Sentimen
Undefined (0%)
11 Des 2024 : 09.57
Informasi Tambahan

BUMN: BNI

Kab/Kota: Kuala Lumpur, Shanghai

Wait and See Rilis Data Inflasi Amerika, IHSG Dibuka Menguat

11 Des 2024 : 09.57 Views 11

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Wait and See Rilis Data Inflasi Amerika, IHSG Dibuka Menguat

Esposin, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (11/12/2024) pagi, bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

IHSG dibuka menguat 9,58 poin atau 0,13 persen ke posisi 7.462,87. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,32 poin atau 0,04 persen ke posisi 890,20.

"IHSG hari ini berpotensi koreksi terbatas," ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Rabu seperti dilansir Antaranews.

Dari mancanegara, pelaku pasar tengah menantikan rilis data inflasi terbaru dari Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan pada pekan ini.

Selain itu, fokus pelaku pasar juga tertuju pada laporan indeks harga konsumen (CPI) AS yang akan dirilis pada Rabu (13/12/2024).

Data ini dapat mempengaruhi keputusan The Fed terkait suku bunga dalam pertemuan 17-18 Desember mendatang, yang diperkirakan inflasi utama naik 0,3 persen pada November dan 2,7 persen dalam 12 bulan terakhir

Dari regional Asia, pernyataan dari Politbiro China pada Senin memicu kenaikan saham Hong Kong dan menekan yield obligasi pemerintah China ke level terendah sepanjang masa.

Media pemerintah Xinhua melaporkan, pejabat tinggi Partai Komunis mengubah sikap kebijakan moneter dari "prudent" menjadi moderat longgar, mencerminkan respons mereka terhadap krisis sebelumnya, dengan janji untuk menstabilkan pasar dan menggenjot konsumsi.

Namun, detail lebih lanjut diperkirakan diumumkan dalam Konferensi Kerja Ekonomi Pusat akhir pekan ini. Bank Sentral Australia kembali mempertahankan suku bunga acuannya pada 4,35 persen untuk pertemuan kedelapan berturut-turut. Indeks ASX 200 Australia melemah 0,36 persen.

Sementara itu, bursa saham AS Wall Street kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa kemarin, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,35 persen ke posisi 44.247,83, S&P 500 terkoreksi 0,3 persen ke 6.034,91, dan Nasdaq Composite terpangkas 0,25 persen menjadi 19.687,24.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 152,11 poin atau 0,39 persen ke level 39.215,40, indeks Shanghai menguat 8,92 poin atau 0,26 persen ke posisi 3.431,58, indeks Kuala Lumpur melemah 8,25 poin atau 0,51 persen ke posisi 1.600,72, dan indeks Straits Times melemah 10,86 poin atau 0,28 persen ke 3.802,69.

Sebelumnya, IIHSG pada Selasa (10/12/2024) sore, ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup menguat 15,56 poin atau 0,21 persen ke posisi 7.453,29. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 3,07 poin atau 0,35 persen ke posisi 890,52.

“Bursa regional Asia bergerak menguat yang ditopang sikap pelaku pasar yang merespons upaya China dalam mendorong pertumbuhan ekonominya," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut seiring dengan hasil pertemuan Politbiro China, yang mengindikasikan bahwa tahun depan akan mengadopsi kebijakan fiskal yang lebih proaktif untuk mendukung pemulihan.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 1,90 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor energi yang masing- masing naik sebesar 0,91 persen dan 0,62 persen.

Sedangkan, enam sektor melemah yaitu sektor properti turun sebesar minus 0,97 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor kesehatan yang masing- masing minus sebesar 0,83 persen dan 0,63 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu DPUM, GPSO, JPST, SCMA dan ANDI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni HADE, CITY, TMPO, DIVA dan SSTM.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.400.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,19 miliar lembar saham senilai Rp15,60 triliun. Sebanyak 282 saham naik 322 saham menurun, dan 342 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Espos.id tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Sentimen: neutral (0%)