Sentimen
Negatif (100%)
18 Des 2024 : 01.00
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kasus: pembunuhan

Partai Terkait

CPJ Kecam Pembunuhan Jurnalis oleh Israel di Gaza

18 Des 2024 : 01.00 Views 4

Tempo.co Tempo.co Jenis Media: Nasional

CPJ Kecam Pembunuhan Jurnalis oleh Israel di Gaza

TEMPO.CO, Jakarta - Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ) mengecam pembunuhan jurnalis yang terus dilakukan Israel. Dalam sepekan terakhir, Israel menargetkan empat jurnalis Palestina di Gaza, ketika militer Israel mengintensifkan pengeboman di wilayah yang terkepung itu.

Lembaga yang berbasis di Amerika Serikat ini mengatakan dalam sebuah pernyataan, Senin, 16 Desember 2024, bahwa komunitas internasional telah gagal untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakannya di tengah-tengah meningkatnya jumlah korban jiwa wartawan dan warga sipil di Gaza.

"Setidaknya 95 jurnalis dan pekerja media telah terbunuh di seluruh dunia pada 2024," kata CEO CPJ, Jodie Ginsberg.

"Israel bertanggung jawab atas dua pertiga dari kematian tersebut, namun terus bertindak dengan kekebalan hukum total dalam hal pembunuhan jurnalis dan serangannya terhadap media."

Pernyataan tersebut muncul sehari setelah pasukan Israel membunuh Ahmed al-Louh, seorang jurnalis Palestina berusia 39 tahun yang bekerja untuk Al Jazeera sebagai juru kamera, di kamp pengungsi Nuseirat.

Beberapa hari sebelumnya, Israel juga membunuh jurnalis Mohammed Balousha, Mohammed Jabr al-Qrinawi dan Eman Shanti.

Beberapa jam sebelum serangan udara Israel menewaskan Shanti beserta suami dan anak-anaknya di Kota Gaza pada Rabu, jurnalis Palestina itu menulis di media sosial: "Apakah mungkin kami masih hidup sampai sekarang?"

Menurut otoritas kesehatan setempat, Israel telah membunuh lebih dari 45.000 warga Palestina di Gaza. Israel juga telah meratakan sebagian besar daerah kantong tersebut dan memberlakukan blokade yang mencekik, yang menyebabkan kelaparan yang mematikan di seluruh wilayah tersebut.

Para ahli PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Israel melakukan genosida di Gaza.

Dengan tidak adanya wartawan asing yang diizinkan untuk bekerja di Gaza, jurnalis Palestina telah menjadi satu-satunya saksi yang menggambarkan kekejaman tersebut kepada dunia luar. Dan hal itu, menurut para pembela hak asasi manusia, telah menempatkan mereka di garis bidik militer Israel yang beroperasi tanpa mengindahkan norma-norma hukum dan etika.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, pasukan Israel telah membunuh 196 pekerja media Palestina di Gaza sejak dimulainya perang tahun lalu. CPJ, yang tidak memasukkan beberapa pekerja media dalam penghitungannya, menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 133 orang.

Pada Minggu, Al Jazeera mengutuk pembunuhan al-Louh, dan menuduh Israel melakukan "pembunuhan sistematis terhadap jurnalis dengan darah dingin".

Al-Louh adalah yang terbaru dari beberapa wartawan yang berafiliasi dengan Al Jazeera yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak dimulainya perang. Dia terbunuh pada ulang tahun pertama pembunuhan juru kamera Al Jazeera lainnya, Samer Abudaqa, dalam sebuah serangan Israel.

Awal tahun ini, Israel juga membunuh koresponden jaringan televisi tersebut, Ismail al-Ghoul, dan juru kamera pendampingnya, Rami al-Rifi, dalam sebuah serangan yang ditargetkan.

Militer Israel tidak membantah telah menargetkan al-Louh dan wartawan Al Jazeera lainnya. Sebaliknya, mereka mencoba menggunakan alasan yang sudah umum untuk membenarkan pembunuhan mereka - menuduh mereka, tanpa bukti, sebagai anggota kelompok bersenjata Palestina, yang dibantah keras oleh jaringan tersebut.

Pada Minggu, militer Israel mengklaim bahwa al-Louh adalah anggota Jihad Islam Palestina, tanpa memberikan bukti untuk mendukung tuduhan tersebut.

Israel juga mengatakan bahwa al-Ghoul adalah anggota Hamas dan kemudian merilis sebuah dokumen yang tampaknya palsu sebagai bukti, yang mengklaim bahwa al-Ghoul menerima pangkat militer Hamas pada 2007 - ketika ia berusia 10 tahun.

Sejak pecahnya perang di Gaza, Israel telah menuduh - sebagian besar tanpa bukti - bahwa serangannya terhadap warga Palestina adalah bagian dari kampanye melawan Hamas.

Militer Israel juga mengebom sekolah, rumah sakit, dan kamp-kamp pengungsian, dengan mengklaim bahwa mereka menargetkan para pejuang Hamas.

Sentimen: negatif (100%)