Sentimen
Netral (57%)
1 Des 2024 : 01.28
Partai Terkait

Legislator PKB Ajak Perempuan Terjun Dunia Politik: Sesuai Ajaran Agama

1 Des 2024 : 01.28 Views 19

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Legislator PKB Ajak Perempuan Terjun Dunia Politik: Sesuai Ajaran Agama

Jakarta -

Wakil Ketua Komisi IX DPR F-PKB Nihayatul Wafiroh mengajak perempuan untuk tak khawatir berkiprah dalam dunia politik. Dia menuturkan hal itu perlu untuk mengupayakan hak-hak perempuan.

Hal itu diungkapkan Ninik saat menghadiri acara Talk Show bertajuk Perempuan Berdaya, Bangsa Berjaya Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar oleh DPP Perempuan Bangsa dalam rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) ke-V.

"Sebenarnya terkadang urusan politik ini sebagai banyak orang mengatakan bahwa jangan di politik, politik itu adalah daerah yang kotor sehingga perempuan tidak bisa di situ," kata Ninik di Hotel Sultan Jakarta, Sabtu (30/11/2024).

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Padahal, kalau di politik, kalau saya ingin mengkaitkan dengan agama, sekali kita melakukan hal baik di politik itu jangka panjang yang akan kita lakukan. Jadi sebetulnya politik ini baik dan sesuai ajaran agama," sambung Ninim.

Ninik menilai, budaya patriarki yang tak terbuka dapat memperburuk posisi perempuan di sejumlah lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Akibatnya kesetaraan pun sulit dicapai.

"Muaranya adalah cara kita menafsirkan agama terkait bagaimana posisi perempuan. Lalu soal budaya yang di mana-mana selalu bapak duluan, kaum ibu belakangan. Ini harus diseimbangkan, bahwa hakikatnya baik laki-laki dan perempuan itu punya kedudukan yang sama," ungkap Ninil.

"Kalau di kampung yang ngomong camat atau kades kadang nggak didengar, tapi kalau pemuka agama biasanya lebih didengar. Nah, jadi kita tidak bisa jalan sendiri, kita perlu menggandeng pemuka agama agar menyuarakan kesetaraan bisa lebih maksimal," ucapnya.

Senada dengan Ninik, Wakil Ketua Komisi VII DPR Fraksi Gerindra, Rahayu Saraswati menyampaikan hal serupa. Sasar kemudiam menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan.

"Jangan bilang, 'buat apa kuliah S2 atau S3?' Kita harus memberdayakan anak-anak perempuan kita agar mereka bisa mendukung sesama perempuan," kata Saras.

Meski begitu, dia juga mengingatkan perlunya sikap saling peduli antar sesama perempuan. Dengan begitu, lanjut satas, akan terbentuk kekuatan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.

"Satu kata kunci, kolaborasi. Nggak ada dari kita yang bisa melakukan segalanya sendiri. Kita harus united front, harus memberikan rasa persatuan, solid dan kolaborasi yang baik itu untuk mencapai tujuan untuk kita bersama kok. Jadi mari kita semua berkolaborasi," pungkasnya.

(ond/azh)

Sentimen: netral (57.1%)