Sentimen
Undefined (0%)
20 Des 2024 : 15.24
Informasi Tambahan

Agama: Katolik

Event: Pilkada Serentak

Kab/Kota: Dukuh, Klaten

Tokoh Terkait

Dulu Botol Bekas, Kini Gereja Wedi Klaten Hiasi Pohon Natal dengan Sandal Jepit

20 Des 2024 : 15.24 Views 9

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Dulu Botol Bekas, Kini Gereja Wedi Klaten Hiasi Pohon Natal dengan Sandal Jepit

Esposin, KLATEN – Jemaat Gereja Santa Maria Bunda Kristus Wedi Klaten menghiasi pohon natal dengan unik. 

Pohon natal di gereja yang beralamat di Dukuh Tanjunganom, Desa Gadungan, Kecamatan Wedi tersebut dihiasi dengan ornamen sandal jepit.

Berbentuk kerucut setinggi 6 meter, pohon natal dengan ujung dilengkapi ornamen bintang itu dihiasi ratusan sandal jepit warna-warni yang ditata rapi. 

Tak hanya sandal baru, sandal bekas ikut mejeng di pohon natal berangka bambu dan diselubungi paranet untuk mengikatkan sandal. 

Di sebelah pohon natal ada ornamen rusa serta kereta sinterklas. Saat malam, pohon natal itu kian warna-warni oleh lampu yang dipasang di sekelilingnya.

Pastor Kepala Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Rama Basilius Edy Wiyanto, mengatakan kreasi pohon natal itu dibuat tim kreatif gereja yang digawangi sekitar tujuh orang. 

Setidaknya ada 800-900 sandal yang digunakan untuk menghiasi pohon natal tersebut.

Sandal yang dipasang sumbangan 36 lingkungan dengan setiap lingkungan minimal menyumbangkan 10 pasang. 

Tak hanya sandal baru, dia juga menjelaskan sandal yang disumbangkan merupakan sandal bekas. 

Rencananya, sandal yang masih bagus dan utuh akan disumbangkan ke panti asuhan.

Rama Edy mengungkapkan sandal itu menjadi simbol sebuah perjalanan menyesuaikan tema Natal secara nasional yakni Kembali ke Betlehem. 

“Ini sebagai simbol kembali kepada sumber keselamatan bagi keyakinan Katolik maupun Kristiani,” kata Romo Edy saat ditemui di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi, Jumat (20/12/2024).

Salah satu tim kreatif pembuat pohon natal unik, Tono, mengatakan pohon tersebut merupakan simbol kesederhanaan. 

Dia mengungkapkan setiap tahun gereja tersebut menghadirkan pohon natal yang unik dan tematik.

Pada perayaan Natal tahun-tahun sebelumnya, gereja tersebut dihiasi pohon natal dari kain perca, payung, botol air bekas, hingga payung. Selain itu, pernah ada pohon natal yang dibuat dari sapu lidi. 

“Ketika Natal, banyak yang diperantauan itu pulang kampung seperti dari Jakarta. Harapannya, ketika mereka kembali ke daerah asalnya ada sesuatu atau kenang-kenangan yang dibawa dari Natal di kampung halaman,” jelas Tono.

Umat Paroki Wedi, Laurentius Sukamta, 53, menyambut baik pembuatan pohon Natal dari sandal jepit ini. 

"Saya mengapresiasi Tim Kreatif Paroki Wedi yang telah membuat ide pohon Natal dari sandal jepit ini. Ini sungguh kreatif dan keren. Karena setiap tahunnya, tema pohon Natal-nya selalu berganti dan berbeda dari tahun sebelumnya," katanya.

Ketua Lingkungan Santo Bernardus Kalitengah ini mengatakan sandal jepit bisa bermakna luas. 

Dia menjelaskan sandal jepit dipakai oleh banyak orang dan hampir semua kalangan. 

Sukamta mengatakan posisi sandal itu selalu di bawah, dipakai untuk melindungi kaki, dan siap digunakan untuk kapan dan di manapun.

“Maka, kami sebagai pengurus lingkungan, dewan paroki, prodiakon, pemimpin masyarakat, pejabat pemerintahan, wakil rakyat dan sebagainya, juga harus mau melayani umat dan masyarakat bawah, melindungi mereka, serta menyejahterakan rakyat. Pesan ini juga berlaku bagi para pemimpin daerah yang terpilih pada Pilkada yang baru lalu," ungkap dia.

Sentimen: neutral (0%)