Sentimen
Undefined (0%)
26 Des 2024 : 17.24
Informasi Tambahan

Hewan: Kambing

Kab/Kota: Klaten, Solo

Gerbang Tol Prambanan Menjadi Tantangan dan Peluang

26 Des 2024 : 17.24 Views 8

Espos.id Espos.id Jenis Media: Kolom

Gerbang Tol Prambanan Menjadi Tantangan dan Peluang

Gerbang tol Prambanan di Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, resmi dioperasikan PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ) sebagai jalur fungsional untuk mendukung kelancaran lalu lintas libur Natal 2024 dan tahun baru 2025 pada 20 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.

Selama periode tersebut tol Klaten—Prambanan dan sebaliknya bisa diakses secara gratis pada pukul 06.00—pukul 18.00 WIB. Pengguna jalan tol tersebut tetap diminta tapping kartu uang elektronik di gerbang tol Prambanan atau gerbang tol Klaten.

Saya penasaran pada efek pembukaan gerbang tol Prambanan tersebut. Pada Sabtu (21/12/2024), saya melihat kondisi gerbang tol Klaten di Desa/Kecamatan Ngawen.

Dengan mengendarai sepeda motor saya meluncur ke gerbang tol Klaten, melintasi Jl. Mayor Kusmanto menuju simpang lima Bramen, kemudian menelusuri Jl. Ki Ageng Panjawi. 

Sesampai di kawasan Hutan Kota Gergunung, saya berbelok ke kiri melalui Jl. Ki Ageng Gribig hingga jalur keluar gerbang tol Klaten. Saya berhenti di dekat traffic light jalur masuk-keluar gerbang tol tersebut. 

Lebih dari lima menit saya menghitung jumlah kendaraan yang masuk maupun keluar di gerbang tol Klaten. Dalam rentang lima menit 10 unit kendaraan memasuki jalur gerbang tol Klaten, hanya dua unit kendaraan yang keluar dari jalur tersebut.

Sebelumnya jalur tersebut sangat padat, bahkan antrean kendaraan sering terjadi, khususnya kendaraan yang ingin masuk tol dari simpang lima Bramen menuju gerbang tol Klaten.

Kali ini, kondisi di sekitar gerbang tol Klaten setelah gerbang tol Prambanan dibuka sungguh jomplang. Kini lebih lengang karena jumlah kendaraan yang melintas jauh berkurang.

Saya sempat mengobrol dengan tukang parkir di salah satu warung satai kambing di jalur tersebut. Dia mengatakan kondisi lalu lintas dari dan menuju gerbang tol Klaten kini lebih sepi dibandingkan ketika gerbang tol Prambanan belum dibuka.

Pada hari pertama gerbang tol Prambanan dibuka, hingga pukul 17.00 WIB, tercatat lebih dari 15.000 unit kendaraan memanfaatkan jalur fungsional yol Solo—Jogja ruas Klaten—Prambanan tersebut. 

Kondisi ini menjadi kabar baik sekaligus tantangan bagi Kabupaten Klaten. Sisi positif bisa dirasakan secara instan, yaitu terurainya arus lalu lintas yang biasanya memadati ruas jalan di kawasan ibu kota Kabupaten Klaten. 

Pada liburan akhir tahun seperti saat ini kawasan ibu kota Kabupaten Klaten sangat padat kendaraan yang menuju Jogja. Kini jalur utama itu lumayan longgar.

Tantangan baru muncul bagi Kabupaten Klaten setelah gerbang tol Prambanan dibuka. Berkurangnya warga luar wilayah melintas di jalur nontol membuat potensi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjaring pendapatan berkurang.

Mereka (warga luar Kabupaten Klaten) pengendara mobil yang biasanya mampir makan di warung atau membeli jajanan di minimarket sebelum melanjutkan perjalanan menuju Jogja maupun Solo kini bisa saja memilih langsung ke gerbang tol Prambanan.

Sektor pariwisata turut terdampak karena lebih banyak pendatang dari luar wilayah yang hendak ke Jogja memilih langsung ke tempat tujuan tanpa “tengok kanan kiri” saat melintas di Kabupaten Klaten.

Jalan bebas hambatan membuat mereka nyaman dan ingin segera sampai di tujuan. Tantangan tersebut benar-benar di depan mata. Beberapa langkah bisa dilakukan Pemerintah Kabupaten Klaten.

Memastikan jalur penghubung antara jalan tol dengan wilayah-wilayah strategis di Kabupaten Klaten, seperti destinasi wisata, kawasan industri, dan sentra ekonomi dalam kondisi baik serta nyaman akan membuat pendatang tertarik, setidaknya singgah sesaat.

Akses tol harus benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan kunjungan ke destinasi wisata di Kabupaten Klaten, seperti Candi Plaosan, Candi Sojiwan, kawasan Deles Indah, Umbul Ponggok, pusat gerabah di Bayat, dan masih banyak lagi. 

Salah satu cara adalah pengelola objek wisata harus terus berinovasi menyajikan terobosan yang menarik. Budaya lokal Kabupaten Klaten, seperti seni tradisional dan kuliner khas, bisa menjadi paket wisata yang ditawarkan.

Perlu diperhatikan risiko budaya lokal akan menjadi komoditas semata untuk memenuhi kebutuhan pariwisata yang dapat mengurangi nilai keautentikan. 

Pemerintah Kabupaten Klaten harus memanfaatkan rest area (yang saat ini sedang dibangun di dekat gerbang tol Klaten) sebagai ajang promosi pariwisata. 

Menawarkan objek wisata di Kabupaten Klaten dengan informasi yang lengkap melalui display menarik di rest area akan menjadi magnet bagi pelintas untuk mampir mencoba “menu wisata”. 

Rest area tol juga bisa digunakan sebagai ajang bagi pelaku UMKM lokal untuk memasarkan produk mereka. Pemerintah kabupaten juga bisa mendorong investor membangun hotel, restoran, atau pusat oleh-oleh di sekitar pintu tol sehingga memberikan pilihan bagi pengunjung untuk singgah.

Untuk mendukung hal tersebut pelatihan untuk warga lokal agar mereka dapat bersaing di sektor pariwisata, transportasi, dan jasa perlu disiapkan. Pelatihan pemasaran digital dan pengelolaan usaha akan meningkatkan daya saing UMKM lokal di Kabupaten Klaten. 

Tak kalah penting adalah secara berkelanjutan pemerintah harus mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan peluang dari jalan tol. 

Butuh upaya dan sinergi berbagai pihak untuk membuat Kabupaten Klaten tak sekadar menjadi perlintasan para pelancong tanpa mendapat manfaat, khususnya dari sisi perekonomian.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 24 Desember 2024. Penulis adalah Manajer Konten Solopos Media Group)

Sentimen: neutral (0%)