Sentimen
Negatif (99%)
5 Des 2024 : 23.43
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bantul, Seoul, Washington

Timbulkan Kekhawatiran, Status Darurat Militer Korea Selatan Dicabut

5 Des 2024 : 23.43 Views 29

Harianjogja.com Harianjogja.com Jenis Media: News

Timbulkan Kekhawatiran, Status Darurat Militer Korea Selatan Dicabut

Harianjogja.com, SEOUL—Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan status darurat militer di negaranya pada Selasa (3/12/2024) hampir tengah malam dan mencabutnya sekitar enam jam kemudian pada Rabu (4/12/2024) pagi waktu setempat.

Pencabutan darurat militer pada Rabu pagi dilakukan setelah Majelis Nasional melakukan pemungutan suara dengan hasil meminta untuk mengakhiri kondisi darurat militer.

Kabinet Yoon menyetujui usulan untuk menghentikan penerapan darurat militer tersebut.

Darurat militer diumumkan Presiden Yoon dengan alasan oposisi negara tersebut telah melumpuhkan pemerintah melalui aktivitas anti-negara. Tudingan tersebut menimbulkan kekhawatiran di seluruh negeri dan bahkan di luar negeri.

"Pukul 11 malam tadi, saya mendeklarasikan darurat hukum militer dengan tekad bulat saya untuk menyelamatkan bangsa menghadapi kekuatan anti-negara yang berusaha melumpuhkan fungsi penting negara dan tatanan konstitusional demokrasi bebas," kata Yoon.

BACA JUGA: Dispar Catat 2,1 Juta Wisatawan Mengunjungi Destinasi Wisata di Bantul

“Namun, ada tuntutan dari Majelis Nasional untuk mencabut darurat militer, (saya) telah menarik pasukan yang dikerahkan untuk melaksanakan urusan darurat militer."

Yoon menegaskan kembali seruannya kepada Majelis Nasional untuk menghentikan kegiatan memalukan yang disebutnya melumpuhkan fungsi nasional, termasuk upaya pemakzulan terhadap pejabat pemerintah.

Kepala Staf Gabungan mengatakan bahwa pasukan yang dikerahkan untuk melaksanakan darurat militer telah kembali ke pangkalan, sebagai sebuah langkah untuk mengembalikan keadaan normal.

Adapun setelah pencabutan darurat militer, anggota blok oposisi meningkatkan kritik terhadap Yoon dengan beberapa di antaranya bahkan mengancam akan mengajukan mosi untuk memakzulkan presiden.

Hwang Un-ha, pemimpin fraksi Partai Pembangunan Kembali Korea (partai oposisi terbesar kedua), menyatakan niatnya untuk mendorong mosi pemakzulan, mengecam pengerahan personel militer setelah pengumuman darurat militer yang jarang terjadi tersebut.

Deklarasi darurat militer tersebut mengguncang seluruh negeri dan bahkan di luar negeri. Pejabat AS menyatakan kekhawatiran mendalam dan menekankan harapan Washington agar setiap perselisihan politik di Korea Selatan diselesaikan secara damai.

"Kami mengamati perkembangan terbaru di Republik Korea dengan kekhawatiran mendalam," kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell dalam sebuah acara publik.

Campbell mencatat bahwa aliansi Korea Selatan-AS tetap kuat, namun menyerukan penyelesaian secara damai.

"Saya juga ingin menegaskan bahwa kami memiliki harapan dan ekspektasi bahwa perselisihan politik apapun akan diselesaikan secara damai dan sesuai dengan aturan hukum, kami akan memberikan pernyataan lebih lanjut seiring dengan perkembangan situasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Sentimen: negatif (99.5%)