Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: IAIN
Kab/Kota: Kudus
Kasus: bullying
Keren! Siswa MI Darul Ulum Kudus Produksi Film Pendek Anti-Bullying
Espos.id
Jenis Media: Jateng
![Keren! Siswa MI Darul Ulum Kudus Produksi Film Pendek Anti-Bullying](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2024/11/20241130174523-film-pendek-antibullying.jpg?quality=60)
Esposin, KUDUS – Sebuah kampanye inspiratif digelar oleh Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Ulum 02 Ngembalrejo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (30/11/2024). Puluhan siswa dari sekolah ini memproduksi film pendek bertema anti-bullying berjudul "Titik Balik". Selain nonton bareng, mereka juga mendeklarasikan gerakan setop perundungan yang menjadi sorotan utama dalam acara tersebut.
Kepala MI Darul Ulum 02, Noor Munajah, menjelaskan bahwa melalui film pendek dan deklarasi ini, pihaknya ingin mengedukasi para siswa tentang dampak buruk perundungan. “Bullying bisa menyebabkan tekanan mental dan depresi bagi korban. Kami berharap gerakan ini menanamkan kesadaran kepada siswa dan masyarakat,” ujarnya, didampingi oleh Wakil Kepala Bidang Kurikulum dan Kesiswaan, Riyanto, dikutip dari Antara.
Film Pendek "Titik Balik": Pesan Mengena untuk Semua
Film berdurasi 8 menit ini mengangkat kisah seorang siswa yang mengalami kesalahpahaman antara guru dan orang tua akibat tuduhan perundungan. Dengan didukung pegiat seni dari IAIN Kudus, film ini melibatkan para siswa dan guru dalam proses penulisan naskah hingga produksi.
“Film ini tidak hanya memberikan edukasi tentang bullying, tetapi juga mengingatkan orang tua agar tidak terburu-buru menilai tanpa memahami fakta sebenarnya,” jelas Noor Munajah.
Melalui cerita yang sederhana tetapi penuh makna, "Titik Balik" berhasil menyampaikan pesan penting tentang pentingnya komunikasi dan empati di lingkungan sekolah.
Deklarasi dan Festival Literasi
Acara ini menjadi bagian dari rangkaian Festival Literasi, Numerasi, dan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil 'Alamin (P5RA). Dalam deklarasi anti-bullying, para siswa menegaskan komitmen untuk menciptakan sekolah yang ramah anak, bebas perundungan, dan nyaman untuk belajar.
Selain itu, acara ini juga memberikan penghargaan kepada siswa dengan pencapaian terbaik di bidang literasi dan numerasi. Karya-karya siswa dari berbagai kelas turut dipamerkan di halaman sekolah dan menarik perhatian masyarakat sekitar.
Dukungan untuk Gerakan Sekolah Ramah Anak
Gerakan ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi tentang bullying tidak harus selalu melalui ceramah formal. Dengan cara kreatif seperti produksi film pendek, siswa dapat lebih memahami pentingnya menjaga lingkungan belajar yang aman dan mendukung perkembangan emosional mereka.
“Kami ingin semua pihak, baik guru, siswa, maupun orang tua, berperan aktif menciptakan sekolah yang ramah anak,” tutup Noor Munajah.
Sentimen: neutral (0%)