Sentimen
Undefined (0%)
2 Des 2024 : 11.07
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Kasus: penembakan, Tawuran

Punya CCTV Penembakan, Keluarga Siswa SMKN 4 Semarang Bantah Korban Melawan

2 Des 2024 : 11.07 Views 8

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Punya CCTV Penembakan, Keluarga Siswa SMKN 4 Semarang Bantah Korban Melawan

Esposin, SEMARANG — Keluarga siswa SMKN 4 Kota Semarang inisial GRO yang meninggal dunia ditembak polisi mengaku sudah memegang bukti rekaman CCTV peristiwa penembakan. Mereka juga membantah tuduhan polisi yang menyebut korban adalah pelaku tawuran.

Kepada Espos, keluarga GRO meragukan keterangan polisi yang menyampaikan bahwa korban ditembak karena melakukan perlawanan menggunakan senjata tajam. Pernyataan polisi tersebut tidak sesuai dengan bukti rekaman CCTV peristiwa penembakan yang berhasil digenggam oleh keluarga.

Rekaman CCTV peristiwa penembakan tersebut kemudian diperlihatkan keluarga kepada awak media. Diketahui dari keterangan CCTV tersebut tertulis peristiwa penembakan yang menewaskan GRO terjadi pada Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB.

Semula rekaman CCTV berdurasi 41 detik itu diduga memperlihatkan sosok Aipda Robig Zainudin yang terekam berdiri di seberang mini market atau tepi jalan Candi Penataran Raya. Suasana jalan pada Minggu dinihari juga nampak sepi, tidak terlihat pengendara berlalu-lalang melintas d isana.

Dalam sekejap Aipda Robig yang mengendarai sepeda motor tiba-tiba bergeser posisi ke tengah jalan menghadap ke arah Gunungpati. Tanpa memberikan peringatan, Aipda Robig langsung menembaki senjata api yang digenggam ke arah beberapa pengendara sepeda motor yang melintas.

Pengendara sepeda motor yang jadi sasaran penembakan Aipda Robig diduga GRO dan dua temannya SA dan AD. Setelah itu Aipda Robig sempat terlihat jatuh ketika hendak berputar balik untuk mengejar kendaraan sepeda motor tadi.

Sedari awal hingga akhir rekaman CCTV tersebut tidak terlihat korban atau pengendara sepeda motor yang melintas di depan mini market melakukan perlawanan ke anggota polisi dari Satresnarkoba Polrestabes Semarang tersebut. Keluarga bahkan mendengar suara tembakan dari CCTV itu sebanyak 4 kali.

“Kalau keterangan polisi alasan nembak karena [pelaku tawuran] melawan. Nah ini ada videonya melawan atau tidak? Ini (rekaman CCTV) di depan mini market, polisi kayak lagi nyegat,” ujar seorang kerabat korban yang enggan disebutkan identitasnya tersebut.

Keluarga korban sampai saat ini masih berusaha mengumpulkan bukti-bukti rekaman CCTV yang lainnya. Terutama soal penyebab utama polisi melakukan pengejaran hingga menembaki korban.

Secara tegas, keluarga tidak terima dengan klaim polisi yang menyebut korban pelaku tawuran atau gangster. Keluarga bakal berusaha semaksimal mungkin membawa kasus ini ke ranah hukum. Tujuannya tak lain untuk mengembalikan nama baik korban.

“Pihak keluarga tidak percaya [korban] anggota gangster. Orang korban anaknya pendiam, di rumah juga tidak ada atribut maupun ornamen yang menunjukkan dia gangster seperti kaos atau senjata tajam,” terangnya.

Sebelumnya, kepolisian mengklaim memiliki bukti rekaman CCTV peristiwa penembakan di depan mini market. Namun mereka enggan menujukan bukti vital tersebut ke awak media lantaran khawatir disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

“(Bukti CCTV) sebagai alat kita untuk proses hukum. Kami belum mau menampilkan (CCTV) takut dikonsumsi banyak orang dan disalah gunakan oleh oknum tak bertanggung jawab,” ujar Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Kamis (28/11/2024).

Polisi menuding alasan Ipda Robig Zainuddin menembak siswa SMKN 3 Kota Semarang karena hendak melerai tawuran. Namun ketiga siswa itu diklaim menyerang polisi sehingga Ipda Robig Zainuddin terpaksa melepaskan tembakan sebanyak dua kali.

Dua tembakan polisi tersebut lalu mengenai tiga siswa yakni GRO (meninggal dunia) akibat luka tembak dibagian pinggal, AD serta SA masih selamat terkena luka tembak di bagian dada dan tangan.

“(Nembaknya) pakai senjata organik yang dimiliki oleh yang bersangkutan (Ipda Robig Zainuddin). Hal-hal lainnya nanti kita sampaikan setelah proses penyelidikan lebih lanjut,” ujarnya.

Sentimen: neutral (0%)