Sentimen
Negatif (66%)
18 Des 2024 : 23.43
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kab/Kota: Cilincing

2 Alasan Penyebab Pembangunan Tanggul Pantai DKJ Mundur ke 2030

18 Des 2024 : 23.43 Views 19

Tirto.id Tirto.id Jenis Media: News

2 Alasan Penyebab Pembangunan Tanggul Pantai DKJ Mundur ke 2030

tirto.id - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKJ, Ika Agustin, menyatakan, target rampungnya pembangunan tanggul pantai mundur menjadi pada 2030. Semula, SDA DKJ menargetkan pembangunan tanggul pantai rampung pada 2028. Ia mengaku ada dua alasan yang mengakibatkan pembangunan infrastruktur pencegah banjir rob itu molor.

Ika mengaku setidaknya ada dua alasan pembangunan tanggul pantai mundur. Alasan pertama adalah lambatnya upaya pengadaan barang dan jasa untuk pembangunan tanggul pantai.

"[Penyebab] kedua, kaitannya dengan kami tetap harus mengoordinasikan dengan nelayan yang ada di pesisir pantai," ucapnya di Gedung Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2024).

Menurut Ika, Dinas SDA DKJ berupaya memahami kebutuhan nelayan di pesisir pantai. Ia berharap, kehadiran tanggul pantai di masa depan tak cuma menjadi infrastruktur pengendalian banjir, melainkan bermanfaat pula bagi nelayan. Ia beralasan, para nelayan meminta agar ada tempat untuk masuknya kapal atau parkiran kapal di tanggul pantai. Pemprov DKJ kini diklaim telah membangun tambatan kapal di tanggul pantai yang berada di kawasan Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara.

Di sisi lain, Ika hendak memastikan bahwa tambatan kapal nelayan tersebut tidak mengganggu alur berlayarnya kapal mereka.

"Masukan-masukan dari warga itu menjadi input buat kami dalam desain-desain tanggul-tanggul yang akan dibangun. Kalau main ke Kali Baru pasti lihat deh, ada jalur khusus untuk nelayannya," sebutnya.

"Jadi, yang harus koordinasikan khususnya adalah tempat tambatan kapalnya. Kami harus memastikan tambatan kapalnya itu tidak menghalangi alur pelayaran. Kemudian kan mereka kalau habis nelayan kan bawa tempat-tempat ikan. Kami perlu waktu untuk mengkoordinasikan itu semua, sehingga targetnya agak sedikit mundur sampai tahun 2030," lanjut dia.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKJ, Teguh Setyabudi, mengaku hendak berkomunikasi dengan Cagub-Cawagub terpilih, Pramono Anung-Rano Karno, selaku pemenang Pilkada DKJ 2024 terkait percepatan pembangunan tanggul pantai. Ia beralasan, banjir rob akan terus terjadi sebelum pembangunan tanggul pantai rampung. Dengan komunikasi itu, Teguh berharap pembangunan tanggul pantai dapat dipercepat.

"Saya nanti coba komunikasikan dengan gubernur dengan wakil gubernur terpilih terkait masalah ini juga. Satu sisi, kalau itu bisa terpercepat, kemudian masyarakat juga tidak terkendala, mudah-mudahan bisa dipercepat," tutur Teguh di lokasi yang sama.

"Karena selama tanggul itu belum selesai, rob-rob yang seperti sekarang ini kan akan terjadi, di tempat-tempat yang tanggulnya belum selesai itu," lanjut dia.

Untuk diketahui, tanggul pantai merupakan program yang termasuk dalam program utama penanganan banjir bernama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Selain tanggul pantai, NCICD juga meliputi pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall).

Pembangunan NCICD dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, BUMN, serta Pemprov DKJ. Pembangunan NCICD dibagi dalam tiga fase, yakni fase A, fase B, dan fase C. Fase A merupakan pembangunan tanggul pantai. Sementara itu, pembangunan giant sea wall termasuk dalam fase B dan fase C.

Fase A disebut sebagai pembangunan tanggul pantai lantaran tanggul yang dibangun terletak di pesisir pantai. Tanggul pantai berfungsi untuk mencegah banjir rob di utara Ibu Kota.

Nantinya, tanggul pantai bakal memiliki panjang 39 kilometer. Pemprov DKI hanya kebagian mendirikan 20 kilometer tanggul pantai. Sementara itu, sebanyak 16,1 kilometer tanggul pantai telah didirikan.

Giant sea wall terletak menjorok ke laut. Tanggul ini tak berbatasan dengan pantai maupun pesisir. Pembangunan giant sea wall dilakukan langsung oleh Kementerian PU.


tirto.id - Sosial budaya

Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher

Sentimen: negatif (66.5%)