Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Boyolali, Grogol, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri
Kasus: korupsi, penganiayaan
Kasus Kades Digerebek Warga Beberapa Kali di Soloraya, Ini Dokumentasinya
Espos.id
Jenis Media: Solopos
![Kasus Kades Digerebek Warga Beberapa Kali di Soloraya, Ini Dokumentasinya](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2020/06/rekonstruksi-pengeroyokan-kades.jpeg?quality=60)
Esposin, BOYOLALI – Kasus kepala desa yang digerebek warga atas tuduhan berselingkuh seperti yang terjadi pada SR di Kecamatan Kemusu, Boyolali, Jawa Tengah pada Jumat (6/12/2024) bukan kali pertama terjadi di Soloraya.
Berdasarkan catatan Espos, ada sejumlah kejadian kades digerebek warga yang terjadi di Soloraya dalam rentang 12 tahun terakhir.
Berikut rangkuman Espos yang ditulis, Senin (9/12/2024):
1. Kasus Desa Taji, Juwiring, Klaten:
Puluhan warga Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Klaten, berunjuk rasa menuntut kades setempat, AP, mundur dari jabatannya pada 8 November 2024 lalu.
Tuntutan dilontarkan warga lantaran mereka menilai sang kades melakukan tindakan asusila.
Aksi itu diikuti sekitar 50 orang di kantor Desa Taji.
Setelah memasang spanduk di sekitar kantor desa serta berorasi, warga lantas menggelar audiensi di aula kantor desa.
Audiensi dihadiri Camat, Kapolsek, Danramil Juwiring diikuti perangkat desa serta Kades AP.
AP digerebek warga di Desa Gondangsari, Juwiring pada 24 Oktober 2024 sekitar pukul 03.30 WIB di rumah seorang perempuan bersuami.
Saat kejadian, suami perempuan tersebut tidak berada di rumah.
Audiensi sempat berjalan tegang. Hingga akhirnya warga menyerahkan surat mosi kepada Kades. Surat bakal diserahkan ke Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk diteruskan ke Pemkab Klaten.
Kades Taji, AP, membantah digerebek warga. Ia mengakui bertamu hingga larut malam dan saat keluar rumah ia dicegat di jalan.
“Kalau digerebek itu tidak. Karena itu kejadiannya di luar rumah. Saya bertamu larut malam, kemudian keluar dari rumah itu, warga sudah di luar. Intinya seperti itu, saya dicegat,” jelas Agus kepada Espos.
2. Penggerebekan Kades Karangtengah, Wonogiri
Pada 26 Maret 2020, Kades Karangtengah, Wonogiri berisial BD digerebek warganya karena dituduh berselingkuh.
Bahkan, BD sempat dianiaya warganya saat digerebek. BD lantas melaporkan balik penganiayaan yang terjadi pada dirinya ke polisi.
Pengacara Bambang, Asri Purwanti, mengungkapkan klien memang memiliki hubungan spesial dengan perempuan warga Manggis, Desa Temboro, Karangtengah.
Namun, perempuan tersebut sudah pisah ranjang dengan suaminya.
Menurutnya, pada malam saat digerebek warga, orang tua si perempuan meminta kliennya datang dan mengobrol sampai tengah malam.
Tiba-tiba warga menggerebek dan langsung menghajar Kades BD.
"Mestinya warga yang merasa dirugikan melapor ke polisi atau bisa menyelesaikan masalah secara kekeluargaan, bukan main hakim sendiri," sesal Asri.
Menurut Asri, kliennya sudah membuat surat permohonan maaf kepada keluarganya dan warga desa.
"Pak BD memang salah tapi bukan berarti warga boleh menghakiminya," imbuh Asri.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos, BD digerebek dan dihajar massa saat mengunjungi seorang perempuan di Dusun Manggis, Desa Temboro, Karangtengah, Kamis tengah malam.
Penggerebekan dipimpin suami si perempuan yang curiga istrinya selingkuh dengan Kades Karangtengah, Wonogiri, itu.
Peristiwa saat penggerebekan itu direkam dalam bentuk video oleh salah satu warga.
Dalam video itu terlihat Bambang tergeletak dengan kondisi tengah terikat di belakang punggung dan wajahnya terluka.
3. Kasus selingkuh di Sukoharjo
Kasus perselingkuhan seorang kepala desa pernah terjadi di Sukoharjo pada tahun 2012.
Inspektorat Sukoharjo menyebut, kades yang berselingkuh itu berada di wilayah Kecamatan Grogol.
Namun Kepala Inspektorat Sukoharjo saat itu, Supangat, tidak membuka identitas kades yang berselingkuh.
“Dua kades itu masing-masing dari Kecamatan Kartasura dan satu dari Kecamatan Grogol. Yang dari Kartasura itu kami periksa terkait dugaan korupsi dan yang dari Grogol terkait dugaan perselingkuhan,” ujar Kepala Inspektorat Sukoharjo, Supangat ketika ditemui di Sukoharjo, Kamis (23/8/2012).
Camat Grogol saat itu, Agustinus Setiyono mengaku mendapat surat tembusan laporan terkait kasus dugaan perselingkuhan salah satu kades di wilayahnya.
Namun untuk persoalan ini pihaknya memasrahkannya ke Inspektorat.
Hanya saja pihaknya menyesalkan terjadinya dugaan kasus perselingkuhan yang dilakukan salah satu kades di wilayahya.
Karena pada dasarnya kades dianggap sebagai salah satu figur pemimpin yang bisa menjadi panutan warganya.
“Kalau benar terbukti berselingkuh, saya tentu menyayangkannya. Karena perbuatan ini tidak pantas dilakukan seorang kades yang menjadi pemuka masyarakat di desa,” ujar Agustinus.
Sentimen: neutral (0%)