Esposin, SEMARANG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bakal mengalami peningkatan pada momentum perayaan Natal 2024. Penyebabnya, dipengaruhi oleh kemunculan gelombang siklon equtorial rosbby yang menimbulkan aktivitas konvektif.

Kepala Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, mengatakan Jawa Tengah akan terdampak pola angin siklonik dari Sumatera bagian selatan dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain itu, adanya kelembapan udara di berbagai ketinggian yang cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas.

“Ini menyebabkan pembentukan wilayah pertemuan massa udara, perlambatan angin, dan belokan angin di Jawa Tengah. Kondisi di atas dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang dan lebat yang bisa disertai petir, kilat, dan angin kencang,” kata Yoga, Selasa (24/12/2024).

Maka dari itu, terang Yoga, cuaca ekstrem diprakirakan akan terjadi pada 25-27 Desember 2024.

Sementara itu, kabupaten/kota yang terdampak cuaca ekstrem menurut prediksi BMKG antara lain:

1. Tanggal 25 Desember 2024

Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Kab./Kota Magelang, Kab. Semarang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Karanganyar, Sragen, Kendal, Batang, Kab. Pekalongan, Pemalang, Kab. Tegal, Brebes dan sekitarnya.

2. Tanggal 26 Desember 2024

Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Kab. Pekalongan, Batang, Kendal, Temanggung, Kab./Kota Semarang, Salatiga, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Grobogan, Blora, Jepara, Pati dan sekitarnya.

3. Tanggal 27 Desember 2024

Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Temanggung, Kab./Kota Semarang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Surakarta, Sukoharjo, Grobogan, Sragen, Karanganyar, Brebes, Batang, Kendal, Jepara, Demak dan sekitarnya.

Lebih lanjut, warga Jawa Tengah pun diminta tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan. Musababnya, cuaca ekstrem juga berisiko menimbulkan bencana hidrometeorologi, yakni banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang dan sambaran petir.