Sentimen
Negatif (94%)
29 Nov 2024 : 19.55
Tokoh Terkait

Tidur di Lantai Menyebabkan Paru-paru Basah, Mitos atau Fakta?

29 Nov 2024 : 19.55 Views 25

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Nasional

Tidur di Lantai Menyebabkan Paru-paru Basah, Mitos atau Fakta?

Jakarta: Tidur di lantai terkadang sudah menjadi kebiasaan, terutama saat cuaca panas. Namun, terdapat mitos umum yang menyebutkan bahwa tidur di lantai dapat menyebabkan penyakit paru-paru basah.  Menanggapi hal ini, pakar kesehatan sekaligus influencer, dokter Tirta membantah pendapat tersebut. "Paru-paru basah disebabkan oleh infeksi, bukan karena tidur di lantai yang dingin," ujar Dokter Tirta di kanal YouTube Raditya Dika. Paru-paru secara alami memiliki cairan untuk melindunginya dan mengurangi gesekan saat bernapas. Meski tidur di lantai mungkin terasa dingin, hal itu tidak akan membuat paru-paru basah.      Efek buruk sering tidur di lantai Meski tidur di lantai tidak membahayakan paru-paru, namun ada beberapa potensi efek buruk yang perlu dipertimbangkan: 1. Nyeri punggung: Kurangnya dukungan dari kasur dapat memperburuk nyeri punggung yang sudah ada atau menyebabkan ketidaknyamanan bagi penderita nyeri sendi atau radang sendi. 2. Alergi: Semakin dekat dengan lantai berarti lebih banyak terpapar debu dan kotoran, yang dapat memicu alergi. 3. Kutu busuk: Kasur yang diletakkan langsung di lantai lebih rentan terhadap serangan kutu busuk. 4. Jamur: Kurangnya sirkulasi udara di sekitar kasur dapat menyebabkan pertumbuhan jamur. 5. Kedinginan: Orang yang sensitif terhadap dingin mungkin merasa tidak nyaman tidur di lantai. Tips tidur di lantai Jika memang harus tidur di lantai, berikut ini beberapa tips agar lebih aman dan nyaman: 1. Pastikan lantai bersih dan bebas dari halangan. 2. Gunakan beberapa lapis selimut, bantal, guling, atau bahkan kasur tipis sebagai penyangga. 3. Temukan posisi yang tepat dan paling nyaman. 4. Hindari tidur di lantai dalam durasi yang panjang/lama. Ingat, tidur di lantai bisa menyebabkan paru-paru basah hanyalah mitos. Namun, penting bagi kita untuk menyadari potensi kerugiannya dan efek dari kebiasaan tidur di lantai. (Nithania Septianingsih)

Jakarta: Tidur di lantai terkadang sudah menjadi kebiasaan, terutama saat cuaca panas. Namun, terdapat mitos umum yang menyebutkan bahwa tidur di lantai dapat menyebabkan penyakit paru-paru basah. 
 
Menanggapi hal ini, pakar kesehatan sekaligus influencer, dokter Tirta membantah pendapat tersebut. "Paru-paru basah disebabkan oleh infeksi, bukan karena tidur di lantai yang dingin," ujar Dokter Tirta di kanal YouTube Raditya Dika.
 
Paru-paru secara alami memiliki cairan untuk melindunginya dan mengurangi gesekan saat bernapas. Meski tidur di lantai mungkin terasa dingin, hal itu tidak akan membuat paru-paru basah. 
   

Efek buruk sering tidur di lantai


Meski tidur di lantai tidak membahayakan paru-paru, namun ada beberapa potensi efek buruk yang perlu dipertimbangkan:
1. Nyeri punggung: Kurangnya dukungan dari kasur dapat memperburuk nyeri punggung yang sudah ada atau menyebabkan ketidaknyamanan bagi penderita nyeri sendi atau radang sendi.
 
2. Alergi: Semakin dekat dengan lantai berarti lebih banyak terpapar debu dan kotoran, yang dapat memicu alergi.
 
3. Kutu busuk: Kasur yang diletakkan langsung di lantai lebih rentan terhadap serangan kutu busuk.
 
4. Jamur: Kurangnya sirkulasi udara di sekitar kasur dapat menyebabkan pertumbuhan jamur.
 
5. Kedinginan: Orang yang sensitif terhadap dingin mungkin merasa tidak nyaman tidur di lantai.

Tips tidur di lantai


Jika memang harus tidur di lantai, berikut ini beberapa tips agar lebih aman dan nyaman:
 
1. Pastikan lantai bersih dan bebas dari halangan.
2. Gunakan beberapa lapis selimut, bantal, guling, atau bahkan kasur tipis sebagai penyangga.
3. Temukan posisi yang tepat dan paling nyaman.
4. Hindari tidur di lantai dalam durasi yang panjang/lama.
 
Ingat, tidur di lantai bisa menyebabkan paru-paru basah hanyalah mitos. Namun, penting bagi kita untuk menyadari potensi kerugiannya dan efek dari kebiasaan tidur di lantai.
 

(Nithania Septianingsih)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(PRI)

Sentimen: negatif (94.1%)