Sentimen
Negatif (80%)
20 Des 2024 : 12.30

Pengusaha Waspada Anjlok Rupiah Usai Trump Dilantik Jadi Presiden AS

20 Des 2024 : 12.30 Views 17

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Pengusaha Waspada Anjlok Rupiah Usai Trump Dilantik Jadi Presiden AS

Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mewaspadai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang semakin dalam saat Presiden terpilih Donald Trump resmi menjabat pada 2025.

Apindo memprediksi rata-rata nilai tukar rupiah pada 2025 berada di kisaran Rp15.800-Rp16.350 per dolar AS.

"Memang kalau kita melihat, Trump ini kan baru akan memberlakukan (kebijakan) mungkin baru tahun depan. Jadi di pelemahan tahun depan akan lebih signifikan dibandingkan akhir tahun ini," ucap Ketua Komite Analisis Kebijakan Ekonomi Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Apindo Aviliani dalam konferensi pers di Kantor Apindo, Jakarta Selatan, Kamis (19/12).

Ia memproyeksi pergerakan nilai tukar rupiah masih akan berfluktuasi seiring dengan kebijakan Trump yang mendukung industri domestik, seperti pemotongan pajak korporasi dan penciptaan lapangan kerja yang berpotensi meningkatkan inflasi.

Dengan demikian, perlambatan penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS The Fed diproyeksi membuat rupiah semakin melemah.

"Mungkin sekarang (rupiah) masih bisa dipertahankan karena belum diberlakukan insentif dari Amerika. Nanti begitu diberlakukan pajak korporat turun, itu bisa berpengaruh," ujar Aviliani.

"Kemudian juga nanti penciptaan lapangan kerja di Amerika itu bisa jadi malah menambah inflasi sebenarnya. Jadi makanya itu yang dikatakan perlambatan dari penurunan suku bunga akan signifikan karena akan ada inflasi lagi di Amerika dengan penciptaan lapangan kerja," imbuhnya.

Apindo pada dasarnya memproyeksikan nilai tukar rupiah masih akan tertekan pada paruh pertama 2025 karena kecenderungan penguatan dolar AS, yang diperkirakan akan menguat pada paruh kedua usai pasar mampu mengantisipasi kebijakan Trump.

Mereka melihat kebijakan devisa hasil ekspor (DHE), local currency transaction (LCT), SRBI, dan SVBI belum dapat menjaga nilai tukar rupiah yang diakibatkan karena Indonesia adalah negara small open economy terutama pada produk minyak, pangan, layanan digital, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Sementara itu, volatilitas nilai tukar rupiah disebut sangat tinggi sepanjang 2024, di mana sempat terdepresiasi hingga level Rp16.450 pada Juni 2024 dan kembali melemah hingga tembus ke level Rp16 ribu di akhir kuartal IV 2024.

(del/agt)

Sentimen: negatif (80%)