Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang
Kantor Gubernur Jateng Digeruduk Ratusan Penari Cilik Buntut Lomba Tak Jelas
Espos.id
Jenis Media: Jateng
![Kantor Gubernur Jateng Digeruduk Ratusan Penari Cilik Buntut Lomba Tak Jelas](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2024/12/20241220144911-lomba-tak-jelas.jpg?quality=60)
Esposin, SEMARANG – Ratusan peserta lomba tari Nasional tingkat Jawa Tengah (Jateng), yang mayoritas merupakan penari cilik atau anak-anak, menggeruduk Kantor Gubernur Jateng pada Jumat (20/12/2024) siang.
Mereka protes lantaran lomba yang mengatasnamakan trofi Gubernur Jawa Tengah itu terancam batal digelar tanpa kejelasan dari pihak penyelenggara.
Pantauan Espos, ratusan penari cilik tersebut tiba di depan lobi kantor Gubernur Jateng bersama orangtuanya sampai pelatih sanggar masing-masing sekitar pukul 12.30 WIB. Mereka tiba dengan kondisi masih memakai riasan dan atribut sanggar tari masing-masing.
Adapun kedatangan mereka untuk menyampaikan keresahan dan meminta kejelasan soal lomba tari Nasional di Taman Indonesia Kaya (TIK) yang terancam batal digelar.
Sebab, pihak penyelenggara yang mengatasnamakan Gubernur Jateng membawa kabur uang pendaftaran tanpa memberikan kejelasan mengenai keberlangsungan lomba yang digelar tiga hari atau Jumat-Minggu (20-22/12/2024) ini.
“Kita datang ke sini karena lombanya mengatasnamakan Gubernur Jateng, jadi mau minta kejelasan, sebenarnya bener enggak? Karena kita semua merasa sudah ditipu ini,” kata seorang perwakilan peserta lomba, Juju Jumarni di lokasi, Jumat.
Perempuan usia 30 tahun tersebut bercerita, ratusan peserta tari yang hadir hari ini telah mengeluarkan uang Rp100.000/grup untuk mendaftar di lomba tari tingkat Jateng.
Namun, pihak panitia, mendadak menghilang sejak Jumat pagi atau tak tak bisa dihubungi selepas melempar alasan sound system sedang perjalanan menuju lokasi.
Padahal, segala persiapan telah mereka lakukan sejak pagi buta atau sebelum tiba di TIK untuk mengikuti lomba bertajuk “Semarang Ekonomy Creative”.
Yakni mulai merias, sewa atribut tari, hingga akomodasi menuju lokasi lomba yang menjanjikan Trophy Gubernur, Uang Pembinaan dan Sertifikat.
“Jadi ada sesi pembukaan jam 08.00 WIB, tapi kita semua sampai sana enggak ada apa-apa, katanya sound-nya sedang perjalanan, tapi sampai siang enggak sampai-sampai, panitia juga enggak datang sama sekali, mendadak hilang enggak bisa dihubungi tadi, kita semua merasa ditipu,” keluhnya yang sudah tiba di TIK sejak pukul 03.30 WIB.
Oleh karenanya, Juju beserta sekitar 500 orang lainnya yang ikut lomba tari ini berencana melapor ke polisi apabila lomba tari Nasional tingkat Jateng ini batal digelar. Mereka juga meminta uang pendaftaran dikembalikan tiga kali lipat bilamana lomba batal digelar.
“Ya dikembalikan tiga kali lipat, kita sudah persiapan jauh hari, make up, atribut tari, akomodasi,” ujarnya.
Tak berselang lama, sekitar pukul 13.15 WIB, salah satu perwakilan panitia lomba hadir di tengah para peserta dan mencoba menjelaskan keadaan yang terjadi.
Perwakilan panitia dari sesi perlengkapan bernama Fahrudin ini, terlihat bersikukuh dengan para peserta bahwasanya lomba akan tetap digelar untuk sesi kedua siang nanti.
“Saya enggak bisa menjawab banyak pertanyaan, karena saya bukan Ketua Panitia. Tapi sound sudah ada siang ini, sesi dua bisa mulai,” kata Fahrudin.
Pukul 13.30 WIB, para pemilik sanggar telah memasuki Kantor Gubernur Jateng dan diterima beberapa petugas Pemprov untuk melakukan audiensi bersama panita penyelenggara. Saat berita ini ditulis, mereka masih melakukan audiensi di dalam ruangan.
Sekadar untuk diketahui, para peserta aksi ini melihat poster lomba tari tingkat Nasional di Jateng melalui laman media sosial (Medsos). Adapun postingan mengenai lomba ini disebut-sebut sudah beredar sejak awal November 2024.
Sentimen: neutral (0%)