Sentimen
Netral (76%)
20 Des 2024 : 00.48
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Dear Pramono-Rano, Ini 9 Masukan Buat Bikin Jakarta Bebas Polusi

20 Des 2024 : 00.48 Views 21

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Ekonomi

Dear Pramono-Rano, Ini 9 Masukan Buat Bikin Jakarta Bebas Polusi

Jakarta: Menyambut kepemimpinan baru di Jakarta, Bicara Udara sebuah organisasi nirlaba yang mengadvokasi peningkatan kualitas udara, menyerukan pentingnya prioritas kebijakan penanganan polusi udara.
 
Melalui sembilan rekomendasi strategis, Bicara Udara mendorong langkah nyata Gubernur Jakarta terpilih untuk menjawab permasalahan polusi yang semakin mengancam kesehatan dan produktivitas warga Jakarta.
 
Menurut Co-Founder Bicara Udara Novita Natalia, isu polusi udara harus menjadi agenda utama dalam kepemimpinan baru. Diketahui, Jakarta akan memiliki gubernur dan wakil gubernur baru setelah pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno ditetapkan sebagai pemenang Pemilu Daerah (Pilkada) Jakarta.
 
"Kualitas udara di Jakarta tidak bisa lagi diabaikan. Kami berharap Gubernur Jakarta terpilih segera mengambil tindakan tegas dan menerapkan kebijakan yang efektif demi udara bersih dan sehat bagi seluruh warga," ungkap Novita dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 19 Desember 2024.
 
Bicara Udara mengusulkan sejumlah kebijakan, antara lain perlunya replikasi sistem Pantau Banjir Jakarta untuk penanganan polusi udara. Menurut Novita, pengembangan aplikasi 'Pantau Udara' untuk memantau kondisi udara Jakarta berfungsi untuk menyajikan data real-time mengenai kualitas udara dan mengidentifikasi titik sumber polusi.
 
"Kemudian, transparansi data kualitas udara melalui integrasi data dari berbagai sumber seperti Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) milik pemerintah dan sensor independen berbiaya rendah. Dengan data yang transparan dan terintegrasi, kita dapat mengidentifikasi sumber polusi dan menindaklanjutinya secara tepat," imbuh dia.
 
Selain itu, Bicara Udara juga mendorong penguatan sistem peringatan dini yang diikuti dengan penegakan hukum. Kata Novita, sistem ini akan membantu masyarakat lebih siap menghadapi kondisi polusi ekstrem sekaligus menekan sumber polusi.
 
"Di samping sistem peringatan dini, kami juga menyadari bahwa polusi udara bersifat lintas batas. Maka, penting bagi jakarta untuk berkolaborasi antar-wilayah aglomerasi Jabodetabekpunjur dalam hal inventarisasi emisi dan identifikasi sumber polusi udara lintas wilayah," tambah dia.
    Pengendalian polusi transportasi  
Bicara Udara juga menyoroti sektor transportasi sebagai salah satu penyumbang polusi. Kebijakan seperti penerapan jalan berbayar elektronik (ERP), insentif tarif transportasi publik pada jam sibuk (penambahan rute Jaklingko dan Feeder Transjabodetabek), pemberlakuan zona rendah emisi, evaluasi program uji emisi kendaraan, serta distribusi BBM rendah sulfur menjadi langkah strategis untuk mengurangi emisi.
 
"Masyarakat harus diberikan pilihan transportasi publik yang ramah lingkungan. Insentif dan kebijakan tarif akan mendorong peralihan dari kendaraan pribadi ke transportasi publik," tegas Novita.
 
Sementara itu, dalam menangani polusi dari sektor industri, Bicara Udara merekomendasikan langkah tegas seperti pemasangan scrubber, relokasi industri pencemar berat ke luar kawasan padat penduduk, pencabutan izin industri yang terbukti menyebabkan polusi udara, serta peningkatan transparansi hasil evaluasi lingkungan.
 
"Terakhir, kami juga menyoroti pentingnya edukasi dan partisipasi publik, khususnya dalam memerangi kebiasaan pembakaran sampah. Sistem pelaporan yang lebih efisien dan pemberlakuan denda maksimal sebesar Rp500 ribu bagi pelanggar diyakini dapat memberikan efek jera," ujar dia.
 
Dengan rekomendasi ini, Bicara Udara berharap Gubernur Jakarta terpilih mampu mengambil langkah progresif untuk mewujudkan udara bersih di Jakarta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(HUS)

Sentimen: netral (76.2%)