Esposin, KUDUS -- Kepolisian Resor (Polres) Kudus mengungkapkan kasus perdagangan video porno yang melibatkan seorang wanita berinisial DM, 24, asal Kabupaten Demak. Tersangka diduga memanfaatkan media sosial, khususnya WhatsApp (WA), untuk memperjualbelikan video porno dengan harga mulai Rp50.000 hingga Rp500.000.

Kapolres Kudus, AKBP Ronni Bonic, menjelaskan bahwa DM mengunggah video pornografi dalam status WhatsApp dengan durasi pendek. Bagi yang ingin mengakses video berdurasi lebih panjang, tersangka meminta pembayaran sesuai dengan durasi yang diinginkan.

“Video pornografi yang dipasang di status WhatsApp tersebut dilihat oleh sekitar 800 hingga 1.100 kontak yang ada di telepon milik tersangka,” kata AKBP Ronni Bonic saat gelar kasus di Mapolres Kudus, Jumat.

Hasilnya, pelaku berhasil menjual video tersebut kepada puluhan orang dengan berbagai durasi, meraup total uang sebesar Rp4,45 juta. Uang yang diperoleh digunakan sebagian untuk kebutuhan sehari-hari, perawatan diri, serta sebagian besar digunakan untuk berjudi daring.

Video Dibuat Bersama Tiga Laki-Laki

Dalam proses pembuatan video porno tersebut, DM bersama tiga pria berinisial M, F, dan E. Tersangka mengaku video yang dibuat awalnya hanya untuk konsumsi pribadi bersama ketiga pria tersebut. Namun, DM kemudian merekam aksi mereka dan mengunggahnya ke status WhatsApp tanpa sepengetahuan mereka.

“Setiap kali melakukan kegiatan tersebut, tersangka meminta agar aksinya direkam dan dikirimkan kepadanya melalui WhatsApp. Tanpa sepengetahuan mereka, video tersebut kemudian dijual kepada orang lain,” ungkap Kapolres.

Modus Penjualan Melalui WhatsApp

DM memanfaatkan popularitas WhatsApp untuk menyebarkan video tersebut kepada kontak-kontaknya. Dengan meminta pembayaran dari setiap orang yang ingin melihat video lebih panjang, DM berhasil mendapatkan uang dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan potensi risiko penyalahgunaan media sosial dalam melakukan aktivitas ilegal.