Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Ayam, Sapi
Kab/Kota: Jati, Solo
Tokoh Terkait
Anggaran Makan Bergizi Gratis Dipangkas Jadi Rp10.000, Ini Kata Ahli Gizi Solo
Espos.id
Jenis Media: Solopos
![Anggaran Makan Bergizi Gratis Dipangkas Jadi Rp10.000, Ini Kata Ahli Gizi Solo](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2024/12/20241204183545-whatsapp-image-2024-12-04-at-175259-c1369587.jpg?quality=60)
Esposin, Solo -- Pemangkasan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi Rp10.000 per porsi dari semula Rp15.000 per porsi dinilai akan memengaruhi variasi menu yang disajikan. Namun begitu, nominal tersebut masih bisa mencukupi kebutuhan gizi siswa di Kota Solo.
“Sebenarnya nominal Rp10.000 untuk memenuhi kebutuhan siswa sudah cukup. Sebab di Solo juga ada program pemberian pangan tambahan yang range-nya di Rp10.000-Rp15.000. Dari sisi gizi kalau sesuai porsinya sudah bisa memenuhi, hanya variasi menunya nanti akan terbatas,” kata Pelaksana Humas Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Solo, Maryunanto Jati Waluyo, saat diwawancarai Espos, Rabu (4/12/2024).
Menurut Yunanto, gizi seimbang dalam makanan setidaknya ada protein, buah, sayur, dan karbohidrat. Namun dengan adanya pemangkasan anggaran MBG menjadi Rp10.000 akan berdampak pada variasi menu proteinnya yang terbatas.
Dengan anggaran tersebut, jenis protein yang akan disajikan kepada siswa tidak jauh-jauh dari telur ayam dan daging ayam. Sedangkan untuk jenis protein lain seperti seafood, daging sapi, atau jenis lainnya anggaran tersebut dinilai tidak cukup.
“Kalau sumber protein murah selain telur dan daging ayam, ya ikan lele, atau ikan-ikan sungai lain yang sebetulnya bagus juga untuk anak-anak,” jelasnya.
Yunanto melanjutkan dengan anggaran MGB hanya Rp10.000 tantangan lain yang dihadapi adalah bagaimana mencukupi kebutuhan gizi siswa yang bervariasi. Sebab, kebutuhan siswa SD tidak bisa disamakan dengan kebutuhan gizi siswa SMA.
Dia menjelaskan siswa SD butuh asupan protein dan lemak yang cukup tinggi. Sebab anak usia SD sedang dalam tahap pertumbuhan badan dan perkembangan massa otak.
“Kalau SMP relatif mirip dengan SD juga perlu protein yang tinggi. Nah kalau SMA berbeda cukup jauh kebutuhan gizinya. Karena usia mereka aktivitasnya banyak sehingga gizinya harus benar-benar seimbang, baik itu protein, karbohidrat, lemak, dan lainnya,” terang dia.
Memanfaatkan Pangan Lokal
Menyiasati anggaran MBG yang terbatas, Yunanto menyarankan pemerintah untuk berani mencoba menggunakan pangan lokal sebagai variasi menu yang disajikan kepada siswa. Dia mencontohkan bisa mengganti nasi dengan kentang, umbi-umbian, jagung, atau jenis pangan lokal lainnya.
Menurutnya, pangan lokal secara gizi juga tidak kalah, harganya relatif terjangkau, dan mudah didapatkan. “Yang penting makan gratis ini prinsipnya makanannya harus beragam, bergizi, seimbang, dan aman atau B2SA sesuai konsep Germas di Solo. Kami dalam program tersebut juga memanfaatkan pangan pekarangan [pangan lokal],” imbuh dia.
Meski program MGB baru dimulai Januari 2025, dia berpesan agar pemerintah memberikan makanan bergizi sesuai kebutuhan siswa berdasarkan usia atau jenjang sekolahnya. Agar tujuan pemberian gizi bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
“Kebutuhan anak-anak, kebutuhan remaja, dan kebutuhan remaja menjelang dewasa seperti siswa SMA itu harus dibedakan,” kata dia. Dia juga meminta makanan yang diberikan agar bervariasi atau tidak monoton. Selain mengatasi kebosanan siswa juga sebagai ajang mengenalkan pangan lokal sejak dini.
Terakhir, dia berharap penyedia MBG yang ditunjuk agar melakukan pengolahan makanan dengan baik dan sehat serta menjaga higienitas makanan hingga dihidangkan.
“Populernya di menu MBG itu kan makanan goreng-goreng, coba bisa divariasi dengan makanan yang diolah dengan ditumis, dikukus, atau metode lain selain digoreng yang lebih sehat,” jelas dia.
Sebelumnya, Presiden Prabowo mengungkap anggaran untuk program MBG dipangkas menjadi Rp10.000 per porsi dari sebelumnya Rp15.000 per porsi. Kendati demikian, orang nomor satu di RI itu menilai anggaran MBG senilai Rp10.000 per porsi sudah masuk ke kategori cukup bermutu dan bergizi.
“Kita ingin Rp15.000 [per hari], tetapi kondisi anggaran mungkin Rp10.000 kita hitung untuk daerah-daerah itu cukup bermutu dan bergizi,” ujar Presiden Prabowo, dikutip Espos dari Bisnis.com.
Sentimen: neutral (0%)