Sentimen
Undefined (0%)
16 Des 2024 : 17.34
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Blitar, Blora, Jati, Karanganyar, Kediri, Semarang

Pengajian Gus Iqdam di Blora Batal karena Panggung Roboh, Ini Profil Sang Dai

16 Des 2024 : 17.34 Views 6

Espos.id Espos.id Jenis Media: Lifestyle

Pengajian Gus Iqdam di Blora Batal karena Panggung Roboh, Ini Profil Sang Dai

Esposin, BLORA--Acara pengajian dengan sedianya menghadirkan pendakwah muda Gus Iqdam di Kecamatan Jati, Blora, Minggu (16/12/2024) malam, dibatalkan lantaran insiden panggung roboh. Berikut ulasan tentang profil Gus Iqdam yang kondang dengan lontaran kalimat "Dekengan Pusat."

Unggahan video tentang robohnya panggung pengajian dai Gus Iqdam di Blora tersebut viral di media sosial. Dalam sebuah video yang beredar luas, tampak atap panggung roboh  sementara sejumlah orang tengah duduk di panggung tersebut.

Diduga, atap panggung roboh karena tidak mampu menahan debit air hujan yang terkumpul. Terkait kejadian itu, Bupati Blora Arief Rohman menyampaikan klarifikasinya.

"Selesai acara dari Semarang, Minggu malam langsung pulang ke Blora. Menghampiri Gus Iqdam @iqdammuhammad_ yang sedang silahturahmi di Desa Doplang, Kecamatan Jati. Kami mewakili panitia Karangrejo Bersholawat Desa Jati, Kecamatan Jati, mohon maaf jika acara pengajian dan majelis sholawat bersama Gus Iqdam malam ini dibatalkan. Karena atap panggung rubuh saat cuaca hujan," tulis Bupati dalam keterangan video di akun Instagram @ariefrohman838, seperti dikutip Senin (16/12/2024).

"Semoga 2025 nanti segera dapat jadwal lagi. Alhamdulillah beliau berkenan menjadwalkan ke Blora kembali. Semoga setelah lebaran nanti bisa dapat tanggal. Sehat selalu kagem Gus Iqdam dan seluruh tim hadroh @sabilu_taubah," lanjut Arief.

Arie menambahkan saat kejadian atap panggung roboh di Desa Jati, Kecamatan Jati, pada Minggu malam sekitar pukul 20.10 WIB, posisi Gus Iqdam masih dalam perjalanan dan istirahat di lokasi transit. Begitu pun dirinya juga masih dalam perjalanan pulang dari Semarang menuju Blora.

"Alhamdulillah tidak ada korban luka dalam insiden semalam. Semuanya sehat... maturnuwun," beber Arief Rohman.

Dalam video tersebut, Gus Iqdam pun berjanji akan menjadwalkan ulang pengajian di Blora.

"Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh. Masyarakat Blora yang saya hormati, insyaallah tahun depan kita jadwalkan, kita usahakan lebih baik. Sebenarnya malam ini sudah baik tapi di luar BMKG. Semua pasti ada hikmahnya. Pokoknya tetap kondusif, rukun dan insyalallah kita akan kembali ke sini lagi dengan lebih baik, nunggu musim hujan ini selesai dulu," urai Gus Iqdam.

Profil Gus Iqdam

Nama Gus Iqdam atau lengkapnya Muhammad Iqdam bin Kholid tengah naik daun. Dalam berceramah, pria kelahiran Blitar pada 27 September 1994 itu menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, dengan menyelipkan humor dan celetukan yang membuat para jemaah tertawa. 

Dia pun kerap menggunakan contoh-contoh yang akrab dengan kehidupan anak muda.

Mengutip laman nu.or.id, Gus Iqdam dalam wawancaranya yang tayang di channel YouTube NU Kota Blitar, Selasa (15/8/2023), mengatakan awal mula dirinya dipanggil Gus karena ia juga merupakan cucu dari Kiai yakni Romo Kiai Zubaidil Abdul Ghofur.

Kiai Zubaidi Abdul Ghofur ialah putra dari Kiai Ghofur yang merupakan pendiri Pesantren Mambaul Hikam Mantenan Blitar, salah satu pesantren tertua di Blitar barat sekaligus Mursyid Thoriqoh.

"Jadi itulah silsilah saya kenapa seorang Iqdam itu dipanggil Gus, padahal juga rumahnya di desa, di pelosok Karanganyar, tidak masyhur," katanya. 

Gus Iqdam menjelaskan Kiai Abdul Ghofur mempunyai seorang putri yang tidak lain adalah ibunya. 

"Lha karena saya ini dipanggil Gus, karena saya juga tahu seorang Gus itu harus bisa memantaskan diri bagaimana. Masa dipanggil Gus tapi tidak bisa ngaji? Malah malu. Sudah di mana-mana dipanggil Gus itu harus bagaimana? Saya mikir begitu," ujarnya.

Gus Iqdam kemudian mulai memperdalam ilmu agama. Dia mulai mondok sejak lulus dari Madrasah Tsanawiyah (MTs).

"Akhirnya ya sudah, saya setelah mondok harus dituruti apa saja. Setelah saya mengetahui abah saya memondokkan akhirnya saya kagum, saya kira abah saya ya ssperti kiai kampung biasa. Saya tidak menyangka abah mempunyai trik untuk memondokkan anaknya. Akhirnya saya mondok tenanan, pertama di Queen Al-Falah Ploso Kediri, ini muassisnya Kiai Munif Dzajuli," pungkasnya. 

Ketika kelas II SMA, Iqdam yang punya hobi racing mengumpulkan uang untuk membeli knalpot motor saat liburan pesantren. Akhirnya, saat pulang malah ingin boyong. Namun kata abahnya tidak masalah, asalkan lulus dari pesantren, maka akan dibelikan motor bahkan mobil. 

"Jadi dari situ saya ngaji beneran, tidak pengen pintar tidak pengen pandai, tapi pengen motor. Lalu ingin segera pulang ke rumah dan trek-trekan," katanya.

Suatu ketika, saat kelas III SMA, Iqdam memiliki keinginan sungkem kepada Kiai Munif Djazuli yang belum pernah dijumpainya selama 3 tahun nyantri di Queen Al Falah Kediri. Namun Sang Kiai wafat sebelum Gus Iqdam sempat sowan.

Gus Iqdam yang waktu itu jadi koordinator angkatan agar lulus tepat waktu, langsung down. "Mbah Yai Munif ini orangnya kharismatik. Banyak orang penting sowan kepadanya. Lha saya koordinator angkatan kok bisa-bisanya belum sowan kepadanya, dari mana doanya?" kisahnya.

Singkat cerita, setelah kejadian itu, Iqdam tergugah sowan ke putra Kiai Munif Dzajuli atas saran kakaknya. Gus Iqdam yang menjadi panitia pemakaman Kiai Munif tidak henti-hentinya menangis saat prosesi pemakaman. Dari situ, setiap hari, ia mengirimkan doa kepada Kiai Munif.

Dari situlah, Iqdam yang awalnya mondok 3 tahun lalu pulang, akhirnya malah ingin mondok lagi. Yang pada awalnya tidak suka dunia pesantren, dia pun malah ingin lama mengabdi hingga menjadi pendakwah kondang saat ini.

 

Sentimen: neutral (0%)