Sentimen
Undefined (0%)
15 Des 2024 : 19.52
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Sukoharjo

Kasus: kecelakaan

Siaga Bencana, 100 Sukarelawan Baki Sukoharjo Dilatih Penanganan Gawat Darurat

15 Des 2024 : 19.52 Views 6

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Siaga Bencana, 100 Sukarelawan Baki Sukoharjo Dilatih Penanganan Gawat Darurat

Esposin, SUKOHARJO -- Sebanyak 100 sukarelawan siaga bencana se-Kecamatan Baki, Sukoharjo, dilatih medical first responder (MFR) yang menjadi bekal saat terjadi bencana atau kecelakaan. Mereka diharapkan mampu memberikan pertolongan pertama bagi korban dalam situasi gawat darurat saat musim penghujan.

Pelatihan MFR digelar Forum Relawan Sukoharjo Korwil Baki di pendapa Balai Desa Gentan, Kecamatan Baki, Minggu (15/12/2024). Kegiatan itu dihadiri Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo, dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Baki. 

Turut hadir beberapa kepala desa dan ratusan sukarelawan dari masing-masing desa di wilayah Kecamatan Baki. “Kegiatan ini bertujuan memberi pengetahuan, wawasan, serta keterampilan MFR bagi para sukarelawan di wilayah Baki. Kami ingin belajar penanganan kasus gawat darurat yang menjadi keterampilan dasar sukarelawan,” kata Ketua Forum Relawan Sukoharjo Korwil Baki, Sunardi.

Menurut Sunardi, pertolongan pertama kejadian darurat bertujuan mengurangi dampak yang ditimbulkan dari kejadian seperti kecelakaan atau bencana alam saat musim hujan. Hal ini bisa dilakukan sukarelawan maupun masyarakat di lokasi kejadian. 

Melalui pelatihan MFR diharapkan para sukarelawan di masing-masing desa mampu memberikan pertolongan pertama saat terjadi kejadian darurat. Dengan tindakan MFR diharapkan dapat menyelamatkan korban. “Termasuk mendorong pembentukan desa tangguh bencana [destana] menghadapi ancaman potensi bencana saat musim penghujan,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan MFR merupakan program pelatihan kegawatdaruratan untuk memberikan pertolongan pertama saat kejadian darurat. Jika tindakan MFR dilakukan dengan benar maka bisa mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana atau kecelakaan.

Ari, sapaan akrabnya, berharap kegiatan serupa digelar secara berkala untuk meningkatkan kapasitas para sukarelawan dalam kesiapsiagaan bencana. “Paling tidak dua kali-tiga kali dalam setahun. Sehingga wawasan dan keterampilan sukarelawan dalam kegawatdaruratan juga meningkat,” ujar dia.

Lebih jauh, Ari mengungkapkan pengelolaan risiko bencana alam dengan mengoptimalkan destana yang tersebar di Sukoharjo. Para sukarelawan telah dilatih beradaptasi menghadapi ancaman bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan lisus.

“Ada juga kecamatan tangguh bencana [kencana] yang melibatkan semua pihak terkait dalam penanganan bencana alam di tingkat kecamatan,” urai dia.

Sentimen: neutral (0%)