Sentimen
Undefined (0%)
30 Nov 2024 : 18.26
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang, Sragen

Kasus: penembakan

Temui Keluarga Siswa SMKN 4 Semarang di Sragen, Ini Temuan Kompolnas

30 Nov 2024 : 18.26 Views 27

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Temui Keluarga Siswa SMKN 4 Semarang di Sragen, Ini Temuan Kompolnas

Esposin, SRAGEN—Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) berharap temuan jejak digital bisa menjadi kunci kasus penembakan siswa SMKN 4 Semarang menjadi terang-benderang. Jejak digital itu berisi informasi tentang peristiwa yang terjadi pada Minggu (24/11/2024) dinihari di lokasi kejadian.

Kompolnas mengawal terus kasus itu sampai tuntas sehingga penanganan kasus tersebut benar-benar proporsional, professional, dan transparan.

Temuan Kompolnas itu diungkapkan saat turun ke Sragen bertemu dengan keluarga korban penembakan yang tinggal di Kampung Padas RT 001/RW 012, Kelurahan Sine, Sragen Kota, Sragen, Sabtu (30/11/2024). Dialog antara komisioner Kompolnas dan keluarga korban berlangsung sekitar satu jam. Ada dua orang komisioner Kompolnas yang hadir di kediaman ayahanda, GRO, di Sragen, yakni Muhammad Choirul Anam dan Supardi Hamid.

Komisioner Kompolnas Muhammad Choirul Anam saat ditemui wartawan seusai bertemu keluarga korban, menyampaikan sebelum ke Sragen, Kompolnas sudah turun di Semarang. Selama di Semarang, dia mengatakan Kompolnas mendatangi sekolah, ketemu keluarga korban, bertemu anak-anak dalam jumlah lumayan, para orang tua siswa, dan seterusnya. Dia mengaku mendapatkan banyak informasi dan mendapatkan berbagai perspektif atas kejadian itu. Anam, sapaannya, juga bertemu dengan penyidik di Polrestabes, Polda, dan Propam. Dia menanyakan alur bekerjanya Polri sudah profesional atau tidak beserta temuan-temuan kepolisian.

“Kami memastikan proses penanganan kasus penembakan siswa harus profesional dan transparan, termasuk memastikan informasi yang beredar di publik dan peristiwa yang faktual. Yang paling penting, kami menemukan jejak digital dari lokasi kejadian. Jejak digital itu menjadi salah satu bahan utama untuk membuat terangnya peristiwa dan membuat keadilan bisa ditegakkan dengan baik. Seperti harapan keluarga bahwa keadilan ditegakkan maka jejak digital itu sangat membantu. Semoga jejak digital itu menjadi sesuatu yang utama dalam penegakan hukum kasus itu,” jelas Anam.

Anam menjelaskan jejak digital itu menjawab berbagai pertanyaan, seperti yang disampaikan keluarga bahwa ada orang tertembak tetapi narasi soal penembakannya kok tidak ada. Dia menyatakan Kompolnas terus mengawal jejak digital ini supaya menjadi salah satu alat bukti pokok. Dia melihat kepolisian berkomitmen untuk profesional dan transparan.

Dia mengatakan temuan Kompolnas berupa jejak digital itu akan memudahkan kepolisian untuk terangnya peristiwa dan siapa yang bertanggung jawab atas kasus itu dan di level apa pertanggungjawabannya harus mudah dan terang-benerang.

“Jejak digital itu entah darimana, yang penting barang itu ada dan diambil dari satu tempat yang bisa menunjukkan inti dari sebuah peristiwa penembakan. Yang pasti dari titik jejak digital itu akan membawa kami mengetahui bagaimana peristiwa penembakan sampai menghilangkan nyawa itu terjadi,” ujarnya.

Komisioner Kompolnas lainnya, Supardi Hamid, menjelaskan Kompolnas sudah lama memperbincangkan hal ini dan kemudian memutuskan untuk turun tangan, salah satunya ke Sragen. Setelah Kompolnas turun, Supardi melihat banyak fakta dan banyak hal, yang pada akhirnya Kompolnas mendorong kepolisian harus profesional, proporsional, dan memenuhi harapan publik dalam penyidikan kasus penembakan di Semarang itu.

Dia menjelaskan bagaimana perlakukan kepolisian dalam kasus ini juga mulai diperbaiki dan konstruksinya mulai diletakkan pada posisi yang benar. “Kami melihat antusiasme kepolisian agar membuat kasus penembakan itu terang-benderang,” kata dia.

Sentimen: neutral (0%)