Sentimen
Undefined (0%)
10 Des 2024 : 11.37
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunungkidul, Klaten, Solo

Berdampak Meluap ke 4 Kecamatan, Dua Sungai di Klaten Ini Wajib Diwaspadai

10 Des 2024 : 11.37 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Berdampak Meluap ke 4 Kecamatan, Dua Sungai di Klaten Ini Wajib Diwaspadai

Esposin, KLATEN – Kapolres Klaten, AKBP Warsono mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terkait potensi bencana alam seiring musim hujan yang diprediksi berlangsung hingga Februari 2025 mendatang. 

Kerawanan bencana itu antara lain banjir, tanah longsor hingga angin puting beliung yang kemungkinan meningkat beberapa waktu mendatang.

Kapoplres mengatakan ada sejumlah sungai besar yang mengalir di Klaten yang harus diwaspadai, utamanya Sungai Dengkeng dan Sungai Bengawan Solo

"Berdasarkan riwayat kejadian bencana dan letak geografis Klaten yang dilewati sungai besar, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Khususnya di wilayah aliran Sungai Dengkeng yang memiliki risiko banjir cukup tinggi," ujar Kapolres AKBP Warsono seusai memimpin apel kesiapsiagaan bencana alam di halaman Mapolres setempat, Senin (9/12/2024).

Kapolres mengatakan, berdasarkan prediksi puncak musim hujan terjadi Desember 2024 hingga Februari 2025. 

Sepanjang waktu hingga Februari 2025, hujan yang turun berpotensi disertai dengan angin ribut yang membahayakan keselamatan warga. 

Karena itu, ia mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk lebih berhati-hati dan waspada. 

Kapoplres mengatakan ada sejumlah sungai besar yang mengalir di Klaten di antaranya Sungai Dengkeng dan Sungai Bengawan Solo yang memiliki potensi tinggi mengakibatkan bencana banjir di wilayah sepanjang alirannya. 

Beberapa wilayah yang berpotensi terkena luapan air berada di Kecamatan Prambanan, Gantiwarno, Wedi serta Bayat.

"Manajemen penanganan bencana alam bukan hanya dilakukan saat bencana terjadi atau pasca bencana, tetapi harus dimulai dari upaya pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan. Untuk itu, sinergi antarlembaga, relawan, dan tim penanggulangan bencana sangat diperlukan," kata Warsono seperti dikutip Espos dari keterangan tertulis Humas Polres Klaten.

Sementara itu, Pemkab Klaten, Jawa Tengah segera berkoordinasi dengan Pemkab Gunungkidul, DIY menindaklanjuti jebolnya tanggul saluran afur di belakang Kantor Desa Kragilan, Kecamatan Gantiwarno, Sabtu (7/12/2024) petang. 

Banjir sering terjadi di Desa Kragilan setiap musim penghujan tiba. 

Saat ini, tanggul yang jebol pada Sabtu petang lalu ditangani darurat dengan pemasangan beronjong kawat.

Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono, menjelaskan dari laporan kecamatan, sudah beronjong kawat sudah dipasang menutup tanggul yang jebol sepanjang belasan meter. 

Jajang mengungkapkan asesmen terus dilakukan terkait kerusakan tanggul tersebut.

“Sebenarnya titik rawan sudah ada petanya sudah dikuatkan ditanggul. Butuh penanganan lebih lagi. Alhamdulillah semakin sedikit yang jebol. Kemudian yang perbatasan ini juga ada kerja sama di daerah perbatasan. Ini yang akan kami diskusikan. Makanya kami cek ini kewenangannya siapa. Kalau kewenangannya kami segera kami eksekusi,” jelas Jajang saat ditemui Espos di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (9/12/2024).

Di sisi lain, luapan yang terjadi di wilayah Kragilan salah satu faktornya ada bangunan SMPN 3 Gantiwarno yang berada di atas saluran air. 

Keberadaan bangunan itu menghambat aliran air yang membawa berbagai material.

Terkait bangunan di atas saluran itu, Jajang menjelaskan kondisi itu segera ditindaklanjuti Dinas Pendidikan (Disdik) bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR). 

“Dari Kepala DPUPR dan Disdik akan menindaklanjuti itu. Artinya apakah itu memang harus dibongkar atau ada teknik lain atau alternatif lain yang bisa diambil sehingga di sana aliran tidak terhambat lagi,” kata Jajang.

Sebelumnya, tanggul saluran afur di belakang kantor Desa Kragilan, Kecamatan Gantiwarno jebol sepanjang 15 meter, Sabtu petang. 

Tanggul yang terdiri dari dua lapis itu jebol tak mampu menahan derasnya aliran air. 

Saluran itu berhulu di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Akibat kejadian itu, kantor desa serta permukiman di Kragilan sempat kebanjiran. 

Sentimen: neutral (0%)