Esposin, LOMBOK -- Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan penyandang disabilitas I Wayan Agus Suartama (IWAS) alias Agus Buntung menjadi perhatian publik. Modus yang dilakukan Agus Buntung untuk membujuk belasan perempuan yang menjadi korbannya rata-rata sama. 

Dalam rekonstruksi yang berlangsung pada Rabu (11/12/2024), diperagakan bagaimana Agus Buntung melancarkan modusnya hingga bisa mengajak salah satu korban masuk homestay. Mulanya, Agus mendekati korban berinisial MAP yang tengah duduk sendirian di taman. 

Sempat terjadi percakapan yang cukup panjang antara Agus dengan korban. Lewat percakapan itulah diduga agus memanipulasi psikologi atau emosi korban dengan cara grooming. 

Cara itulah yang membuat Agus Buntung berhasil merayu para korban. Dari lokasi rekonstruksi di Taman Udayana, reka adegan berlanjut ke Nang’s Homestay yang berada di Jalan Dr. Soetomo, Selatan Lapangan Lanud Rembiga. 

Tampak Agus melakukan reka adegan memesan kamar, diskusi antara Agus dengan korban untuk patungan membayar homestay dengan persentase masing-masing 50 persen. 

Menurut cerita seorang korban di podcast Deddy Corbuzier, Agus Buntung menggunakan modus yang sama untuk mendekati korban kasus pelecehan. Yaitu mendekati para korban yang duduk sendiri di Taman Udayana dan Taman Sangkareang Kota Mataram.

Agus mendekati korban dengan menunjukkan kondisinya yang disabilitas, yang membuat para korban merasa kasihan. Pelaku terus menunjukkan bahwa ia tidak bisa apa-apa, beraktivitas susah, banyak direndahkan.

Korban yang mulai iba dan percaya, kemudian dimanfaatkan oleh pelaku untuk menggali informasi hingga ke hal-hal yang bersifat privasi dan sensitif.

Korban mulai terpancing dan menceritkan hal-hal yang tidak semestinya diceritakan. Cerita inilah yang menjadi senjata Agus Buntung untuk mengancam para korbannya. Teknik tersebut dikenal dengan istiah manipulasi psikologi. 

Berdasarkan informasi terbaru, ada 17 korban dalam kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Agus Buntung. Bukan hanya mahasiswi, beberapa di antara korban tersebut adalah anak di bawah umur.