Sentimen
Negatif (98%)
6 Des 2024 : 10.49
Partai Terkait

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1017: Rusia Minta Ukraina Jadi Negara Non-Blok jika Mau Damai - Halaman all

6 Des 2024 : 10.49 Views 30

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1017: Rusia Minta Ukraina Jadi Negara Non-Blok jika Mau Damai - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1017 pada Jumat (6/12/2024).

Pada tengah malam, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan Rusia mencoba 37 kali untuk menerobos pertahanan Ukraina ke arah Pokrovsky.

Pada pukul 01.00 waktu setempat, satu dari enam drone mencoba terbang menuju Ukraina.

Setidaknya lima UAV Rusia terdeteksi di wilayah utara Ukraina pada pukul 03.00 waktu setempat, seperti diberitakan Telegraf.

Menlu Rusia: Tak Boleh Gabung NATO, Ukraina Harus Jadi Negara Non-Blok

Menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengungkapkan syarat untuk melakukan perundingan damai dengan Ukraina.

"Presiden Vladimir Putin sering dituduh secara keliru menolak berunding dengan Ukraina," kata Lavrov mengatakan kepada Carlson dalam wawancara yang dipublikasikan pada Kamis (5/12/2024).

Menurutnya, pihak Ukraina-lah yang menolak perundingan itu karena Zelensky menandatangani perintah yang melarang perundingan apapun dengan Rusia.

"Sebagai permulaan, mengapa Anda tidak memberi tahu dia (Zelensky) untuk membatalkannya (perintah) secara terbuka? Ini akan menjadi sinyal bahwa dia menginginkan negosiasi," kata Lavrov.

Ia menyebutkan beberapa syarat yang pernah disampaikan oleh Putin, terutama larangan bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO, aliansi pertahanan pimpinan AS.

"Prinsip utamanya adalah status non-blok Ukraina. Tidak ada NATO. Sama sekali tidak. Tidak ada pangkalan militer, tidak ada latihan militer di tanah Ukraina dengan partisipasi pasukan asing," tegasnya.

Sekutu Ukraina Memaki Menlu Rusia soal Perang di Ukraina

Negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat (AS) mengecam keras menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, atas perang di Ukraina dalam sebuah pertemuan tahunan Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa di Malta.

“Pesan saya kepada delegasi Rusia adalah sebagai berikut: Kami tidak tertipu oleh kebohongan Anda. Kami tahu apa yang Anda lakukan. Anda mencoba membangun kembali kekaisaran Rusia dan kami tidak akan membiarkan Anda. Kami akan melawan Anda semaksimal mungkin," kata Menteri luar negeri Polandia, Radoslaw Sikorski.

Menlu Ukraina Walkout saat Menlu Rusia Berpidato

Menteri luar negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menyampaikan dalam pertemuan itu bahwa negaranya terus berjuang demi haknya untuk hidup.

“Dan penjahat perang Rusia di meja ini harus tahu: Ukraina akan memenangkan hak ini dan keadilan akan menang," kata Andrii Sybiha.

Menteri luar negeri Polandia, Ukraina dan lainnya meninggalkan ruangan ketika Sergei Lavrov akan berpidato.

Sementara itu, Sergei Lavrov tidak hadir saat menteri luar negeri AS, Antony Blinken, menyampaikan pidatonya di mana ia menyebut Lavrov sangat mahir menenggelamkan pendengar dalam tsunami misinformasi, seperti diberitakan The Guardian.

Gubernur Kursk Mundur Setelah Invasi Ukraina, Putin Tunjuk Pejabat Baru

Presiden Rusia Vladimir Putin menunjuk Alexander Khinshtein sebagai penjabat gubernur wilayah Kursk selatan.

"Manajemen krisis diperlukan di wilayah tersebut," kata Putin.

Setelah serangan mendadak pada awal Agustus lalu, Ukraina kini menduduki sebagian wilayah Kursk.

Sementara itu Gubernur Kursk saat ini, Alexei Smirmnov, telah mengundurkan diri.

Zelensky Marah, PBB Tidak Berbuat Maksimal untuk Pulangkan Tawanan Ukraina di Rusia

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengkritik PBB dan Palang Merah yang dinilai tidak berbuat cukup banyak untuk membawa kembali warga Ukraina yang ditawan oleh Rusia.

"Apakah saat ini kita menerima banyak bantuan dari organisasi-organisasi seperti PBB atau Komite Internasional Palang Merah dalam melindungi dan mengamankan kembalinya tahanan Ukraina yang ditahan di Rusia? Faktanya, kita tidak," kata Zelensky pada sebuah konferensi hak asasi manusia di Kyiv.

"Kita semua melihat, khususnya, betapa lemahnya respons dunia terhadap apa yang dilakukan Rusia terhadap tahanan Ukraina," lanjutnya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Sentimen: negatif (98.5%)