Sentimen
Undefined (0%)
1 Des 2024 : 15.20
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Hewan: Monyet

Kab/Kota: Banyumas, Gunung

Legenda Gunung Slamet: Kisah Ki Semar & Syekh Maulana Maghribi

1 Des 2024 : 15.20 Views 13

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Legenda Gunung Slamet: Kisah Ki Semar & Syekh Maulana Maghribi

Esposin, BANYUMAS -- Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah yang membentang di lima kabupaten. Gunung ini memiliki legenda yang kental di masyarakat dalam beberapa versi. 

Legenda yang paling terkenal adalah kisah Syekh Maulana Maghribi dan Ki Semar. Berikut kisah selengkapnya: 

Syekh Maulana Maghribi 

Menurut beberapa kepercayaan menyatakan bahwa Gunung Slamet erat kaitannya dengan masa penyebaran Islam. Pada awalnya Gunung Slamet bernama Gunung Gora.

Pada suatu hari, ada ulama yang asalnya dari Turki berusaha menyebarkan ajaran Islam di kawasan sekitar Gunung Gora, ulama tersebut bernama syekh Maulana Maghribi.
Ketika berdakwah, beliau melihat ada cahaya misterius di langit. Cahaya tersebut membuat syekh Maulana Maghribi terpesona dan penasaran, beliau kemudian mencari sumber cahaya tersebut.

Akhirnya Syekh Maulana Maghribi sampai ke Gunung Gora. Selama penelusuran yang dilakukan beliau menemukan sebuah sumber air panas. Selanjutnya, Syekh Maulana Maghribi berendam dan gatal yang ada di tubuhnya berangsur-angsur hilang.

Syekh Maulana Maghribi kemudian mengganti nama Gunung Gora sebagai Gunung Slamet. Alasannya, karena gunung ini menyimpan sumber keselamatan dari penyakit.

Banyak orang percaya, pemberian nama Slamet asalnya dari bahasa Arab, yakni Salam yang artinya adalah selamat. Penamaan gunung dengan nama ‘Slamet’ sebenarnya adalah doa sekaligus harapan masyarakat agar gunung ini selalu bersahabat.

Ki Semar 

Selain Syekh Maulana Maghribi, Gunung Slamet juga terkenal dengan kisah Ki Semar. 

Suatu ketika, bintang di puncak gunung yang menjadi cikal bakal Gunung Slamet diambil oleh seekor monyet, sehingga langit malam menjadi gelap. Semua makhluk di alam semesta pun merasa dirugikan, termasuk para dewa di kahyangan. Sebab, akibat bintang diambil, kahyangan dan Bumi menjadi gelap gulita. 

Kemudian Batara Guru yang marah mengutus Ki Semar untuk memotong gunung agar para monyet yang telah mengambil bintang agar tidak bisa kembali ke kahyangan. Potongan gunung itu kemudian dipercaya menjadi Gunung Ciremai dan sisanya menjadi Gunung Slamet. 

Ki Semar lantas menjalankan perintah denngan dibantu anak-anaknya. Kala itu Gareng ditugaskan untuk menggiring monyet turun gunung.

Terlepas dari asal-usul nama Gunung Slamet, gunung setinggi 3.432 mdpl itu memiliki panorama alam yang memukau. Gunung ini menjadi favorit para pendaki. Pemandangan yang indah dan jalur pendakian yang menantang menjadi alasan pencinta alam ingin menaklukkan gunung tersebut.

Pendakian Gunung Slamet bahkan terkenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute tidak ditemukan air. Selain itu, kabut di Gunung Slamet juga kerap berubah-ubah sehingga menyulitkan pandangan para pendaki.

 

 

Sentimen: neutral (0%)