Esposin, KLATEN – Akibat tingginya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir, sebanyak 131 hektare (ha) sawah di Kecamatan Gantiwarno, Klaten, terendam banjir. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten kini tengah memantau kondisi tanaman padi yang terendam air.

Berdasarkan data terbaru, sawah yang tergenang air tersebar di 11 desa di Kecamatan Gantiwarno, yakni Desa Gesikan, Jabung, Kragilan, Jogoprayan, Karangturi, Ngandong, Kerten, Katekan, Sawit, Mlese, dan Gentan. Total luas sawah yang terendam mencapai 131 hektare, berdasarkan laporan per Selasa (10/11/2024).

Selain itu, DKPP Klaten juga tengah melakukan pendataan terhadap area persawahan lain yang terdampak banjir, termasuk sawah yang terendam akibat jebolnya tanggul sungai di Desa Mlese pada Selasa sore, (10/11/2024).

Kondisi Tanaman Padi yang Terendam dan Potensi Kerugian

Kabid Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan DKPP Klaten, Lilik Nugraharja, menyatakan bahwa usia tanaman padi yang terendam berkisar antara tiga pekan hingga 1,5 bulan. Ketika ditanya mengenai kemungkinan terjadinya puso (gagal panen), Lilik menjelaskan bahwa hal tersebut belum dapat dipastikan.

“Jika genangan surut dalam lima hari, tanaman padi masih berpotensi untuk diselamatkan. Kami akan terus memantau kondisi tanaman dalam tiga hari ke depan,” ungkap Lilik kepada Espos pada Rabu (11/12/2024).

Upaya Penanganan Genangan Sawah di Gantiwarno

Upaya untuk mengurangi genangan yang merendam sawah di Gantiwarno sangat bergantung pada kondisi cuaca. Jika intensitas hujan menurun, diperkirakan genangan air akan berkurang dan tanaman padi bisa terselamatkan.

Pelaksana Tugas Kepala DKPP Klaten, M. Nasir, menambahkan bahwa penyebab utama banjir di area persawahan bukan hanya jebolnya tanggul sungai, tetapi juga tingginya curah hujan yang menyebabkan genangan air meningkat. “Kami terus berkoordinasi dengan camat dan kepala desa setempat. Kami akan terus memantau kondisi tanaman padi. Harapannya, hujan tidak terus menerus turun,” jelas Nasir.