Sentimen
Positif (99%)
20 Des 2024 : 05.16
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Kab/Kota: Cilangkap, Tanjung Priok

Partai Terkait
Tokoh Terkait
Agus Subiyanto

Agus Subiyanto

KSAL: Laporan terbaru sebut tingkat ancaman di Lebanon Level 2

20 Des 2024 : 05.16 Views 20

Antaranews.com Antaranews.com Jenis Media: Politik

KSAL: Laporan terbaru sebut tingkat ancaman di Lebanon Level 2

Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menyebut laporan terbaru yang dia terima mengenai level ancaman di Lebanon sejauh ini rata-rata masih berada di Level 2 yang mengindikasikan potensi ancaman menengah (medium).

Laksamana Ali, saat sesi jumpa pers di geladak heli KRI Sultan Iskandar Muda-367, di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Kamis, menjelaskan laporan itu dia terima dari pasukan satuan tugas (satgas) TNI yang saat ini masih bertugas di Lebanon.

“Levelnya masih 2, Level 3 yang paling darurat, tetapi Level 2 juga harus diantisipasi (potensi ancaman) menengah, medium. Ini kita harus siap menghadapi dinamika yang cukup tinggi,” kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan wartawan.

Terlepas dari itu, Ali memastikan seluruh pasukan TNI yang dikirim ke Lebanon untuk menjalankan misi perdamaian, termasuk Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-P UNIFIL, dipersiapkan untuk mampu menghadapi berbagai potensi ancaman, termasuk yang sifatnya mendadak.

“Situasi di sana bisa saja meningkat dalam waktu yang cepat. Untuk itu, mereka para ABK ini harus sudah mampu menghadapi ancaman-ancaman yang sifatnya mendadak. Itu dilatihkan terus,” kata Laksamana Ali.

Dalam setahun terakhir, sejak perang di Gaza meluas sampai ke Lebanon dan eskalasinya meningkat selama beberapa bulan terakhir, beberapa kali UNIFIL menetapkan status ancaman sampai Level 3 — yang mengindikasikan bahaya/darurat.

Di Tyre, distrik di bagian selatan Lebanon, yang juga menjadi salah satu lokasi Markas UNIFIL, status ancaman Level 3 ditetapkan selama beberapa waktu pada 20 Oktober 2024. Beberapa kantor berita di Timur Tengah, termasuk dari Turki dan Arab Saudi, memberitakan status ancaman Level 3 itu pada hari yang sama.

Terlepas dari situasi itu, Laksamana Ali menyebut pasukan Satgas MTF TNI yang diberangkatkan ke Lebanon hari ini telah dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi berbagai jenis ancaman. Rencana-rencana kontingensi untuk mengantisipasi situasi-situasi darurat selama satgas itu bertugas di Lebanon juga telah dipersiapkan, sambung Ali.

“Ada aturan pelibatan yang kami siapkan, tetapi semuanya berkoordinasi ketat dengan PBB, dan juga melaporkan setiap perkembangan kepada kami, Markas Besar TNI AL, Markas Besar TNI,“ kata KSAL.

Satgas MTF TNI Konga XXVIII-P mengawali misinya ke Lebanon hari ini setelah keberangkatan mereka dilepas Inspektur Jenderal TNI Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, mewakili Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, di Lapangan PRIMA, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis pagi. Selepas itu, KSAL memberikan pembekalan secara langsung kepada seluruh personel satgas, dan melepas keberangkatan mereka dari Dermaga Kolinlamil, Jakarta, pada sore hari.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali (kiri) menjabat tangan prajurit Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) TNI Konga XXVIII-P/UNIFIL usai pembekalan di atas KRI Sultan Iskandar Muda-367 di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (19/12/2024). Sebanyak 120 prajurit satgas yang dipimpin oleh Letkol Laut (P) Anugerah Annurullah akan berlayar menuju Lebanon menggunakan KRI Sultan Iskandar Muda-367 untuk melaksanakan misi perdamaian selama satu tahun. ANTARA FOTO/Fauzan (ANTARA FOTO/FAUZAN)


Gelombang baru Satgas MTF TNI itu terdiri atas 120 orang prajurit yang seluruhnya dari TNI AL, kemudian satu kapal perang berjenis korvet dari Koarmada II TNI AL, dan satu helikopter antikapal selam Panther HS-1306 dari Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal).

Di Beirut, Satgas MTF akan melanjutkan misi perdamaian bersama pasukan perdamaian PBB dari berbagai negara, yang selama setahun terakhir dijalankan Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O UNIFIL.

Umumnya masa penugasan Satgas MTF TNI di Lebanon berlangsung selama setahun.

Maritime Task Force (MTF) merupakan salah satu satuan yang bernaung di bawah kendali Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).

Selain MTF, TNI juga mengirim pasukannya untuk bergabung dengan satuan-satuan lain UNIFIL yang mencakup Satgas Batalyon Mekanis (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.

Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sedangkan Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.

Indonesia saat ini masih menjadi negara yang paling banyak mengirimkan prajuritnya untuk melaksanakan misi perdamaian bersama UNIFIL di Lebanon, yaitu sebanyak 1.230 prajurit.

. KRI SIM-367 siap hadapi berbagai jenis ancaman selama tugas di Lebanon

. KRI SIM-367 tinggalkan Jakarta berlayar menuju Lebanon

. KSAL ingatkan ancaman perompak saat KRI SIM-367 berlayar ke Lebanon

. Satgas MTF TNI terima penghargaan dari Angkatan Bersenjata Lebanon

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024

Sentimen: positif (99.6%)