Sentimen
Undefined (0%)
16 Des 2024 : 17.54
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Karanganyar, Solo, Sukoharjo

Tokoh Terkait
joko widodo

joko widodo

Diresmikan Jokowi Hampir 5 Bulan Lalu, Begini Kondisi Terbaru Pasar Jongke Solo

16 Des 2024 : 17.54 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Diresmikan Jokowi Hampir 5 Bulan Lalu, Begini Kondisi Terbaru Pasar Jongke Solo

Esposin, SOLO -- Hampir lima bulan berlalu sejak revitalisasi Pasar Jongke di Pajang, Laweyan, Solo, diresmikan oleh Joko Widodo atau Jokowi saat masih menjabat sebagai Presiden, 27 Juli 2024. Para pedagang pun sudah berjualan kembali di pasar megah berwarna putih tersebut. 

Namun, beberapa waktu belakangan para pedagang mengeluhkan berkurangnya jumlah pengunjung di pasar tersebut. Pantauan Espos di Pasar Jongke pada Senin (16/12/2024) sekitar pukul 12.00 WIB hingga 14.00 WIB, hanya tampak beberapa pengunjung yang keluar-masuk pasar.

Sementara pedagang yang jumlahnya cukup banyak terlihat menyibukkan diri dengan membersihkan kios ataupun los mereka sembari menunggu adanya pembeli yang datang. Kondisi tak jauh berbeda tampa di lantai III yang difungsikan sebagai tempat pedagang oprokan. Banyak lapak yang kosong, tidak digunakan oleh para pedagang untuk berjualan.

Salah satu pedagang asal Gumpang, Kartasura, Sukoharjo, Andriyani, 47, saat ditemui Espos di kiosnya di lantai II sisi selatan mengeluhkan jumlah pembeli yang datang ke lapaknya terus berkurang selama beberapa bulan menempati pasar tersebut.

“Saya sejak tahun 2000 sudah berjualan di Pasar Jongke. Dulu jumlah pelanggan sampai tidak terhitung tiap harinya, sekarang paling banyak 20 pelanggan,” kata Yani, sapaan akrabnya, Senin (16/12/2024).

Kondisi itu, menurutnya, karena pelanggan yang enggan berpindah-pindah tempat selama berbelanja di pasar. “Apalagi pelanggan saya kebanyakan orang tua, mereka sering enggak mau harus naik-turun lantai mencari yang dibutuhkan. Akibatnya ya pelanggan berkurang dan juga banyak pedagang yang memilih pindah kios dengan menyewa di sekitar Pasar Jongke,” kata dia.

Khusus pelanggan di lapaknya, Yani mengatakan saat ini sebagian besar memilih berbelanja daring menggunakan aplikasi WhatsApp. “Jadi mereka pesan ke saya lewat chat, nanti kalau yang dicari di kios saya enggak ada saya coba carikan ke kios lainnya atau saya bawakan dari rumah karena di rumah saya juga jualan barang-barang kebutuhan pokok seperti ini,” tambahnya.

Yani berpendapat dalam pembagian lokasi pedagang Pasar Jongke, Solo, lantai I seharusnya khusus untuk pedagang eks Pasar Kabangan karena dagangan mereka berukuran besar dan berat.

Lalu lantai II, lanjut dia, khusus untuk seluruh pedagang Pasar Jongke. “Dengan begitu, para pelanggan tidak harus naik turun bangunan untuk mencari kebutuhan pokok mereka,” tambahnya.

Sementara di lantai III untuk parkir kendaraan dan pedagang oprokan diberi lokasi berjualan di depan pasar yang saat ini digunakan sebagai tempat parkir kendaraan beroda dua. “Menurut saya pasar tradisional itu kan daya tariknya adalah oprokan. Mereka terlihat dari jalan, menarik pelanggan,” tambahnya.

Berharap Bantuan Promosi dari Pemerintah

Yani berharap pemerintah terus membantu mereka dengan mempromosikan Pasar Jongke. Dengan begitu para pelanggan tidak akan kebingungan lagi ketika berada di pasar.

“Ya mudah-mudahan keadaan bisa berubah nanti ya, setahun, dua tahun, mudah-mudahan pelanggan menjadi terbiasa dengan bangunan yang megah ini,” ujarnya.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Jongke, Lasbiyanto, mengaku sering mendapatkan keluhan dari para pedagang lantaran berkurangnya pembeli di pasar tersebut. “Iya memang salah satu alasannya ya karena pelanggan itu tidak mau naik-turun [lantai], apalagi yang sepuh-sepuh,” kata dia.

Sebab lain sepinya Pasar Jongke, Solo, menurut Lasbiyanto, yakni banyak pedagang asongan kebutuhan pokok yang menyasar langsung ke kampung-kampung. Banyaknya minimarket modern yang bermunculan di Solo juga berdampak pada berkurangnya pelanggan di pasar tradisional.

“Pedagang asongan itu bawa sayur segar dari Karanganyar dan Boyolali langsung ke kampung-kampung. Mereka mulai menjualnya itu biasanya sekitar pukul 06.30 WIB dengan sayur yang masih segar. Karena itu mungkin pengunjung di pasar semakin berkurang,” kata dia.

Lasbiyanto mengatakan paguyuban mengusulkan ada ekskalator di Pasar Jongke serta ada trobosan promosi penjualan dengan mengadakan sesi harga promo di Pasar Jongke. “Kami berharap yang kami ajukan tersebut bisa dipenuhi oleh  pemerintah. Karena kalau tidak begitu kami akan kalah dengan perkembangan yang ada,” kata dia.

Saat ditanya terkait bangunan pasar, Lasbiyanto menyatakan dahulu sempat mengajukan agar bangunan hanya dibuat dua lantai. Namun, karena pasar tersebut juga digunakan untuk pedagang Pasar Kabangan akhirnya dibangun menjadi tiga lantai.

Ia menambahkan selama berjualan bangunan baru Pasar Jongke, pedagang kadang kena tampias air hujan. "Tapi ya karena memang itu kondisi cuaca kami berharap tidak berdampak yang lebih buruk lagi,” ujarnya.

Sentimen: neutral (0%)