Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Salatiga
Kasus: korupsi
Puluhan Guru PPKn di Salatiga Dapat Pelatihan Pembelajaran Berbasis Permainan
Espos.id Jenis Media: Jateng
Esposin, SALATIGA – Puluhan guru pengampu pendidikan anti korupsi atau Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dari tingkat TK, SD, dan SMP mendapatkan pelatihan game based learning.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Inspektorat Daerah Kota Salatiga itu bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi guru untuk mengajar siswanya melalui metode permainan.
Inspektur Pembantu IV Inspektorat Kota salatiga, Siti Andjajanah selaku leading sektor kegiatan pelatihan mengungkapkan maksud pelatihan game based learning adalah adalah untuk membekali guru pengampu insersi pendidikan anti korupsi agar dapat mengajar melalui game yang mudah diterima para siswa.
Diakuinya, kegiatan ini tidak berhenti di pelatihan ini saja, namun akan berlanjut di tahun 2025 berupa penilaian praktek pengajaran.
“Penyelenggaraan kegiatan pelatihan game base learning tahun 2024 dilaksanakan dalam 2 batch atau kelas, yaitu Batch pertama tanggal 28 dan 29 November 2024 sedangkan batch kedua dilaksanakan tanggal 2 dan 3 Desember 2024, dengan target peserta sebanyak 70 orang guru,” terang Siti saat pelatihan di Kantor BKPSDM Kota Salatiga, Kamis (28/11/2024).
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Salatiga Yasip Khasani memberikan apresiasi kepada segenap pegawai Inspektorat Daerah Kota Salatiga atas terselenggaranya Pelatihan Game Based Learning.
Yasip mengungkapkan bahwa game merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mengasah keterampilan otak.
“Melalui game otak kita akan terasah, utamanya untuk mengatasi konflik atau permasalahan melalui suatu kondisi atau kasus dalam permainan. Permasalahan atau konflik mengambil contoh dari kehidupan nyata dan digabungkan dengan sisi imajinasi agar semakin menarik,” kata Yasip.
Menurutnya, dalam game, siswa belajar untuk mempertimbangkan dan menghubungkan sebab akibat. Melalui game juga dapat belajar fokus dan menyadari masalah yang terlihat, serta menemukan solusi dari permasalahan tersebut.
“Segala potensi yang dimiliki game sebagai media pembelajaran, sangat memungkinkan dimanfaatkan sebagai media yang motivatif bagi siswa. Kemampuan media game untuk mempengaruhi aspek kognitif dan emosional pengguna secara bersamaan dapat menjadi sebuah kekuatan tersendiri,” ungkap Yasip.
Dijelaskan, melalui pola learning by doing diharapkan faktor kegagalan yang dialami oleh pemain dapat mendorong untuk tidak mengulangi kegagalan di tahapan selanjutnya.
Oleh sebab itu Yasip sangat menyambut baik Game-Based Learning ini sebagai salah satu bentuk inovasi dalam pembelajaran, serta solusi menghindari kejenuhan murid dalam pembelajaran di kelas.
Sentimen: neutral (0%)