Espos.id, JAKARTA - Tidak faktor besar yang mampu memberikan perubahan siginifikan terhadap pergerakan kurs atau market mover pada akhir tahun ini. Penilaian tersebut disampaikan pengamat pasar uang Ariston Tjendra. 

“Pasar mungkin masih mempertimbangkan potensi market mover tahun depan yang bisa mendorong penguatan dollar,” ujarnya, Jumat (27/12/2024).

Beberapa faktor yang berpeluang memperkuat dollar AS antara lain kebijakan dari Presiden Terpilih AS Donald Trump, lalu potensi Federal Reserve (The Fed) yang tak agresif memangkas suku bunga acuan. Kemudian, juga konflik geopolitik mungkin bisa memanas lagi, perang dagang yang bisa melambatkan perekonomian global, dan lainnya.

Indeks dollar AS pada pagi hari tadi juga berada di kisaran 108,12, yang berarti masih di level tertinggi sepanjang tahun ini.

Sementara untuk faktor internal, pasar disebut masih pesimistis dengan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kondisi eksternal tersebut. Selain itu pula kebijakan internal seperti pajak pertambahan nilai (PPN) 12% yang berisiko menurunkan daya beli kelas menengah.

“Potensi pergerakan rupiah hari ini di kisaran Rp16.150-Rp16.200 per dollar AS," ungkap Aris.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 26 poin atau 0,16% menjadi Rp16.216 per dollar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.190 per dollar AS.