Sentimen
Undefined (0%)
16 Des 2024 : 17.27
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam

Kab/Kota: Salatiga

Harga Telur Ayam di Salatiga Tembus Rp30.000 per Kg, Begini Reaksi Pedagang

16 Des 2024 : 17.27 Views 6

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Harga Telur Ayam di Salatiga Tembus Rp30.000 per Kg, Begini Reaksi Pedagang

Esposin, SALATIGA – Harga telur ayam ras di pasar tradisional Salatiga terus meroket menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Pada Senin (16/12/2024), harga telur tembus hingga Rp30.000 per kilogram (kg), yang menambah beban pelaku usaha warung makan di kota tersebut. Kenaikan harga telur ini menjadi tantangan besar bagi pemilik warung yang tidak dapat langsung menaikkan harga jual makanan agar tetap menjaga pelanggan setia.

Kenaikan Harga Telur: Beban Pelaku Usaha Warung Makan

Karti, pemilik warung makan di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga, mengungkapkan kekhawatirannya terkait lonjakan harga bahan baku, khususnya telur ayam. "Kalau harga jual dinaikkan, ada kemungkinan pelanggan akan berkurang. Saya lebih memilih untuk tidak menaikkan harga meskipun pendapatan berkurang," ujarnya.

Sebagai pemilik usaha kecil, Karti merasa terjepit antara kenaikan harga bahan baku dan keinginan untuk mempertahankan pelanggan. "Yang penting modal bisa berputar," katanya. Ia berharap harga bahan baku, terutama telur, bisa segera turun dan stabil, agar usahanya tetap bisa berjalan lancar.

Tantangan Pedagang: Tidak Bisa Naikkan Harga Sembarangan

Para pedagang makanan lainnya juga merasakan hal yang sama. Meski harga telur ayam terus naik, mereka enggan menaikkan harga jual makanan. Karti menambahkan, sebagian besar pelanggan warung makan adalah pekerja harian, seperti sopir, yang tentunya juga merasa terdampak oleh harga bahan pokok yang terus meningkat.

"Pelanggan saya mayoritas pekerja harian. Saya harus memahami kondisi mereka agar usaha ini tetap bertahan," jelas Karti.

Kenaikan Harga Telur Ayam dan Komoditas Lainnya Menjelang Nataru

Sementara itu, di Pasar Blauran Salatiga, Rusminah, seorang pedagang sembako, mengungkapkan bahwa kenaikan harga telur menjelang Natal dan Tahun Baru sudah diprediksi sebelumnya. Namun, ia juga tidak berani menambah stok karena telur memiliki umur simpan yang pendek. "Menjelang Nataru, harga telur biasanya naik. Saya tidak berani menambah stok karena telur tidak tahan lama," kata Rusminah.

Selain telur, harga komoditas lain seperti cabai dan bumbu dapur juga mengalami fluktuasi harga yang signifikan. Di pasar, harga cabai teropong tercatat mencapai Rp41.000 per kilogram, sedangkan cabai merah keriting Rp34.000 per kilogram dan cabai rawit merah mencapai Rp30.000 per kilogram. Bawang merah dijual seharga Rp44.000 per kilogram, sementara bawang putih mencapai Rp40.000 per kilogram.

Para pedagang berharap harga-harga bahan pokok, termasuk telur dan bumbu dapur, bisa segera stabil. Rusminah berharap harga bahan pokok segera turun dan kembali stabil, sehingga pedagang dan pelanggan bisa terbantu di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

Sentimen: neutral (0%)