Sentimen
Negatif (99%)
23 Des 2024 : 07.41
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yogyakarta

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Pameran Yos Suprapto Dibatalkan, Ferdinand: Demokrasi Tercoreng, Pengaruh Jaringan Pemerintahan Jokowi

23 Des 2024 : 07.41 Views 18

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Pameran Yos Suprapto Dibatalkan, Ferdinand: Demokrasi Tercoreng, Pengaruh Jaringan Pemerintahan Jokowi

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ferdinand Hutahaean, melontarkan kritik tajam terhadap pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto oleh Galeri Nasional.

Ia menyebut tindakan tersebut sebagai sebuah penghinaan terhadap demokrasi Indonesia.

"Pembatalan pameran oleh pihak galeri Nasional itu sangat memalukan di era demokrasi zaman sekarang," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Minggu (22/12/2024).

Dikatakan Ferdinand, dengan batalnya pameran tersebut, nama besar bangsa Indonesia sontak tercoreng sebagai negara yang menjalankan demokrasi.

"Sangat mencederai nama besar bangsa Indonesia yang dikenal dunia sebagai salah satu negara terbesar dengan menjalankan demokrasi," cetusnya.

Ia menilai bahwa pembredelan tersebut adalah tindakan yang tidak wajar dan di luar kepatutan.

"Tapi terjadi hal-hal begini, pembredelan seperti ini sungguh di luar kepatutan dan tidak wajar," sebutnya.

Lebih jauh, Ferdinand menyatakan bahwa ia tidak percaya pembatalan tersebut merupakan langkah dari pemerintahan Prabowo, melainkan masih ada pengaruh jaringan dari pemerintahan Jokowi.

"Saya tidak yakin bahwa ini adalah pembredelan yang dilakukan pemerintahan Prabowo, tapi ini masih dilakukan jaringan Jokowi yang masih bercokol di kekuasaan," Ferdinand menuturkan.

Kata Ferdinand, tampak dalam lukisan Yos Suprapto, Jokowi sebagai sosok yang berusaha digambarkan dalam bentuk karya seni.

"Karena memang terlihat sekali dalam lukisan itu, Jokowi sebagai gambaran. Ini masih perbuatan jaringan dari Jokowi. Saya tidak percaya ini ulah dari rezim pak Prabowo," imbuhnya.

Ferdinand bilang, masyarakat mesti melawan tindakan-tindakan yang dianggap mencampuri kebebasan berekspresi dan merusak demokrasi.

"Saya pikir masyarakat harus melakukan perlawanan terhadap upaya-upaya Jokowi yang masih ingin mencampuri segala macam hal," tandasnya.

Tambahnya, jika terjadi pengrusakan demokrasi hingga pemberangusan, maka perlawanan mesti ditegakkan.

"Apalagi melakukan pemberangusan demokrasi, Jokowi memang sudah merusak tapi kalau sampai memberangus kebebasan berekspresi, kita harus lawan," kuncinya.

Dikutip dari JawaPos, Pemeran ini dibatalkan saat para pengunjung sudah hadir untuk acara pembukaan pameran. Pintu Galeri Nasional mendadak ditutup.

Pintu utama digrendel, dan lampu tiba-tiba digelapkan. Para pengunjung yang sudah hadir ke lokasi pun dibuat kecewa.

Dibatalkannya pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto di Galeri Nasional, Jakarta, meski sudah disiapkan dengan cukup matang selama sekitar satu tahun.

Karena kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima di antara 30 lukisan untuk diturunkan dengan alasan tidak sejalan dengan tema dan pesannya terlalu vulgar tentang praktik kekuasaan.

Yos Suprapto menolak untuk menurunkannya. Dia beralasan, lima lukisan tersebut masih sesuai dengan dari tema pameran.

Lima lukisan tersebut justru menjadi latar belakang situasi dari tema tentang kedaulatan pangan.

Dia menjelaskan bahwa ketika lima lukisan itu diturunkan, maka narasinya menjadi tidak utuh. Hal itu yang tidak diinginkan oleh sang seniman.

Daripada menurunkan 5 lukisan yang sudah dipersiapkannya dengan cukup matang, Yos Suprapto lebih memilih membatalkan acara pameran tunggal dan membawa pulang lukisan-lukisan tersebut ke Yogyakarta. (Muhsin/Fajar)

Sentimen: negatif (99.6%)