Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Ayam, Ular, Ular piton
Kab/Kota: Dukuh, Sragen
Kasus: kebakaran
Habitat Rusak Jadi Penyebab Ular Berkeliaran ke Permukiman Warga di Sragen
Espos.id
Jenis Media: Solopos
![Habitat Rusak Jadi Penyebab Ular Berkeliaran ke Permukiman Warga di Sragen](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2024/12/20241231141736-31evakuasi-ular-pitob.jpg?quality=60)
Esposin, SRAGEN--Banyaknya ular piton berkeliaran di permukiman warga di Sragen diduga karena habitat satwa melata itu telah rusak dan mereka kesulitan mencari makan di alam liar. Selama dua hari terakhir ada empat ekor ular piton yang ditangkap Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sragen. Salah satu ular itu sudah memangsa dua ekor ayam milik warga di Dukuh Taskerep, Desa Plumbon, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Selasa (31/12/2024).
Empat ekor ular itu ditemukan di minimarket Nglorog, Sragen; di kandang ayam milik warga Kedungrancang, Desa Bener, Ngrampal, Sragen; di kandang ayam milik warga Kedunguter, Desa Soko, Miri, Sragen; dan terakhir di kandang ayam milik warga Dukuh Taskerep, Desa Plumbon, Sambungmacan, Sragen.
Pegiat Forum Sragen Snake Rescue, Lanjar Purbowo, kepada Espos id, Selasa, menjelaskan banyaknya ular piton yang masuk ke permukiman warga itu disebabkan rusaknya habitat ular tersebut dan tempat persembunyiannya tergenang air saat musim penghujan. Dia menyampaikan hujan dengan intensitas tinggi membuat banyak tepian sungai yang biasa jadi sarang ular longsor.
"Dengan sarang yang rusak maka tempat sembunyi ular tidak ada. Di sisi lain sumber makanan ular di sungai atau alam liar semakin habis, utamanya di tepian sungai, sehingga ular-ular itu masuk ke permukiman untuk mencari mangsa," ujar Lanjar.
Dia mengatakan perkembangbiakan ular belakang cukup pesat karena didukung cuaca selama tiga tahun terakhir. Cuaca yang mendukung, kata dia, membuat telur-telur ular menetas dengan sempurna. Dia melihat predator telur ular dan peranakan ular jarang ditemukan di tepian sungai karena ulah manusia sendiri.
Dia menyatakan habitat ular piton itu ada di tepian sungai yang banyak rumpun bambunya atau kebun yang rimbun dan jarang dijamah aktivitas manusia. Dia menyatakan akhir-akhur ini juga banyak ditemukan ular di lingkungan perkotaan karena ular nyaman di situ. Dia mengungkapkan ular lebih mudah mendapat makanan di kota, seperti di Pasar Kota yang didukung adanya gorong-gorong dan banyak tikus yang besar-besar menjadi makanan ular.
Kasus terakhir temuan ular terjadi di Dukuh Taskerep, Desa Plumbon, Sambungmacan, Sragen, pada Selasa siang. Ular di kediaman Suparmin, 42, itu sempat memangsa dua ekor ayam dan bersembunyi di dalam kandang ayam.
Temuan ular kali pertama diketahui Suparmin sendiri saat hendak memberi pakan ayam-ayam. Dia dikejutkan dengan adanya ular melingkar di dalam kandang ayamnya. Saat itu juga, Suparmin menghubungi petugas Damkar Sragen untuk meminta bantuan evakuasi. Dia tidak tahu asal muasal ular jenis piton itu.
Tim Damkar Satpol PP Sragen dibawah koordinasi Kasi Pemadaman dan Penyelamatan Bidang Damkar Satpol PP Sragen Anton Sujarwo. Dia menyampaikan petugas Damkar mendapat aduan terkait temuan ular dari Desa Plumbon, Sambungmacan. Di bersama timnya ke lokasi dan hanya butuh waktu 10 menit untuk evakuasi ular sepanjang 2,5 meter itu.
"Ular itu di kandang ayam. Pintu kandangnya kecil sehingga menyulitkan petugas untuk menangkap ular. Kalau dilihat dari perutnya, ular itu sudah makan dua ekor ayam milik warga. Saat kondisi kenyang cukup mudah menangkapnya. Ular ini dibawa ke Mako Damkar dan selanjutnya akan dirilis ke hutan yang jauh dari permukiman," jelas dia.
Sentimen: neutral (0%)