Sentimen
Undefined (0%)
5 Des 2024 : 16.35
Informasi Tambahan

Institusi: UIN

Kab/Kota: Salatiga

Menimbang Ulang Manfaat AI dalam Pembelajaran Bahasa Asing

5 Des 2024 : 16.35 Views 8

Espos.id Espos.id Jenis Media: Kolom

Menimbang Ulang Manfaat AI dalam Pembelajaran Bahasa Asing

Satu contoh kasus menarik dari penggunaan Artificial Intelligence (AI) adalah paradoks antara hasil portfolio menulis dengan kemampuan menulis langsung dalam bahasa Inggris. 

Dalam kasus ini, ditemukan bahwa tugas portfolio menulis siswa menunjukkan hasil yang sangat bagus, baik dalam tata bahasa, pilihan kata, keterkaitan antar kalimat dan paragraph, dan isinya juga argumentative serta bernas. 

Akan tetapi, saat siswa tersebut menulis secara langsung dalam sebuah ujian, hasilnya bagaikan bumi dan langit jika dibandingkan dengan nilai portfolio tulisan yang sebelumnya dikumpulkan. Hasil menulis secara langsung tersebut tidak memuaskan, banyak kesalahan tata bahasa yang dilakukan, kata-katanya monoton, bahkan isinya sulit dipahami karena kalimat dan paragraph tidak tersambung satu sama lain. 
.
Dari kasus diatas kita melihat bahwa AI memiliki kelemahan seperti halnya yang disebutkan dalam beberapa penelitian. AI gagal dalam membantu siswa untuk menguasai kemampuan dan keterampilan bahasa karena dia tidak ditempatkan sebagai alat yang fungsinya untuk membantu meringankan, meningkatkan efektivitas, dan efisiensi dalam pekerjaan. 

Alih-alih, siswa malah menggunakan AI sebagai aktor atau pelaku utama dalam memproduksi tulisan, dan mereka hanya melakukan copy dan paste dari hasil tulisan AI tersebut. Padahal tujuan belajar yang sebenarnya adalah siswa menguasai kemampuan menulis dan menghasilkan produk tulisan secara mandiri.  

Paradoks tersebut menjadi sebuah fenomena menarik untuk dibahasa karena banyak studi juga menyatakan bahwa AI memberikan manfaat dalam pembelajaran bahasa misalnya dalam hal umpan balik tata bahasa, motivasi belajar, pemahaman bacaan, dan kemampuan menulis.
.
Merujuk perkembangan revolusi industri 5.0, otomatisasi menjadi kata kunci dalam penggunaan teknologi dengan mengandalkan big data yang ada di internet sehingga mampu membuat keputusan berdasarkan data tersebut. AI kemudian menjadi salah satu teknologi yang tidak bisa kita hindari karena ia mampu bekerja berdasarkan prinsip tersebut, mampu melakukan agregasi data, berpikir dan berperilaku seperti manusia dan rasional. 

Begitu pula saat AI merambah di dunia pendidikan, gratis, dan tersedia secara luas, siswa mulai mencoba menggunakan teknologi tersebut untuk menghasilkan banyak hal misalnya melakukan terjemah secara cepat, bertanya tentang suatu hal, membuat outline, menulis paragraph atau essai, dan melakukan paraphrase.
.
Saat kita menemukan sebuah teknologi yang mampu menghasilkan tulisan yang kita inginkan, tentunya kita akan menggunakan alat tersebut. Namun pertanyaan pentingnya adalah bisakah kita memproduksi bahasa tanpa bantuan alat, murni dengan kemampuan kita sendiri saat alat tersebut sedang tidak tersedia. 

Harusnya kita tetap mampu melakukan hal itu karena kita menempatkan diri sebagai pelaku utama dan teknologi tersebut hanyalah sebagai alat bantu. Jika alat bantu tersebut tidak tersedia, kita tetap mampu menyelesaikan pekerjaan walaupun membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga.

Diskusi tentang media atau teknologi memang selalu menarik karena mereka tumbuh seiring dengan perkembangan pengetahuan manusia yang terus mencari peningkatan dan efisiensi untuk masa depan yang lebih baik. Kita bisa melihat hal itu dari bagaimana teknologi berkembang dari fase masyarakat primitif hingga smart society saat ini. 

Sejarah panjang teknologi AI dari tahun 1955 oleh John McCarthy seorang professor dari Stanford hingga saat ini merupakan salah satu bukti perkembangan tersebut. Walaupun hari ini semua orang bisa mengakses AI dan mendominasi dalam banyak hal, tidak serta merta kita menyerahkan semuanya kepada mesin tersebut. 

Catatan penting dalam penggunaan media atau teknologi adalah mereka tidak bisa dipakai disemua konteks. Maka disinilah peran manusia untuk menentukan teknologi apa, kapan dan bagaimana AI digunakan dalam pembelajaran. Dari sini pula kita mengulang pernyataan bahwa teknologi hanyalah alat untuk membantu manusia sebagai pelengkap dalam menyelesaikan masalah, bukan menggantikan peran dan berkompetisi dengan manusia.

Dalam berbagai seminar dan diskusi, ada dua kesimpulan menarik terkait penggunaan AI dalam pembelajaran bahasa. Pertama, fokus utama dalam penggunaan AI, media atau teknologi adalah untuk membantu siswa belajar. 

Dengan menggunakan AI, siswa diharapkan menjadi lebih efektif dalam hal melakukan input informasi, mendorong proses berfikir, dan memproduksi pengetahuan atau bahasa. Kegiatan dialog dengan otak menjadi lebih intensif karena kecepatan dan kemudahan mendapatkan informasi. Pada akhirnya siswa bisa secara mandiri dan kreatif menghasilkan sesuatu baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan.

Kemudian kesimpulan yang kedua adalah penggunaan AI, media atau teknologi tersebut harus mampu mendorong proses pencapaian tujuan atau target belajar misalnya pemenuhan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), siswa mampu mengingat, memahami, menganalisa, mengevaluasi, atau membuat sesuatu. Dari titik ini, guru atau pengajar harus memastikan bahwa AI membantu siswa dalam melewati proses-proses belajar tersebut. 

Mereka tidak boleh tanpa pengawasan menggunakan AI dalam menghasilkan sesuatu tanpa kita tahu prosesnya karena kemampuan AI dalam menyelesaikan masalah berpotensi digunakan serampangan oleh siswa. Contoh baik dalam proses menulis, AI bisa diintegrasikan dalam proses mencari ide dan membuat outline. Akan tetapi dalam proses pengembangan paragraph, siswa harus mampu melakukan proses tersebut secara mandiri. Kemudian AI juga bisa kembali diintegrasikan dalam proses edit dan revisi drat tulisan untuk mendapatkan pendapat tambahan tentang kualitas tulisan. 

Dari tahun ke tahun, AI semakin hangat dibicarakan dan trending di sosial media. Akan tetapi tidak serta merta kita latah menggunakannya karena belum tentu teknologi tersebut sesuai dengan konteks kita. Jika AI tidak mampu mendorong siswa untuk belajar dan memfasilitasi proses pencapaian tujuan belajar maka penggunaan media tersebut perlu dipertimbangkan, dihapus atau diganti dengan teknologi lain yang sesuai.

Artikel ini ditulis oleh: Dosen Bahasa Inggris di UIN Salatiga, Miftachudin.  

 

Sentimen: neutral (0%)