Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: University of Melbourne
Kab/Kota: Shanghai, Solo, Tiongkok, Washington
Tokoh Terkait
Tak Hanya Mochtar, Jokowi Ucap Terima Kasih ke James Riady karena Dikunjungi
Espos.id Jenis Media: News
Esposin, SOLO — Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) berterimakasih kepada keluarga pendiri Lippo Group, Mochtar Riady karena telah dikunjungi di kediamannya, Jumat (13/12/2024).
Selain Mochtar Riady, tampak James Riady dan John Riady dalam kunjungannya itu. Momen pertemuannya dengan salah satu konglomerat terkaya di Indonesia diunggah melalui akun Instagram pribadinya @jokowi, Jumat (13/12/2024).
“Saya menerima kehadiran Bapak Mochtar Riady, Bapak James Riady, Bapak John Riady beserta keluarga di kediaman," ujar Jokowi pada unggahan foto tersebut, Jumat.
Jokowi lalu mengapresiasi Mocthar Riady yang sudah berumur 95 tahun, namun tetap mengunjunginya di Solo.
"Khususnya Bapak Mochtar Riady yang di usia ke 95 tahun masih sehat dan berupaya untuk mampir ke Solo. Terima kasih atas kedatangannya, saya sangat menghargai silaturahmi ini," paparnya.
James Riady, Penerus Mochtar Riady
James Riady yang menemani kunjungan ayahnya, Mochtar Riady adalah penerus bisnis keluarga Riady.
Melansir dari Bloomberg via Bisnis.com, pria yang lahir pada tahun 1957 di Jakarta ini, sejak kecil telah dipersiapkan secara serius oleh sang ayah untuk jadi pebisnis.
Walaupun bukan anak pertama, tapi sebagai anak kedua dari konglomerat Mochtar Riady, James diajari hidup mandiri, di mana sang ayah mengirimkannya ke Macau, Cina untuk menjalani pendidikan.
Setelah empat tahun bersekolah di Macau, James Riady pun pindah ke Australia dan kuliah di University of Melbourne. Seusai menamatkan kuliahnya, pada tahun 1997 sang ayah kemudian mengirimnya ke Amerika untuk terjun ke dunia perbankan.
Perjalanan Karier James Riady
Melansir dari The Washington Post, berkat hubungan ayahnya dengan pemilik Stephens Inc., Jackson T. Stephens, sebuah perusahaan perbankan investasi terkemuka yang berbasis di Little Rock, menjadikan, James Riady menjalin hubungan dekat dengan Bill Clinton, yang merupakan Presiden Amerika Serikat ke 42.
Kemudian, sebagai bentuk kepecayaan Jack Steven, membuat James Riady ditunjuk sebagai Presdir Worthen Bank pada 1984, di mana saat itu istri Clinton, Hillary, menjadi pengacara pada bank yang dipimpinnya. Alhasil, hubungan akrab mulai terbentuk.
Pulang ke Indonesia, James Riady dipercaya sebagai Chief Executive Officer atau CEO Lippo Group. Pengalamannya dalam berbisnis selama di Amerika Serikat menjadi pelajaran berharga baginya dalam membesarkan bisnis di Indonesia, hingga Lippo Grup memiliki lini bisnis yang terdiversifikasi, mulai dari properti, teknologi sampai perbankan.
Aktivitas perusahaannya telah tersebar di kawasan Asia Pasifik, terutama Hong Kong, Guang Zhou, Fujian, dan Shanghai.
Melansir dari situs perusahaan, Lippo Group juga menambah nilai perusahaannya dengan melakukan pengembangan properti dan dengan cara mengakuisisi OUE Hospitality Real Estate Investment Trust (OUE H-REIT) yang berbasis di Singapura dengan portofolio real estate berupa perhotelan yang terus berkembang dan menghasilkan pendapatan.
Lippo Grup pun telah menghadirkan Pun Hlaing Siloam Hospital di Myanmar dengan membangun enam hingga tujuh rumah sakit di Yangon sementara sisanya berada di luar ibu kota.
Terakhir, Grup Lippo memiliki 49 persen saham Auric Pacific, sebuah grup F&B yang mapan dengan minat di bidang distribusi, manufaktur, ritel, manajemen, operasi, dan investasi dana.
Tercatat di Bursa Efek Singapura, bisnis dan operasi Auric Pacific hadir di Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Tiongkok.
Kekayaan James Riady
Perusahaan konglomerasi yang dikelola James Riady menjadikan keluarga Riady sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.
Forbes mencatat harta kekayaannya kini ditaksir mencapai US$1,4 miliar atau setara dengan Rp21,9 triliun. Adapun, dengan kekayaannya tersebut James Riady turut mendorong pengembangan berbagai model institusi pendidikan dan inovasi.
Sehingga, dirinya mendirikan Yayasan Pendidikan Pelita Harapan. Bahkan, lembaga pendidikannya telah berminta dengan Universitas Nasional Singapura, Universitas Teknologi Queensland, Universitas Biola di AS, Universitas Xiamen di Cina, dan lainnya serta dengan perusahaan multinasional utama seperti Microsoft, Intel dan Toshiba.
Sentimen: neutral (0%)