Update Kasus Agensi Iklan Fiktif yang Merekam Diam-diam Calon Model, Tersangka Bakal Bertambah
Tribunnews.com Jenis Media: News
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bakal ada penambahan tersangka dalam penyelidikan kasus agensi iklan fiktif yang merekam wanita calon modelnya saat berganti pakaian lalu menjual videonya ke media sosial (medsos).
Sebelumnya, dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka adalah pria berinisial S dan N, warga Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Sejak tahun 2015 hingga 2023, mereka mengelola agensi pembuatan iklan abal-abal tersebut.
Berkedok membuat casting model iklan produk jajanan terkenal, mereka memperdaya ratusan wanita.
Kedua tersangka merekam para wanita peserta casting saat berganti pakaian di dalam kamar mandi dan ruangan khusus secara diam-diam, menggunakan kamera tersembunyi.
Bahkan, kedua tersangka juga menyuruh para wanita peserta casting tersebut untuk memperagakan pose adegan nakal.
Ternyata, dokumentasi foto dan video yang diperoleh secara diam-diam ataupun saat proses casting tersebut disimpan untuk kepentingan pribadi dan diperjualbelikan di berbagai macam platform medsos.
Kasubdit 2 Siber Ditipidsiber Polda Jatim, AKBP Charles Pandapotan Tampubolon mengatakan, pihaknya tak menampik bakal ada penambahan tersangka baru dalam pengembangan penyelidikan kasus yang terus bergulir.
Pasalnya, ditemukan bukti adanya dokumentasi video asusila yang secara langsung dibuat melibatkan peserta casting tersebut.
"Betul sekali potensi tersangka lain kemungkinan akan ada, karena kasus ini tidak berhenti di sini, karena kami juga menemukan adanya peran dalam video itu yang ikut dalam melakukan pengambilan video yang dalam hal ini dia sebagai pemeran dalam video itu yang sengaja dilakukan pengambilan video dan foto tanpa busana," ujarnya saat di Mapolda Jatim, Sabtu (21/12/2024).
Mengenai peran keduanya. Charles menerangkan, tersangka S bertindak sebagai videografer, editor video, dan penjual video asusila yang diperoleh secara diam-diam.
Praktik tersebut dibantu oleh tersangka N yang menyediakan tempat, perlengkapan dan menggaet para korban.
Bahkan, ungkap Charles, tak jarang tersangka N membantu proses penyuntingan video, penyimpanan dan penjualan video.
"Mereka sendiri (bertindak pemilik agensi)," pungkasnya.
Sekadar diketahui, wanita asal Jakarta berinisial GN (29) dibuat geram setelah mendapati banyak konten video dirinya berpose menantang untuk casting iklan pada tahun 2017 mendadak viral di media sosial (medsos), pada akhir tahun 2024 ini.
GN menjadi korban aktivitas dokumentasi video secara sembunyi-sembunyi saat casting iklan produk jajanan snack yang diikutinya tujuh tahun lalu.
Ia tak menyangka berbagai macam pose 'menantang' di depan kamera yang disadarinya sejak awal sebagai keperluan casting untuk model iklan jajanan itu, malah beredar di Telegram dan Twitter.
Apalagi, ada akun-akun dari platform medsos tersebut yang secara terang-terangan memperjualbelikan konten video casting iklan dirinya yang berpose 'aduhai'.
Korban GN berniat melaporkan hal tersebut kepada Mapolda Jatim. Agar pihak yang sengaja berbuat jahat memanfaatkan dokumentasi video tersebut dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.
GN baru menyadari konten video saat casting pada tahun 2017 silam itu beredar secara ugal-ugalan di jagad dunia maya, setelah dirinya dihubungi seorang korban lainnya melalui direct message (DM) media sosial Instagram pribadinya.
Bak disambar petir di siang bolong, korban GN akhirnya baru 'ngeh' dan sadar bahwa konten video saat casting iklan jajanan ringan pada tahun 2017 silam itu, beredar luas di medsos.
"Awalnya saya ingin menyimpan pengalaman ini hanya untuk saya saja. Namun tanggal 11 Desember 2024 lalu ada salah satu korban yang mengirim DM di Instagram saya, bertanya apakah benar itu saya," ujar korban GN saat dihubungi TribunJatim.com, pada Rabu (18/12/2024).
Lalu, bagaimana perjalanan korban GN mengikuti tawaran casting iklan jajanan ringan hingga akhirnya video konten bahan casting pada tahun 2017 silam itu, disalahgunakan dan diperjualbelikan di medsos?
Korban GN menceritakan, dirinya sengaja mengikuti casting untuk menjadi model iklan produk jajanan ringan pada tahun 2017.
Ia lantas pergi ke tempat lokasi gudang dari produk jajanan yang akan dibuatkan konten iklan produknya, di Kabupaten Gresik, Jatim.
Di lokasi tersebut, ia menjalani beberapa kali sesi foto, setelah selesai dan kembali pulang ke kos di Kota Surabaya, beberapa hari kemudian, ia memperoleh kabar dirinya dinyatakan lolos.
"Selang beberapa hari dari hari itu, saya dihubungi oleh pelaku ini untuk mengikuti proses selanjutnya, karena saya dinyatakan lolos ke tahapan selanjutnya," katanya.
Sebagai tahapan lanjutan atas proses casting iklan jajanan tersebut, GN diminta oleh pihak agensi penyelenggara casting tersebut untuk mendatangi sebuah apartemen di Jalan Pakuwon Indah Lontar Timur, Babatan, Sambikerep, Surabaya.
Saat proses lanjutan casting tersebut, ia mengaku ditemani tiga orang teman perempuannya.
Ia mengaku lupa tanggal dan bulannya. Namun, mengingat waktu pelaksanaan casting tersebut, antara pukul 11.00-13.00 WIB pada hari Jumat di tahun 2017, yakni sepulang kuliah.
Seingat GN, kala itu, dirinya mengenakan kaus polo berwarna putih, celana panjang hitam, dan sepatu flat shoes.
Selain itu, ia juga membawa sepatu hak tinggi (high heels) warna hitam.
"Karena biasanya proses casting menggunakan baju demikian," terangnya.
Setibanya di unit kamar apartemen tersebut, korban GN disuruh mengisi buku daftar hadir, laiknya tempat kantoran.
Namun, ia merasa hal itu tak ubahnya akal-akalan dari pihak agensi abal-abal tersebut agar memberi kesan seperti proses casting profesional.
Bahkan, ia sempat dibuat bertanya-tanya. Karena, saat mengisi daftar hadir di meja penerimaan tamu, dirinya melihat ada banyak daftar nama perempuan lainnya.
"Saya sempat tanya kepada pelaku, 'kok sepi apakah yang lain sudah selesai proses castingnya.' Lalu, pelaku menjawab, 'iya sudah baru pada pulang,'" jelasnya.
Berlanjut saat mulai memakai busana yang diminta agensi, GN mengaku diminta oleh sosok pemimpin agensi untuk berganti busana seperti yang diminta dengan dalih keperluan casting.
Ada dua baju yang disiapkan. Baju pertama adalah pakaian pendek berwarna hitam dan baju kedua adalah pakaian bermotif bunga-bunga perpaduan warna pink dan oranye.
Lalu, ia memilih busana yang kedua.
Saat mulai ganti baju, ia melihat langsung ke sisi kiri kamar, terdapat lemari pendek bersebelahan langsung dengan tempat tidur.
Di atas lemari kecil tersebut, terdapat kamera handycam dengan posisi lensanya mengarah tepat ke arah tubuhnya.
Namun, ia tidak memeriksa atau memastikan kondisi kamera handycam tersebut apakah dalam kondisi menyala atau tidak.
Lalu, lanjut korban GN, dirinya berinisiatif melempar baju ke arah kamera handycam tersebut, hingga menutupi lensanya.
"Saya langsung bergegas keluar kamar untuk pindah ke kamar mandi yang letaknya bersebelahan dengan kamar," katanya.
Selanjutnya, ia memilih ganti baju ke dalam kamar mandi di ruangan tersebut. Dan selama di dalam kamar mandi itu, ia tidak lagi memeriksa keberadaan kamera tersembunyi
Setelah momen serba waswas itu, korban GN mengaku mulai diselimuti perasaan yang aneh dan tidak nyaman.
Lalu ia segera menghubungi teman-temannya yang menunggu di lobby apartemen itu untuk menemani dirinya.
"Kemudian tidak sampai 5 menit, teman-teman saya datang," ungkapnya.
Setelah dirinya telah bersiap dengan busana yang dipilih, korban GN menjalani proses rapat untuk penentuan adegan selama casting.
Menurutnya, semua pose yang diinstruksikan oleh pimpinan agensi kepada dirinya cenderung menunjukkan pose yang sensual. Seperti menungging dan semacamnya.
"Saya sudah berada di ruang tamu saat itu sedang di briefing oleh pelaku untuk melakukan adegan aneh dan tidak senonoh seperti nungging dan membelakangi kamera," ungkapnya.
Bahkan, ada juga bagian tahapan casting saat dirinya diajak ke atas balkon untuk memperagakan pose yang juga tak kalah sensual.
Seperti melumat permen lolipop dengan ekspresi wajah yang sensual. Termasuk diminta untuk mengucapkan beberapa kata dengan lenguhan nada bicara yang bernada cenderung 'nakal'.
Menyadari adegan dan pose yang diminta si pimpinan agensi iklan tersebut makin ngawur, GN bergegas berganti pakaian setelah rampung menjalani casting di lokasi balkon.
"Lalu saya dibawa ke balkon untuk melakukan adegan ngemut permen lolipop, seakan-akan lolipop itu adalah produk yang sedang di-casting-kan. Lalu setelah itu saya juga disuruh bersuara seperti enak, dan lain sebagainya," jelasnya.
Mengenai proses hukum atas masalah tersebut, GN mengaku dirinya belum membuat laporan hukum secara resmi ke markas kepolisian.
Namun beberapa orang wanita yang menjadi korban kelakuan lancung oknum agensi iklan tersebut, sudah membuat laporan kepolisian secara resmi.
Bahkan laporan tersebut sudah dibuat sejak tahun 2022.
Namun entah apa penyebabnya, proses penyelidikan kasus tersebut bergulir hingga akhir tahun 2024.
"Benar yang buat laporan itu teman saya yang juga salah satu korban. Sudah melapor sejak 2022. Namun 2024 ini baru naik penyidikan, dan sekarang sedang ditangani Polda Jatim," pungkasnya.
Sentimen: negatif (100%)