Esposin, SOLO — Sinusitis adalah peradangan pada jaringan sinus yang menyebabkan pembengkakan dan peningkatan produksi lendir. Sedangkan sinus adalah rongga di dahi, pipi, dan hidung yang biasanya terisi udara.

Pada saat seseorang mengalami sinusitis, rongga yang seharusnya hanya terisi udara tersebut terisi cairan (nanah). Dokter spesialis di RS JIH Solo, dr. Netty Widiandari Sp. THT-KL mengatakan gejala sinusitis yang dirasakan antara lain hidung mampet seperti flu, ada lendir yang berbau, ada lendir kuning, nyeri dahi sampai ke belakang kepala.
Ia menjelaskan bahwa sinusitis ada dua, yakni sinusitis akut dan sinusitis kronik.

Sinusitis akut itu berarti terjadi dalam waktu yang relatif masih baru, misalnya tiga hari, sepekan, sampai tiga bulan. Sedangkan sinusitis kronik adalah sinusitis yang terjadi lebih dari tiga bulan.

Sinusitis akut harus segera dituntaskan agar tidak berubah menjadi sinusitis kronik. “Jadi kalau sinusitis kronik itu dapat terjadi sinusitis akut yang pengobatannya tidak tuntas, sehingga jadi lanjut penyakitnya,” ujarnya kepada Espos.id.

Apa yang akan terjadi jika sinusitis dibiarkan, dr. Netty mengatakan risikonya sangat besar sampai ke komplikasi, bahkan ke mata hingga menyebabkan kebutaan.

“Kalau sinusitis dibiarkan, risikonya bisa terjadi komplikasi sampai ke mata. Bisa jadi kebutaan karena sinusitis. Saya pernah menemui pasien seperti itu. Jadi sinusitis itu enggak suatu hal yang ringan,” papar dr. Netty.

Solusi dalam mengatasi sinusitis, untuk yang belum parah bisa dilakukan pengobatan/medikamentosa oleh dokter dengan pemberian antibiotik, anti inflamasi. Pengobatan ini untuk sinusitis akut. Sedangkan untuk sinusitis kronik bisa dilakukan dengan cuci hidung agar  lendir bisa encer dan keluar. Untuk sakit kepalanya diberikan obat anti nyeri.

“Untuk pengobatan akut perlu antibiotik untuk mencegah perkembangan kuman. Dan kalau sinusitis tidak bisa ditangani dengan obat, maka akan ada tindakan lanjutan seperti rontgen, ct scan, hingga operasi,” imbuhnya.