Esposin, TEMANGGUNG – Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), mengunjungi Desa Tlahap, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada Kamis (18/12/2024). Dalam kunjungan ini, Jokowi berdialog dengan para petani kopi dan menekankan pentingnya memanen kopi petik merah demi menjaga kualitas khas kopi Temanggung.

"Kami hanya dolan-dolan [main-main], bertemu para petani saja, tidak ada maksud apa-apa," ujar Jokowi saat berbincang dengan para petani kopi.

Jokowi meminta petani untuk merawat tanaman kopi dengan baik agar hasil panen tetap berkualitas tinggi. Pesan tersebut mendapat respons positif dari Tuhar, seorang petani kopi lokal.

Harga Kopi Melonjak, Petani Untung Besar

Menurut Tuhar, Presiden juga mengingatkan pentingnya menjaga standar operasional prosedur (SOP) dalam pengelolaan kopi. Hal ini bertujuan agar kopi Temanggung memiliki nilai tawar tinggi di pasar.

"Jika petani asal memetik kopi tanpa memperhatikan tahapannya, rasa kopi akan menurun, dan kami bisa rugi. Tetapi kalau panen dilakukan sesuai SOP, kopi Temanggung bisa bersaing," jelas Tuhar.

Ia mengungkapkan bahwa kenaikan harga kopi yang signifikan telah memberikan keuntungan besar bagi petani.

• Robusta: Naik dari Rp30.000 menjadi Rp75.000 per kilogram.
• Arabika: Naik dari Rp65.000–Rp70.000 menjadi Rp150.000 per kilogram.

Kenaikan harga ini terjadi sejak panen 2023, dipengaruhi oleh penurunan pasokan dari Vietnam dan Brasil, yang sebelumnya mendominasi pasar. Di Vietnam, banyak petani beralih ke tanaman durian, sementara hama dan penyakit menyerang perkebunan kopi di Brasil.

Luas Perkebunan Kopi di Temanggung

Kabupaten Temanggung memiliki luas perkebunan kopi sekitar 14.500 hektare, terdiri dari:

• 12.000 hektare kopi robusta.
• 2.500 hektare kopi arabika.

Rata-rata hasil panen mencapai 1,1 ton per hektare, menjadikan Temanggung sebagai salah satu daerah penghasil kopi unggulan di Indonesia.