Sentimen
Undefined (0%)
30 Nov 2024 : 17.49
Informasi Tambahan

BUMN: Baznas, PLN

Kab/Kota: Boyolali, Solo, Sukoharjo, Tanah Tinggi, Trenggalek

Dapat Bantuan Rumah, 33 Keluarga Penghuni Eks Pemakaman di Solo Menuju Sejahtera

30 Nov 2024 : 17.49 Views 8

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Dapat Bantuan Rumah, 33 Keluarga Penghuni Eks Pemakaman di Solo Menuju Sejahtera

Esposin, SOLO—Sri Hariyanti, 47 membuat mondol dengan menggunakan bubuk kayu gergaji yang dimasukkan ke dalam kantong kain di teras rumahnya, di Kampung Tinalan, Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Solo, Sabtu (23/11/2024) pukul 10.30 WIB. Sri Hariyanti merupakan salah satu penerima bantuan rumah dari Pemprov Jateng melalui Program Tuku Lemah Oleh Omah.

Mondol merupakan tonjolan yang ada di bagian belakang blangkon. Mondol berbentuk bulatan berisi kain yang menonjol sebesar telur berbentuk lonjong. Bersama suaminya, Sutarno, 50 Sri  merupakan perajin blangkon.

Sutarno dan Sri memproduksi blangkon sesuai pesanan. Mereka memiliki sejumlah pelanggan di Solo maupun luar kota. Misalkan pedagang Pasar Klewer dan pedagang dari Kabupaten Trenggalek.

Mayoritas blangkon yang diproduksi Sutarno dan Sri merupakan jenis blangkon Solo. Biasanya mereka bisa memproduksi satu kodi blangkon selama tiga hari di lantai dasar rumahnya. 

Keduanya kini semakin produktif dan bisa fokus menjaga kualitas produk blangkon yang diproduksi. Bagaimana tidak, Sutarno dan Sri Hariyanti telah mendapatkan bantuan rumah gratis dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Program Tuku Lemah Oleh Omah. Rumah itu telah dihuni Sutarno, istri, satu orang anak, dan ibu mertuanya sejak awal 2024.

Kebahagiaan keluarga tersebut semakin berkembang ketika Wali Kota Solo Teguh Prakosa Solo memberikan sertifikat tanah yang mereka tempati secara gratis pada awal September 2024 lalu.

Ada 33 keluarga yang mendapatkan program bantuan tersebut. Mereka merupakan penghuni makam setempat. Pemerintah menjalankan program pembangunan sejak 2021 dengan memindahkan badan makam lalu membangun hunian bagi warga. 

Bahkan, pemerintah berencana membangunkan workshop dan showroom bagi warga setempat. Mayoritas keluarga yang menerima bantuan rumah merupakan perajin blangkon. Workshop dan showroom diharapkan bisa lebih memberdayakan warga secara ekonomi.

Sutarno merupakan warga setempat yang menghuni pemakaman Tinalan sejak SD kelas III. Bapak Sutarno merupakan juru kunci makam lalu membangun rumah di pemakaman tersebut. Rumah itu dihuni lima orang anggota keluarga.

Rumah yang dibangun tidak rapi waktu itu karena menyesuaikan dengan kondisi lahan. Saking terbatasnya ruang, terdapat dua badan makam/ batu nisan di depan pintu rumah Sutarno. 

Sri Hariyanti, 47,tengah memproduksi mondol di Kampung Tinalan, Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Solo, Sabtu (23/11/2024). Sri Hariyanti merupakan salah satu penerima bantuan rumah dari Pemprov Jateng melalui Program Tuku Lemah Oleh Omah. (Solopos/Wahyu Prakoso)
Sri Hariyanti, 47,tengah memproduksi mondol di Kampung Tinalan, Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Solo, Sabtu (23/11/2024). Sri Hariyanti merupakan salah satu penerima bantuan rumah dari Pemprov Jateng melalui Program Tuku Lemah Oleh Omah. (Solopos/Wahyu Prakoso)

 

Sutarno mengatakan semula takut tinggal di pemakaman namun lama-lama terbiasa. Kondisi rumah keluarga Sutarno berlokasi di tengah. Ada beberapa rumah yang dibangun warga lain sehingga suasana permakanan tidak begitu menakutkan.

Cerita mistis mengenai pemakaman Tinalan kerap didengar Sutarno dari warga kampung lain. Sutarno sekali mendapatkan pengalaman mistis ketika masa reformasi. Ketika itu, warga menyimpan barang jarahan berupa peralatan elektronik di salah satu makam. Makam tersebut berlokasi di pojokan dengan pagar besi.

“Pertama saya melihat gumpalan asap putih di sela-sela pohon pisang, di sebelah kanannya ada pohon untuk memandikan jenazah. Kemudian saya melihat kepala kecil, gede, keluar ususnya kayak leak. Kemudian barang-barang tadi dipindah dari makam tersebut,” kata Sutarno sambil merinding kepada Espos.

Meskipun rumahnya dekat dengan hal gaib dan tergolong tidak layak huni, keluarga Sutarno tidak berniat mencari hunian di tempat lain. Kondisi terakhir rumah Sutarno sebelum dibongkar bocor. Sutarno bersama istri tidak bisa fokus memproduksi blangkon ketika hujan.

Laki-laki berkepala plontos tersebut kini bersyukur mendapatkan bantuan rumah berlantai dua dari Pemprov Jateng dan Pemkot Solo. Selain memberikan sertifikat tanah, Pemkot Solo juga membangun Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (Psu) menggunakan dana hibah Uni Emirat Arab (UEA).

“Sekarang lebih tenang, kerja lebih semangat. Enggak kayak dulu bingung saat hujan cari ember, banyak yang bolong-bolong atapnya. Sekarang sudah tidak kepanasan, tidak kehujanan, ada sertifikat. Rumahnya tinggal dibuat bagus saja kalau ada rejeki,” ungkap dia.

Warga lainnya, Tuginem, 68, bersyukur mendapatkan rumah beserta sertifikat dari pemerintah. Dia menghuni rumah barunya bersama anaknya, Sri Harini, 49, dan dua orang cucunya.

“Senang dapat bantuan. Meskipun harus mengeluarkan dana untuk swadaya tapi remen [gembira]. Sekarang rumahnya lebih nyaman. Kalau dulu rumah dari bambu bocor saat hujan. Kadang kebanjiran,” papar dia.

Tuginem tinggal di pemakaman sejak masih lajang bersama ibunya. Ibunya membayar kepada juru kunci makam untuk membangun rumah. Rumahnya dikelilingi batu nisan termasuk di depan pintu rumah.

“Buka pintu ada nisan. Makannya nongkrong dhuwur kijing [ketika makan duduk di atas batu nisan sekaligus untuk meja makan],” papar dia.

Tuginem menjelaskan ibunya pernah ditegur oleh ahli waris makam ketika melakukan ziarah. Juru kunci membantu keluarganya meyakinkan ahli waris supaya mendapatkan izin. Juru kunci mengatakan kasihan keluarga tersebut tidak memiliki hunian. Setelah itu ahli waris terbiasa dan meminta keluarganya menjaga makam.

Tuginem dan Harini berharap showroom yang akan dibangun bisa memberdayakan warga setempat. Harini merupakan perajin yang memproduksi congkeng. Congkeng merupakan kain bagian dalam blangkon.

Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan Kota Solo, Yoyok Darmoko, menjelaskan pembangunan Psu hampir selesai. Pemkot berencana membangun showroom untuk perajin. Waktu realisasi pembangunan menunggu kebijakan Wali Kota Solo.

“Ke depan arahnya penyelesaian workshop, showroom, fasilitas parkir untuk wisata, bisa dikoneksikan dengan kampung wisata lainnya. Kami membangun kampung tematik, kampung blangkon,” papar dia.

Pemprov Jateng telah memberikan bantuan rumah kepada 1.790 keluarga melalui Program Tuku Lemah Oleh Omah sejak 2020 sampai November 2024. Tuku Lemah Entuk Omah adalah bantuan stimulan pembangunan rumah sederhana sehat baru bagi masyarakat miskin. 

Program tersebut menggunakan metode Rumah Sistem Panel Instan (Ruspin) yang lebih efisien, tahan gempa, dan berkelanjutan. Tuku Lemah Entuk Omah merupakan salah satu program untuk mengentaskan kemiskinan di Jawa Tengah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka kemiskinan Jateng turun dalam tiga tahun terakhir namun masih berada di atas nasional. Angka kemiskinan 11,79 per Maret 2021; turun menjadi 10,93 per Maret 2022; 10,77 per Maret 2023; dan 10,47 per Maret 2024. Angka Kemiskinan nasional 9,36% per Maret 2023.

Penjabat Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana menjelaskan upaya yang dilakukan untuk menekan angka kemiskinan, antara lain meningkatkan bantuan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) dari  13.000 unit rumah pada 2023 menjadi sekitar 17.000 unit rumah pada 2024.

Selain RTLH dari APBD, kata Nana, Pemprov Jateng menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) untuk program jambanisasi. Pemprov Jateng juga menggandeng PLN untuk memberikan program listrik murah bagi warga tertentu.

“Kami juga bekerja sama dengan Baznas untuk memberikan keterampilan kepada warga serta memberikan tambahan modal bagi warga,” jelas Nana di Pendopo Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Selasa (5/11/2024) siang.

Kepala Program Studi Magister Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret (UNS), Rutiana Dwi Wahyunengseh menjelaskan Program Tuku Lemah Oleh Omah efektif untuk membantu warga.

“Namun perlu beberapa catatan kalau kasus kemiskinan khususnya di Solo. Beli tanah di Solo tidak mungkin dilakukan karena harga tanah tinggi sekali [bagi warga berpenghasilan rendah/MBR]. Tuku Lemah Oleh Omah [bagi warga Solo yang belum punya lahan dan membeli tanah untuk dibangun rumah] larinya ke Boyolali, Sukoharjo, dan daerah sekitar,” ungkap dia kepada Espos, Sabtu (30/11/2024).

Menurut dia, pemerintah daerah tujuan warga penerima Tuku Lemah Oleh Omah dari Solo mendapatkan PR mengenai tambahan data warga miskin serta membangun Psu. Pemprov Jateng harus memberikan garansi supaya tidak ada kesenjangan antarwilayah.

Dia menjelaskan angka kemiskinan Jawa Tengah di atas nasional perlu pembuktian secara berlapis. Metode penghitungan data BPS dan Kementerian Sosial (Kemensos) harus disamakan.

Rutiana memberikan contoh pemerintah pusat memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada warga miskin namun jumlah yang daftar cenderung banyak. Ada persoalan metodologis terkait angka kemiskinan, termasuk kebijakan definisi miskin.

Menurut dia, bantuan bagi warga miskin harus diberikan tepat sasaran supaya angka kemiskinan bisa turun. Bantuan Tuku Lemah Oleh Omah maupun perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) diberikan lalu dievaluasi.

“Mestinya jumlah warga yang menghuni rumah tidak layak dihuni turun. Itu saja yang dibandingkan [ketika evaluasi program], jangan dibandingkan dengan angka kemiskinan yang random,” ungkap dia. (Wahyu Prakoso)

 

 

Sentimen: neutral (0%)