Sentimen
Undefined (0%)
5 Des 2024 : 17.58
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali

Kasus: Narkoba

KDS Merbabu: Masih Banyak Penderita HIV/AIDS Enggan Berobat meskipun Gratis

5 Des 2024 : 17.58 Views 6

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

KDS Merbabu: Masih Banyak Penderita HIV/AIDS Enggan Berobat meskipun Gratis

Esposin, BOYOLALI – Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Merbabu menyebut masih banyak orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Boyolali yang enggan berobat kendati tes dan obatnya gratis. 

Alasan malas berobat karena merasa sehat serta enggan menerima kenyataan sebagai ODHA. 

KDS Merbabu selama ini menjadi pendamping pengobatan bagi para ODHA. KDS Merbabu beranggotakan orang dan anak dengan HIV/AIDS (ODHA dan ADHA) dari seluruh wilayah Boyolali.

Ketua KDS Merbabu, Y, menyampaikan masih ada mindset ODHA yang tidak mau pengobatan antiretroviral (ARV). 

Padahal, kata Y, bagi ODHA meminum obat adalah keharusan setiap hari sepanjang hayat. 

“Istilahnya ada orang yang denial ya seperti itu, jadi kesehatannya tidak bisa terjaga. Banyak juga yang sejak tahun kemarin [2023] enggak mau pengobatan, kami akhirnya visit ke rumahnya untuk diberi edukasi tapi tetap enggak mau,” kata dia saat berbincang dengan Espos.id di sela-sela hari peringatan Hari Aids Sedunia 2024 di Hotel Al Azhar Azhima, Ngemplak, Kamis (5/12/2024).

Y mengatakan, biasanya mereka baru mau ke rumah sakit setelah kondisi kesehatan menurun. 

Menurutnya, yang membuat sebagian ODHA enggan berobat karena mereka belum bisa menerima keadaan. 

Selain itu, keengganan berobat ODHA juga karena merasa masih sehat. 

Padahal, ia mengatakan virus yang menyerang bagian tubuh mana tidak bakal tahu.

Pria 44 tahun tersebut menyampaikan minum obat satu atau dua kali sehari sepanjang hayat memang menimbulkan kejenuhan bagi para penderita HIV/AIDS. 

“Akan tetapi itu kembali ke mindset, kalau mau sehat ya harus semangat minum obat terus. Kalau mindset-nya malas-malasan, ya sudah seperti itu,” kata dia.

Ia mengatakan KDS Merbabu tetap melaksanakan penjangkauan kepada orang dengan risiko ODHA lewat aplikasi kencan lewat chatting

Menurutnya, mereka yang aktif di sana biasanya aktif secara seksual sehingga memiliki risiko terkena HIV/AIDS.

Y menjelaskan orang yang aktif di empat aplikasi chatting, yang biasanya untuk mencari partner berhubungan seksual, akan diajak untuk tes VCT HIV/AIDS. 

Ia mengatakan ada orang yang merespons dengan baik, ada pula yang tidak. Lalu, ada pula yang mau dites lalu positif kemudian mulai mengubah pola hidup.

“Banyak juga yang enggak mau [tes VCT] padahal sangat berisiko, tapi mereka menolak untuk tes juga banyak. Mereka kurang kesadarannya untuk tes, saya yakin kalau semua di aplikasi kencan chatting dites itu 90% pasti positif [tes VCT],” kata dia.

Data ODHA

Ia berpesan kepada teman-teman sesama ODHA untuk tetap semangat dan jangan bosan untuk meminum obat. 

Untuk masyarakat yang berisiko terkena HIV/AIDS, Y mengajak tes VCT sebagai langkah menjaga kesehatan.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mencatat hingga Oktober 2024 terdapat 763 ODHA di Boyolali. 

Sebanyak 455 di antaranya sedang dalam pengobatan ARV, di antaranya 281 laki-laki dan 174 perempuan.

Dinkes membagi kelompok ODHA yang aktif berobat terdiri atas 199 populasi umum, 116 laki suka laki, 44 pasangan ODHA, 19 wanita pekerja seks, 11 anak ODHA, 5 ibu hamil, 33 pasangan risiko tinggi, 12 pelanggan pekerja seks, 6 penyakit TB, 3 warga binaan pemasyarakatan (WBP), 3 pengguna narkoba suntik, 2 calon pengantin, dan 2 transgender wanita.

Sentimen: neutral (0%)