Sentimen
Undefined (0%)
11 Des 2024 : 18.26
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Banjarnegara, Magelang, Semarang

Keren! Ekspor Salak Jawa Tengah ke China dan Kamboja Capai 131,5 Ton

11 Des 2024 : 18.26 Views 12

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Keren! Ekspor Salak Jawa Tengah ke China dan Kamboja Capai 131,5 Ton

Esposin, BANJARNEGARA -- Jawa Tengah terus menunjukkan keunggulan di sektor pertanian dengan peningkatan ekspor buah salak. Berdasarkan data Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, selama tahun 2023, salak Jawa Tengah (Jateng) telah diekspor sebanyak sembilan kali ke Kamboja dan Taiwan dengan total 103.500 kg. Sementara itu, pada tahun 2024, frekuensi ekspor meningkat menjadi 11 kali, dengan tujuan China dan Kamboja, mencapai total 131.550 kg atau setara 131,55 ton.

Potensi Besar Buah Salak di Pasar Global

Buah salak, yang terkenal dengan cita rasanya yang khas dan kandungan nutrisinya yang tinggi, memiliki potensi besar sebagai komoditas ekspor unggulan. Namun, untuk dapat bersaing di pasar internasional, diperlukan peningkatan kualitas produk, kemasan yang menarik, serta pemenuhan persyaratan sanitasi dan fitosanitasi yang ketat.

Untuk mendukung pengembangan ini, Balai Karantina Jawa Tengah (Jateng) menggelar kegiatan bimbingan teknis di Desa Pakelen, Kecamatan Madukara, Banjarnegara, Selasa (10/12/2024). Acara ini dihadiri 60 peserta yang terdiri dari petani salak, eksportir, perwakilan instansi dan dinas terkait, serta mahasiswa dari Sekolah Tinggi Agama Islam Tangguh yang tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata.

Bimbingan Teknis untuk Peningkatan Kualitas dan Ekspor

Acara ini dibuka oleh Kepala Karantina Jawa Tengah, didampingi oleh Ketua Tim Kerja Karantina Tumbuhan, Cisilia Triwidyanti. Narasumber yang hadir meliputi Analis Perkarantinaan Tumbuhan Madya Karantina Jawa Tengah, Irsan Nuhantoro;  Kabid Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Banjarnegara, Erwin Indriatmoko; serta perwakilan dari OKKPD Provinsi Jateng, Jatmika Eka Chandra. 

Karantina memiliki peran penting dalam memastikan komoditas pertanian yang diekspor memenuhi standar kesehatan dan keamanan pangan negara tujuan. Peran utamanya meliputi mencegah penyebaran hama dan penyakit, penegakan standar mutu, perlindungan tanaman di dalam negeri, dan fasilitasi perdagangan.

Petani salak di Banjarnegara menghadapi berbagai tantangan, seperti harga yang tidak stabil saat panen raya, kompetisi dengan buah musiman lainnya, dan serangan hama, seperti lalat buah. Melalui bimbingan teknis ini, para petani diberikan pelatihan mengenai teknik budidaya yang baik, pengendalian hama dan penyakit, penanganan pascapanen yang tepat, persyaratan ekspor termasuk sertifikasi dan label, peluang ekspor, pembangunan jejaring bisni, dan lain-lain. 

Ketahanan Pangan dan Ekonomi Lokal

Selain mendorong ekspor, kegiatan ini juga mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan. Dengan mengoptimalkan produksi dan menambah nilai jual komoditas lokal, diharapkan pendapatan petani meningkat, ketergantungan pada impor berkurang, dan pertumbuhan ekonomi daerah terdorong.

Banjarnegara memiliki potensi besar dalam produksi buah salak segar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, Banjarnegara menduduki posisi kedua setelah Magelang, dengan produksi mencapai 67.694 ton. Pasar lokalnya mencakup wilayah Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan Nusa Tenggara.

Melalui kegiatan ini, diharapkan pemahaman masyarakat dan petani mengenai teknik budidaya, standar ekspor, serta peluang pasar dapat terus meningkat. Dengan demikian, ekspor di bidang hortikultura dapat berkembang lebih pesat, sekaligus mendukung ketahanan pangan dalam negeri.

Sentimen: neutral (0%)