertanya kepada warga jalan mana yang bisa putar balik lalu diarahkan untuk naik ke Cepogo Cheese Park.
“Dengan muatan 27 ton, belum sempat di atas, enggak kuat nanjak lalu kendaraan berjalan mundur, berhenti, lalu menutup separuh jalan. Satu lajur masih bisa dilalui,” kata dia.
Ia mengatakan ini merupakan kejadian kedua kendaraan tidak kuat menanjak di kawasan Irung Petruk, Boyolali, dalam kurun waktu sepekan. Kejadian serupa sebelumnya terjadi pada Selasa (24/12/2024).
Budi meminta para pengendara untuk selalu mengecek rute sebelum melalui terlebih pengendara kendaraan berat. Budi juga mengatakan kendaraan harus paham betul bahwa jalur Solo-Selo-Boyolali dengan karakter menanjak, berkelok tajam, dan menurun.
“Selama ini untuk pengemudi kendaraan berat, banyak korban dari Google Maps. Seperti kejadian pekan lalu juga korban Google Maps. Memang jaraknya dari Solo ke Magelang kalau di map lebih dekat lewat Selo daripada Jogja atau Bawen,” kata dia.
Pengalihan Arus Lalu Lintas
Ia mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, Satlantas harus mengalihkan lalu lintas kendaraan roda empat ke jalur lain. Kepolisian sempat memberlakukan buka tutup arus satu lajur, lalu untuk memperlancar evakuasi, akhirnya jalan dibersihkan.
“Roda empat dari bawah kami alihkan dari Pasar Cepogo ke timur, kalau ke Selo lewat Pantaran. Kalau yang dari atas, kami lewatkan Dukuh Genting ke selatan, jadi lewat kampung,” kata dia.
Budi mengatakan muatan truk akan dikosongkan terlebih dahulu. Lalu, evakuasi akan dilakukan dengan truk derek menggendong truk tersebut atau dari atas berjalan mundur. Ia mengungkap sebenarnya truk dengan sumbu tiga dengan beban berat tidak masuk tonase untuk lewat jalur tersebut.
“Dengan kejadian seperti ini, kami akan berkoordinasi dengan forum komunikasi lalu lintas, ada satlantas, dinas perhubungan, PU, akan berkoordinasi dan kami minta agar dipasang rambu tonase yang boleh naik berapa,” kata dia.
Salah satu warga sekitar Irung Petruk, Umar, menyampaikan peristiwa truk tak kuat menanjak di sekitar tikungan Irung Petruk, Boyolali, itu terjadi sekitar pukul 05.00 WIB. Saat itu ia hendak ke Pasar Cepogo dan sempat berpapasan dengan truk tersebut.
Saat kembali di jalan tersebut, truk sudah dalam posisi melintang di jalan. "Tadi saya papasan pas mau ke jalan, kata sopirnya ya enggak kuat nanjak begitu, kampasnya habis," kata dia berbincang dengan Espos di lokasi.
Ia mengatakan dari keterangan sopir truk, muatannya akan dibawa ke Magelang dari Pasuruan. Muatan truk tersebut beratnya sekitar 27 ton. Umar mengatakan sopir mengandalkan Google Maps saat kejadian. Padahal, jalan yang dilalui berkelok dan naik tajam.
"Enggak tahu ternyata ada muatan, biasanya kalau enggak ada muatan ya bisa. Ini ada muatan biasanya belum nyampai sini, baru di Irung Petruk sudah enggak kuat. Ini malah di atas Irung Petruk pas," kata dia.
Sentimen: neutral (0%)