Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Karanganyar, Purworejo, Sragen
Antisipasi Cuaca Ekstrem, BPBD Sragen Petakan Wilayah Rawan Bencana
Espos.id
Jenis Media: Solopos
![Antisipasi Cuaca Ekstrem, BPBD Sragen Petakan Wilayah Rawan Bencana](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2024/12/20241210131938-img-20241210-wa0017.jpg?quality=60)
Esposin, SRAGEN-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen terus meningkatkan upaya mitigasi risiko bencana. Salah satunya melalui pemetaan wilayah kecamatan dan desa/kelurahan yang rawan bencana. Pemetaan itu perlu dilakukan sebagai respons dan antisipasi secara masif terhadap bencana yang mungkin ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti angin kencang, banjir, hingga longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Triyono Putro menyampaikan bahwa sejak Oktober 2024, Kabupaten Sragen memasuki fase cuaca ekstrem. “Kami sudah menindaklanjuti sejak Oktober 2024 lalu tepatnya saat BMKG mengeluarkan edaran terkait fenomena astronomi dan meteorologi di Provinsi Jawa Tengah,” kata Triyono saat ditemui Espos di kantornya pada Rabu (11/12/2024) pagi.
Lebih lanjut, dalam fase itu, kata dia, ada beberapa kejadian yang terprediksi akibat fenomena astronomi dan meteorologi, seperti pertama kulminasi utama atau fenomena ketika matahari berada pada titik tertinggi sehingga mengakibatkan hari tanpa bayangan. “Fenomena ini sudah terjadi pada 9-13 Oktober 2024 lalu,” tambahnya.
Kedua, suhu udara maksimum yang mana akan berpotensi suhu rata-rata tertinggi sekitar 38 derajat-39 derajat Celsius. Ketiga, pancaroba. “Pada masa pancaroba ini kondisi atmosfer dalam masa labil akibat peralihan musim kemarau dan musim hujan sehingga memicu cuaca ekstrem,” terangnya.
Keempat, musim penghujan yang berpotensi pula disertai angin kencang. Dalam masa itu pula BPBD Sragen memetakan beberapa wilayah yang rawan bencana.
“Kami sudah memetakan beberapa wilayah berdasarkan tiga jenis bencana, yakni longsor, angin kencang, dan banjir selama musim penghujan itu,” kata dia.
Adapun pemetaan wilayah berpotensi bencana angin kencang yakni seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen yang jumlahnya 20 kecamatan berpotensi terjadi angin kencang. “Dari 20 kecamatan itu, jika ditinjau dari desa/kelurahan ada sebanyak 75 desa/kelurahan. Tetapi kami juga berharap seluruh desa/kelurahan yang ada tetap mengantisipasi bencana angin kencang,” tambahnya.
Untuk bencana banjir, dari 20 kecamatan yang ada di Sragen, 14 kecamatan di antaranya berpotensi terdampak banjir. Sisanya enam kecamatan, seperti Gesi, Sambirejo, Kedawung, Gemolong, Mondokan, Miri untuk saat ini belum berpotensi terdampak banjir.
“Jika ditinjau dari segi desa/kelurahan maka sebanyak 60 desa/kelurahan yang berpotensi terdampak banjir,” kata Triyono.
Sementara itu, bencana longsor berpotensi terjadi di lima kecamatan, di antaranya pertama, Kecamatan Sambirejo meliputi desa Musuk, Sambi, Jambean, Jetis, dan Sukorejo.
Kedua, Kecamatan Kalijambe meliputi Desa Bukuran, Krikilan, Ngebung, dan Jetiskarangpung. Ketiga, Kecamatan Plupuh meliputi Desa Karanganyar. Keempat, Kecamatan Masaran meliputi Desa Sidodadi, Karangmalang, dan Kliwonan.
“Terakhir, kelima yaitu Kecamatan Gemolong meliputi Desa Purworejo,” kata dia.
Triyono berharap di tengah fase cuaca ekstrem yang sedang berlangsung ini seluruh masyarakat saling bahu-membahu mengantisipasi dampak bencana yang mungkin bisa terjadi kapan saja. Mengingat Pemkab Sragen telah mengikuti Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana bersama beberapa lembaga terkait seperti TNI-Polri, serta beragam lembaga lainnya untuk memastikan kesiapan dalam menanggulangi bencana yang bakal terjadi ke depannya.
“Kami juga mengimbau seluruh masyarakat Kabupaten Sragen agar segera melaporkan jika terjadi bencana akibat cuaca ekstrem ini kepada kami, bisa melalui telepon ke nomor [0271] 891433, atau pesan WhatsApp ke nomor 08112957211,” bebernya.
Sentimen: neutral (0%)