Sentimen
Negatif (92%)
10 Des 2024 : 23.51
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Magelang, Yogyakarta

Tokoh Terkait

Tertawa Terbahak-bahak Saat Miftah Hina Penjual Es Teh, Usman Ali Ngaku Khilaf dan Minta Maaf

10 Des 2024 : 23.51 Views 9

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Tertawa Terbahak-bahak Saat Miftah Hina Penjual Es Teh, Usman Ali Ngaku Khilaf dan Minta Maaf

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Asrama Perguruan Islam Al-Huda, Usman Ali, mengakui kekhilafannya setelah tertawa dalam momen kontroversial ketika Miftah Maulana Habiburrahman menghina Sunhaji, seorang pedagang es teh, dalam sebuah pengajian di Magelang, Jawa Tengah, pada November lalu. Video yang merekam kejadian itu memperlihatkan Usman tertawa lepas di samping Miftah, yang menggunakan istilah kasar untuk menyebut Sunhaji.

Dalam keterangan tertulisnya pada Senin (9/12/2024), Usman menyampaikan bahwa tawanya murni spontan dan tanpa niat menertawakan Sunhaji. “Sungguh saya tidak ada niat menertawakan penjual es atau Pak Sunhaji. Itu terjadi semata-mata karena suasana ceramah GM (Miftah) malam itu yang cair dan penuh candaan,” ujarnya.

Usman mengungkapkan bahwa dirinya telah berupaya meminta maaf langsung kepada Sunhaji. Ia bahkan mendatangi rumah Sunhaji di Dusun Gesari, Magelang, namun tidak bertemu karena Sunhaji sedang berada di Yogyakarta untuk mengurus paspor keberangkatan umrah. Sebagai gantinya, Usman menyampaikan permintaan maaf melalui panggilan video. Ia juga meminta maaf kepada masyarakat yang merasa terganggu oleh perilakunya.

“Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi saya untuk lebih berhati-hati dalam berkata, bersikap, dan membawa diri di mana pun berada,” tuturnya.

Insiden ini berawal dari pengajian yang digelar di lapangan drh. Soepardi, Magelang, pada 20 November 2024. Saat Sunhaji sedang berkeliling menjajakan es teh, Miftah menegurnya dan melontarkan hinaan yang membuat Sunhaji merasa tersinggung. "Saya tersinggung. Wong saya lagi masuk, ada suara kayak gitu," kata Sunhaji, Rabu (4/12/2024).

Kasus ini memicu reaksi luas dari masyarakat, yang menyoroti pentingnya menjaga sikap dan ucapan, terutama dalam acara keagamaan yang seharusnya menjadi ajang meningkatkan kehormatan dan toleransi. (bs-zak/fajar)

Sentimen: negatif (92.8%)