Sentimen
Undefined (0%)
3 Des 2024 : 17.33
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Kasus: penembakan, Tawuran

Keluarga GRO Bantah Tuduhan Polisi: Korban Penembakan Bukan Gangster

3 Des 2024 : 17.33 Views 10

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Keluarga GRO Bantah Tuduhan Polisi: Korban Penembakan Bukan Gangster

Esposin, SEMARANG -- Keluarga GRO, siswa SMKN 4 Semarang yang meninggal akibat tembakan polisi, mengungkapkan kekecewaan terhadap framing kepolisian yang menyebut korban sebagai pelaku tawuran atau anggota gangster. Pernyataan tersebut dinilai menyakitkan dan tidak berdasar, mengingat korban adalah anak di bawah umur dengan rekam jejak yang baik.

Juru bicara keluarga, Subambang, menegaskan bahwa fokus utama dalam kasus ini seharusnya adalah tindakan pelaku penembakan, Aipda Robig Zainudin, yang telah menyebabkan hilangnya nyawa GRO serta melukai dua siswa lainnya, AD dan SA.

"Seharusnya pelaku penembakan yang menjadi perhatian utama. GRO malah dihakimi dan divonis sebagai pengajak tawuran. Kami sangat menyesalkan polisi yang tidak menjunjung asas praduga tak bersalah pada korban," ujar Subambang kepada Espos, Selasa (3/12/2024).

GRO: Siswa Berprestasi, Bukan Gangster

Subambang menjelaskan, korban dikenal sebagai anak pendiam, berprestasi, dan aktif di berbagai kegiatan sekolah seperti paskibra dan pencak silat. Tidak ada catatan yang menunjukkan korban pernah terlibat masalah.

Keluarga juga menyoroti sikap Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, yang dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI tetap menyebut GRO sebagai pelaku tawuran atau anggota gangster. Pernyataan tersebut dianggap tidak bijak, terutama karena kasus ini melibatkan anak-anak di bawah umur.

"Saya mewakili keluarga membantah keras tuduhan bahwa korban adalah gangster. Gangster itu kelompok terorganisasi yang mencari nafkah melalui kejahatan. GRO hanyalah anak-anak," tegas Subambang.

Rekaman CCTV Bantah Tuduhan Tawuran

Paman korban, Agung, juga menolak tuduhan kepolisian bahwa GRO terlibat tawuran. Berdasarkan rekaman CCTV di lokasi kejadian, tidak terlihat adanya aksi tawuran atau serangan dari korban terhadap aparat kepolisian.

"Rekaman CCTV jelas menunjukkan tidak ada penyerangan atau senjata tajam di lokasi. Jadi, saya sangat tidak percaya keponakan saya terlibat tawuran," kata Agung.

Harapan Keluarga

Agung berharap pihak kepolisian bertindak profesional dalam menangani kasus ini. Ia juga mendesak agar pelaku penembakan, Aipda Robig Zainudin, segera diadili secara etik maupun pidana.

"Awalnya keluarga diberitahu korban meninggal karena tawuran, bukan ditembak polisi. Rumah sakit juga tidak memberi informasi soal luka tembak. Saat itu, jenazah sudah dikafani, dan keluarga hanya diperlihatkan wajah korban," tutup Agung.

Sentimen: neutral (0%)