Esposin, SUKOHARJO-Angka suara tidak sah pada Pilkada Sukoharjo 2024 mencapai 29.413 suara. Jumlah suara tidak sah terbanyak di Kecamatan Kartasura dan Grogol yang menembus sekitar 4.000 suara. 

Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo pada Senin (2/12/2024), jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih di TPS sebanyak 508.592 orang. Total jumlah suara sah sebanyak 479.179 suara dan suara tidak sah sebanyak 29.413 suara. 

Angka suara tidak sah pada Pilkada Sukoharjo 2024 tergolong tinggi dibanding hajatan politik pada tahun sebelumnya. Kontributor suara tidak sah tak berbeda jauh dibanding suara kotak kosong yang bersaing ketat dengan pasangan calon tunggal di wilayah Sukoharjo bagian utara. Seperti Kecamatan Kartasura, Grogol, Mojolaban, dan Polokarto. 

Suara tidak sah paling tinggi di dua kecamatan, yakni Kecamatan Grogol sebanyak 4.428 suara dan Kartasura sebanyak 4.024 suara. Disusul Kecamatan Mojolaban sebanyak 3.746 suara dan Kecamatan Polokarto sebanyak 3.105 suara. "Ini bagian dari dinamika dalam kontestasi politik. Jadi, dinamika dalam pemilu itu beragam. Salah satunya suara tidak sah," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo, Syakbani Eko Raharjo, Rabu (4/12/2024). 

Bani, sapaan akrabnya, menyampaikan sesuai aturan, surat suara tidak sah meliputi terdapat tulisan dan atau catatan lainnya, dicoblos tidak menggunakan alat coblos yang disediakan penyelenggara pemilu dan banyak terdapat coblosan di kertas surat suara. 

KPU Sukoharjo bakal mengevaluasi beragam aspek penyelenggaraan pilkada, termasuk angka partisipasi pemilih yang anjlok. "Kami evaluasi tahapan-tahapan pilkada serentak 2024," ujar dia. 

Sementara itu, seorang pengamat politik asal Sukoharjo, Muladi Wibowo mengatakan ada beragam faktor penyebab tingginya suara tidak sah pada Pilkada Sukoharjo. Pemilih sengaja berulang kali mencoblos kertas surat suara di bilik suara. Atau mencoret-coret kertas suara dengan pena atau spidol. 

Bisa juga, lanjut Mulyadi, sebagian pemilih berpandangan tidak memiliki figur pasangan calon ideal pada penyelenggaraan pesta demokrasi di Kabupaten Jamu. "Bisa jadi, pemilih memang sengaja mencoblos surat suara berulang kali agar tidak sah. Angka surat suara tidak sah cukup tinggi dibanding kontestasi politik sebelumnya," papar dia.