Sentimen
Undefined (0%)
25 Des 2024 : 19.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Karanganyar, Solo

Angkut Kemah Siswa Pakai Truk, Yayasan Al Abidin Solo Minta Maaf

25 Des 2024 : 19.00 Views 13

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Angkut Kemah Siswa Pakai Truk, Yayasan Al Abidin Solo Minta Maaf

Esposin, SOLO -- Yayasan Al Abidin Solo menyampaikan terima kasih kepada sejumlah wali murid yang telah menyampaikan masukan dan kritik mereka dengan beraudiensi bersama Komisi IV DPRD Solo, Selasa (24/12/2024).

Mereka meminta maaf atas peristiwa mengangkut banyak siswa menggunakan truk untuk berkegiatan, belum lama ini. 

"Kami mengucapkan terima kasih banyak atas perhatian orang tua yang hadir ke DPRD. Selama ini kami sudah menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua. Jika dirasa masih kurang, maka kami akan terus berbenah untuk memperbaiki pola komunikasi dengan orang tua," ujar Pelaksana Humas Yayasan Al Abidin Solo, Imam Samodra seperti dikutip Espos.

Dia menjelaskan berkaitan transparansi biaya daftar ulang (DU), yayasan akan memberikan penjelasan kepada orang tua siswa. 

Kemudian berkaitan dengan infak seperti Peduli Kawan (Peka) maupun Tabungan Sedekah Subuh Keluarga (TSSK) dan lainnya, sudah dilaporkan secara rutin.

Tapi bila memang ada orang tua murid yang merasa belum mendapatkan informasi tersebut, Yayasan Al Abidin siap menyampaikan kembali. 

"Sebenarnya kami sudah melaporkan secara rutin setiap akhir bulan. Apabila ada orang tua yang merasa belum mendapatkan informasi itu, kami sampaikan lagi," ungkap dia.

Sementara mengenai kejadian puluhan siswa Al Abidin yang diangkut menggunakan truk atau kendaraan bak terbuka, Imam menyatakan Yayasan meminta maaf. 

"Berkaitan dengan siswa yang diangkut dengan mobil terbuka [truk], kami sampaikan permohonan maaf," tegas dia.

Diberitakan Espos sebelumnya, puluhan perwakilan wali murid Yayasan Al Abidin menggelar audiensi dengan Komisi IV DPRD Solo, Selasa (24/12/2024). 

Mereka menuntut transparansi atas sejumlah kebijakan yayasan yang dianggap merugikan orangtua murid.

“Kami menuntut transparansi dari yayasan terkait sejumlah kebijakan. Mulai dari transparansi biaya daftar ulang, penggunaan anggaran kegiatan, sejumlah pungutan termasuk infak, dan beberapa catatan lain yang disampaikan para wali murid. Ini kami lakukan agar yayasan semakin professional dan accountable dan sekolah semakin baik dalam mendidik putra dan putri kami,” ujar koordinator orang tua murid, Iman Buhairi Santoso.

Dia mengatakan transparansi anggaran kegiatan penting disampaikan karena ada sejumlah kegiatan yang layak dipertanyakan. 

Dia mencontohkan keberangkatan perkemahan untuk kelas V SDII ke Lapangan Dayu di Gondangrejo Karanganyar yang melewati jalur tol. 

Pada saat itu siswa putra dan putri diangkut dengan mobil truk atau bak terbuka.

"Ïni contoh kebijakan yang membahayakan siswa. Bukankah setiap kegiatan sudah disiapkan mata anggaran yang aman. Pada kegiatan lain juga putra putri kami diangkut dengan kendaraan yang tidak proper untuk nama besar Al Abidin,” tambah Iman.

Menurut Iman, protes berawal para orang tua siswa yang kemudian membentuk grup WhatsApp Portal atau Persatuan Orangtua Murid Al Abidin, soal transparansi penarikan uang daftar ulang (DU). 

Para orang tua murid itu berasal dari SDII, SD ICT dan SDTQ. Pembayaran 50% uang DU itu menjadi syarat pengambilan raport semester ganjil pada Jumat atau Sabtu (19-20/12/2024) pekan lalu. 

Namun kemudian para orang tua murid saling curhat mengenai kekecewaan mereka.

“Kami minta raport anak kami, padahal SPP anak sudah terbayarkan sampai Desember yang artinya hak kami pada semester berjalan sudah selesai, tapi tetap tidak diperbolehkan karena kami belum membayar 50% dari uang daftar ulang,” kata salah seorang wali murid.

Salah satu yang mengemuka dari keluhan orangtua murid, ada anak yang belum lunas SPP pada saat tes tengah semester atau akhir semester diminta menunggu di perpustakaan. 

Baru setelah tes selesai dikerjakan oleh teman-temannya, si anak dipersilakan masuk kelas dan mengerjakan ujiannya.

Sebagian orang tua sudah menanyakan kepada wali kelas atau kepala sekolah, namun selalu dijawab bahwa hal itu merupakan kebijakan dari yayasan. 

Iman berharap DPRD bisa membantu menyelesaikan masalah ini hingga tuntas.

Sentimen: neutral (0%)