Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Pertamina Patra Niaga, PT Pertamina
Tokoh Terkait
Pertamina Patra Niaga Sebut Pendaftar LPG Subsidi 3 Kg Capai 57 Juta NIK
Esposin, JAKARTA — PT Pertamina Patra Niaga mencatat hingga akhir November 2024, jumlah pendaftar LPG bersubsidi 3 kg telah mencapai sebanyak 57 juta nomor induk kependudukan (NIK).
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari dalam keterangannya di Jakarta, Senin (16/12/2024), mengatakan pihaknya mendukung penuh program pemerintah mewujudkan subsidi LPG 3 kg tepat sasaran.
Menurut dia, dukungan yang dilakukan perusahaan di antaranya adalah terus mendata pengguna LPG 3 kg dengan sistem digital Merchant Application Pertamina (MAP), yang digunakan di pangkalan LPG 3 kg seluruh Indonesia.
"Hingga akhir November 2024, tercatat sebanyak 57 juta NIK yang telah terdaftar di sistem MAP," sebut Heppy.
Ia menjelaskan bahwa upaya pendataan sangat penting untuk memastikan subsidi diberikan tepat sasaran.
"Dengan tercatatnya pengguna secara digital, memudahkan kami untuk mengetahui siapa saja pengguna LPG 3 kg hingga berapa kebutuhannya," jelas Heppy.
Saat ini, LPG 3 kg diperuntukkan bagi empat sektor pengguna utama, yaitu rumah tangga, usaha kecil, petani sasaran, dan nelayan.
Dari seluruh sektor tersebut, rumah tangga mendominasi penggunaan LPG 3 kg dengan kontribusi sebesar 85 persen, sementara 15 persen sisanya oleh digunakan usaha mikro dan lainnya.
"Jumlah konsumen rumah tangga dan usaha mikro yang melakukan transaksi masih terus bertambah selama periode Januari hingga November 2024. Hal ini menandakan bahwa masyarakat sudah banyak yang melakukan pendaftaran pembelian LPG 3 kg di pangkalan," ungkap Heppy.
Data yang tercatat melalui MAP juga memungkinkan Pertamina Patra Niaga untuk memonitor distribusi dan kebutuhan LPG 3 kg di seluruh Indonesia dengan lebih akurat.
"Dari data pangkalan ini kami juga dapat melihat berapa rata-rata pembelian LPG 3 kg per keluarga setiap bulan. Data ini membantu kita melihat jumlah kewajaran pembelian dan rata-rata penggunaan LPG 3 kg," sebut Heppy.
Upaya digitalisasi tersebut diharapkan dapat mempercepat proses penyaluran subsidi dan mengurangi potensi penyalahgunaan distribusi.
Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan kepada masyarakat agar kebutuhan energi bisa terpenuhi secara optimal, terutama bagi mereka yang berhak menerima subsidi.
Sebelumnya, pemerintah sudah menyatakan skema penyaluran subsidi energi untuk LPG 3 kg tidak akan diubah. Hal itu makin meneguhkan komitmen pemerintah dalam menjaga keberlanjutan subsidi bagi masyarakat yang berhak.
Tak Ada Pembatasan
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan tidak akan melakukan pembatasan subsidi liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilogram, meski kuota subsidi dari gas tersebut pada tahun 2024 sudah melewati batas.
"Kita memastikan bahwa itu tepat sasaran, tidak ada pembatasan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Dikatakan dia, kuota subsidi LPG 3 kilogram yang pada saat ini sudah lebih 3 persen dari kuota yang ditetapkan, masih lebih rendah dari pertumbuhan kebutuhan yang terjadi selama ini yakni rata-rata 4,5 persen.
"Angka 3 persen ini masih lebih rendah dari pertumbuhan yang terjadi selama ini. Biasanya pertumbuhan LPG itu di angka 4,5 persen, sekarang kita berhasil menurunkan. Artinya itu menjadi semakin tepat sasaran," kata dia.
Lebih lanjut, disampaikan Dadan pada saat awal tahun, Kementerian ESDM sudah mengajukan kuota subsidi LPG sebanyak 8,3 juta ton, namun yang disetujui oleh DPR sebanyak 8,03 juta ton.
"Padahal pada saat itu kita realisasi 2023 itu 8,04 juta ton. Jadi sekarang prognosa kita itu 3 persen," ujarnya.
Merujuk laporan Pertamina, penyaluran subsidi LPG hingga saat ini telah mencapai 103 persen dari kuota yang ditetapkan yakni sebanyak 8,03 juta ton, dengan nilai Rp87,45 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memastikan stok BBM dan LPG, yang dibutuhkan masyarakat saat periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 dalam kondisi aman, meski ada kenaikan permintaan saat periode libur tersebut.
Untuk stok LPG yang diproduksi yakni sebesar 28.658 metrik ton (MT) per hari, yang bisa mencukupi kebutuhan 15 hari.
Untuk produksi Pertalite satu harinya bisa mencukupi kebutuhan 17 hari, Pertamax 21 hari, Solar 17 hari, Dex 28 hari, serta Pertamax Turbo produksi per hari bisa memenuhi kebutuhan 39 hari ke depan.
Sentimen: neutral (0%)