Sentimen
Positif (98%)
12 Des 2024 : 20.24
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Event: Pemilu 2019

Institusi: Universitas Indonesia

Kab/Kota: Depok

Kasus: korupsi

Partai Terkait

Waka MPR Eddy Soeparno raih gelar Doktor Ilmu Politik dari UI

12 Des 2024 : 20.24 Views 22

Antaranews.com Antaranews.com Jenis Media: Politik

Waka MPR Eddy Soeparno raih gelar Doktor Ilmu Politik dari UI

“Secara umum, penelitian ini berargumentasi bahwa PAN telah bertransformasi dari partai ideologis-konfrontatif yang berfokus pada kebijakan (policy-seeking) menjadi partai pragmatis-kooperatif yang berorientasi pada perolehan suara dan jabatan (vote

Depok (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno resmi meraih gelar Doktor Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (UI) setelah menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Kamis.

Dalam ujian terbuka yang berlangsung di Ruang Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI itu, Eddy mempresentasikan disertasinya yang berjudul “Transformasi Perubahan Partai di Indonesia: Studi Kasus Partai Amanat Nasional Periode 2016-2022”.

“Secara umum, penelitian ini berargumentasi bahwa PAN telah bertransformasi dari partai ideologis-konfrontatif yang berfokus pada kebijakan (policy-seeking) menjadi partai pragmatis-kooperatif yang berorientasi pada perolehan suara dan jabatan (vote & office seeking),” kata Eddy saat membacakan naskah disertasinya.

Dia memaparkan bahwa dalam disertasinya PAN memutuskan untuk melakukan perubahan-perubahan signifikan sepanjang periode 2016-2022 untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan politik agar dapat menjamin keberlangsungan partainya (party continuity).

“Dalam penelitian saya ditemukan faktor faktor yang mendorong terjadinya perubahan PAN sepanjang periode penelitian seperti pengaruh sistem presidensialisme-multipartai di Indonesia, kebangkitan dan kemudian meredupnya gerakan populisme Islam, dan perubahan kepemimpinan di internal partai,” tuturnya.

Perubahan lainnya berkaitan dengan posisi isu, di mana PAN yang sedianya pluralis inklusif menjadi sektarian karena sempat ikut mengusung diskursus populisme Islam pada 2016. Namun, kegagalan PAN dalam Pemilu 2019 untuk menambah kursi di parlemen membuat sebagian pengurus partai mendesak PAN kembali ke posisi yang lebih moderat dan inklusif.

"Berkait dengan posisi isu PAN yang mendukung kelompok Islam konservatif, perlu diingat bahwa meskipun PAN didirikan dengan platform pluralis inklusif, kelompok Islamis dalam partai tidak pernah pudar, dan mendapatkan momentum kebangkitan kembali pada tahun 2015 dengan menguatnya gerakan populisme Islam," katanya.

Perubahan berikutnya, lanjut dia, terkait karakteristik organisasi PAN yang berubah akibat perubahan kepemimpinan pascaKongres Ke-5 PAN tahun 2020, di mana Zulkifli Hasan berhasil mempertahankan kepemimpinannya dan Amin Rais memilih keluar dari PAN.

Disertasi yang menggunakan kerangka analisis dengan menggabungkan teori perubahan partai (party change) dengan pendekatan historical institutionalism itu juga menekankan pentingnya pelembagaan dalam mengarungi pola perubahan partai.

Dia berharap penelitian tentang perubahan partai yang terjadi di Indonesia itu bisa menjadi bahan rujukan bagi partai-partai lain dalam menavigasi proses perubahan yang tengah terjadi.

“Kami berharap hasil dari penelitian kami bisa menjadi rujukan partai-partai lain agar proses perubahan partai yang terjadi tidak membawa dampak negatif tetapi justru menambah nilai bagi partai-partai di Indonesia,” kata dia.

Eddy yang menyelesaikan studi selama tiga tahun itu berhasil mendapatkan predikat cumlaude atau lulus dengan pujian dengan meraih skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) sebesar 3,84.

"Tim penguji Universitas Indonesia memutuskan untuk mengangkat saudara menjadi doktor dari program studi ilmu politik dengan yudisium cumlaude dan mendapatkan nilai 3,84,” kata Ketua Sidang Promosi Doktor Prof. Adrianus Eliasta Meliala, Ph.D.

Sidang Terbuka Promosi Doktor tersebut dihadiri pula oleh Promotor Prof. Aditya Perdana dan Kopromotor Prof. Lili Romli. Sementara itu, Eddy diuji oleh empat profesor dari dalam maupun luar kampus, yakni Dr. Sri Budi Eko Wardani, Dr. Huriyyah, Meidi Kosandi, Ph. D, dan Dr. Mada Sukmajati.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Menteri (Wamen) Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay, hingga Wakil Ketua komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024

Sentimen: positif (98.1%)